Eril, Putra Ridwan Kamil, Telah Pergi, tetapi Masih Memberi Inspirasi
Doa terbaik buat almarhum Emmeril Kahn Mumtadz belum berhenti mengalir. Anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini meninggalkan pelajaran penting tentang kemanusiaan dan pentingnya peduli pada masa depan anak Indonesia.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·5 menit baca
Doa terbaik untuk almarhum Emmeril Kahn Mumtadz belum berhenti mengalir. Anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini meninggalkan pelajaran penting tentang kemanusiaan dan pentingnya peduli pada masa depan anak-anak Indonesia lainnya.
Bersama ratusan karangan bunga yang berjejer di luar pagar Gedung Pakuan, Kota Bandung, Endang (56), warga Sukajadi, sudah dua jam menanti diizinkan masuk rumah dinas Gubernur Jabar itu. Langit Bandung yang awalnya cerah saat dia tiba, Sabtu (4/6/2022) siang, perlahan berubah mendung menjelang sore. Lelah tergurat di wajah Endang.
Akan tetapi, Endang belum ingin menyerah. Bersama puluhan warga lainnya, dia membawa doa yang hendak diselipkan dalam pengajian yang diadakan untuk mengenang Emmeril Kahn Mumtadz (23). Eril, sapaan akrab Emmeril, meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Aare di Bern, Swiss, Kamis (26/5/2022).
Penantian Endang tidak sia-sia. Jelang pukul 16.00, kakak Ridwan Kamil, Erwin Muniruzaman, menghampiri Endang dan warga lainnya. Warga dipersilakan masuk meski hanya terbatas di salah satu ruangan di sayap barat Gedung Pakuan. ”Terima kasih banyak atas perhatiannya,” ujarnya.
Di ruangan khusus berukuran sekitar 100 meter persegi sudah ada ratusan catatan kecil warna-warni tertempel di dinding. Doa dan harapan terbaik untuk Eril tertulis di setiap lembarnya. Keluarga besar Ridwan Kamil yang kerap disapa Emil juga ikut didoakan agar tabah menjalani kejadian ini.
Tangan keriput Endang juga ikut mengguratkan doa di kertas berwarna kuning. Meski awalnya mengira bakal ikut pengajian bersama, ia tidak menyesal menuliskan yang terbaik untuk Eril.
Bagi dia, doa memiliki banyak cara untuk berperan bagi banyak hal sehingga tidak perlu memaksakan untuk bertemu dan bertatap muka. ”Meski hanya dengan secarik kertas pun tidak apa-apa. Yang penting, Pak Emil dan keluarga diberi ketabahan karena kehilangan anak yang disayangi,” ujarnya.
Beberapa kepala daerah, seperti Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wali Kota Bandung Yana Mulyana, lebih beruntung bisa bertemu Emil di Pakuan. Sebagai ayah, mereka merasakan kesedihan Gubernur ditinggal anak yang sangat disayang. Saat bersamaan, keduanya menilai Emil sebagai ayah yang tegar.
”Yang dihadapi Pak Gubernur dan keluarga begitu berat. Namun, melihat ketegaran dan ketabahannya, kami semua menyadari keimanan adalah penolong menghadapi cobaan,” ujar Bima.
Yana lebih personal merasakan kesedihan Emil. Salah satu anak Yana pernah bersekolah dengan Eril. ”Kami semua berdoa untuk almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Kami mendoakan sekiranya sabar, ikhlas, dan tawakal menerima takdir Allah,” ujar Yana.
Ustaz Adi Hidayat, pendakwah sekaligus guru agama keluarga besar Ridwan Kamil, menyebut doa dari berbagai penjuru negeri membuktikan Eril adalah sosok yang baik.
”Tidak semua orang yang meninggal bisa menghadirkan suasana seperti wafatnya Eri. Jadi, kami menganjurkan untuk memperbanyak kisah-kisah baik yang pernah Eril lakukan selama hidup untuk menginspirasi kita semua,” ujarnya.
Eril bersama Jabar Bergerak Zillenial, organisasi anak muda di bidang kemanusiaan dan pendidikan, tercatat melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan dan pendidikan sejak Mei 2020.
Berdiri di awal pendemi Covid-19, sukarelawan Jabar Bergerak Zillenial ikut membagikan masker hingga makanan bergizi kepada warga berbagai kalangan. Ada juga program Hayu Diajar yang menurunkan sukarelawan ke kota/kabupaten di Jabar untuk mengajar di panti asuhan atau kantong kemiskinan.
Berjarak sekitar delapan kilometer dari Pakuan, kepergian Eril menginspirasi pertemuan bertajuk ”Doa untuk Anak Kita” di NuArt Sculpture Park, Bandung Barat, Sabtu sore.
Pertemuan tokoh lintas agama, masyarakat, dan tokoh politik ini ditujukan untuk mendoakan Eril dan keluarga besar Emil hingga anak, ayah, dan ibu Indonesia lainnya yang mengalami hal serupa. Ratusan orang hadir langsung di lokasi pertemuan dan daring.
Acara ini dibuka dengan doa lintas agama dari perwakilan enam agama dan satu penghayat kepercayaan. ”Semoga Allah yang Maha Kuasa memberikan yang lebih baik bagi keluarga besar yang ditinggalkan,” kata KH Zaenal Abidin, perwakilan agama Islam.
Gubernur Jabar 2008-2018 Ahmad Heryawan bersama istrinya, anggota DPR RI, Netty Prasetiyani, juga hadir. Heryawan menyebut, kepergian Eril tidak hanya menjadi milik keluarga. Menurut dia, Eril telah menjadi milik Indonesia.
Oleh karena itu, dia berharap doa untuk Eril bisa menjadi inspirasi untuk kebaikan, terutama perdamaian antarwarga bangsa. ”Akhiri perselisihan, kebencian, hingga kalimat buruk di media sosial. Hanya dengan itu, masa depan anak Indonesia bakal lebih baik,” katanya.
Netty menyebutkan merasakan duka Atalia (Praratya), ibu dari Eril. Sebagai sesama ibu, bukan hal mudah menjalaninya. Namun, di balik peristiwa Ilahi itu, Netty percaya, kepergian Eril bisa ikut mendorong perhatian bagi masa depan anak Indonesia lainnya.
Saat ini, katanya, masih banyak anak Indonesia mengalami tengkes, hidup di garis kemiskinan, hingga diancam kekerasan. Semuanya membutuhkan kebijakan dan advokasi yang tepat dari banyak pihak. ”Mari kita tuangkan cinta untuk Eril dengan mencintai anak Indonesia,” katanya.
Anggota DPR RI lainnya, Maman Imanul Haq, mengajak semua orang menumbuhkan perhatian kepada anak sejak dari rumah sendiri. Tidak sedikit orang tua, katanya, belum memberikan perhatian sepenuhnya bagi anak-anaknya. Akibat yang ditanggung anak pun lantas tidak ringan. Ada anak Indonesia terjerat minuman keras hingga narkotika.
Maman menyebut mendapat pelajaran dari kepergian Eril. Punya hubungan dekat dengan Emil, Maman mengaku menangis saat mendengar musibah yang menimpa Eril. Dia tahu, tidak mudah bagi Emil menanggung beban kehilangan putranya.
Saat bersamaan, hal itu juga yang membuat pikirannya melayang kepada anak-anaknya. ”Saya langsung menghubungi mereka, salah satunya sedang di Mesir. Mereka bingung, saumur-umur tara nga-Wa naroskeun kabar (Seumur-umur tidak pernah mengirimkan pesan Whatsapp untuk menanyakan kabar). Eril mengingatkan saya tentang arti penting hubungan baik antara orangtua dan anaknya,” katanya.
Eril telah pergi, tetapi masih memberi inspirasi. Dia menjadi sosok harapan anak-anak Indonesia lainnya bakal semakin diperhatikan.