Perbukitan Danau Toba Kembali Terbakar, Masih Berpotensi Meluas
Perbukitan Kaldera Toba kembali terbakar di Samosir. Sejak musim kemarau pertengahan Mei sudah berulang kali kebakaran lahan terjadi. Sebagai kawasan strategis nasional, mitigasi dan penanganan sangat minim.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PANGURURAN, KOMPAS — Perbukitan yang merupakan dinding Kaldera Toba kembali terbakar di Desa Bonan Dolok, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Sejak musim kemarau pertengahan Mei, sudah berulang kali kebakaran lahan terjadi dan melahap sekitar 100 hektar lahan.
Mitigasi dan penanganan yang sangat minim membuat kebakaran hutan dan lahan di Danau Toba berulang dan tidak dapat ditangani setiap tahun. Kebakaran tahun ini pun masih sangat berpotensi meluas.
”Penanganan dan perhatian pemerintah seharusnya maksimal karena Danau Toba merupakan kawasan strategis nasional. Taman Bumi Kaldera Toba juga merupakan anggota Unesco Global Geopark,” kata pemerhati lingkungan Danau Toba, Wilmar Simandjorang, Jumat (3/6/2022).
Wilmar pun memantau langsung kebakaran yang terjadi di Desa Bonan Dolok di Bukit Barisan sisi barat Danau Toba itu. Dari Pulau Samosir, kebakaran dapat dilihat dengan jelas karena terjadi di puncak bukit.
”Danau Toba disebut sebagai kawasan strategis nasional, tetapi kebakaran hutan dan lahan saja masih ditangani dengan cara yang sangat minim. Kalau disebut kawasan strategis seharusnya ada helikopter yang siaga memadamkan api,” kata Wilmar.
Wilmar menyebut, musim kemarau baru terjadi sejak pertengahan Mei. Namun, kebakaran sudah berulang kali terjadi. Pada Minggu (29/5/2022), kebakaran hutan dan lahan pun terjadi di Kecamatan Harian Boho.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir Sarimpol Simanihuruk mengatakan, setelah mendengar ada kebakaran hutan dan lahan, mereka langsung turun ke Desa Bonan Dolok. ”Namun, kami tidak menemukan kebakaran itu. Hanya ada masyarakat yang membakar sisa batang jagung yang telah dipanen. Apinya pun sudah padam,” kata Sarimpol.
Sarimpol mengatakan, sebelumnya mereka sudah memadamkan kebakaran lahan di Desa Turpuk Malau, Kecamatan Harian Boho. Namun, potensi kebakaran hutan dan lahan masih sangat besar mengingat musim kemarau dan banyaknya lahan yang kering.
Potensi kebakaran hutan dan lahan masih sangat besar mengingat musim kemarau dan banyaknya lahan yang kering. (Sarimpol Simanihuruk)
Api di Harian Boho pun bisa dipadamkam secara manual oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Polres Samosir, dan Manggala Agni Dinas Kehutanan Sumut. Namun, pemadaman dilakukan secara manual dengan memukul-mukul ranting kayu ke api.
Mobil pemadam kebakaran pun tidak bisa menjangkau karena lahan yang sangat terjal. “Sejak musim kemarau pada pertengahan Mei, kami selalu siaga untuk memadamkan api,” kata Sarimpol.
Wilmar mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Danau Toba selalu dimulai dari pembakaran ladang masyarakat. Api pun sangat cepat merambat karena padang ilalang yang sudah mengering. Pemicu kebakaran ini seharusnya bisa diantisipasi dengan edukasi tentang mitigasi bencana kepada masyarakat.
Aspek mitigasi dan konservasi ini juga menjadi rekomendasi dari Dewan Geopark Global UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa). Rekomendasi disampaikan saat menetapkan Taman Bumi Kaldera Toba sebagai anggota Global Geopark Network pada 16 Juli 2020. Keanggotaan itu pun akan dievaluasi pada 2024 dan penilaian akan dimulai tahun depan.
Koordinator Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark Ombang Siboro mengatakan, selain ancaman kebakaran, yang patut menjadi perhatian adalah penyadapan pinus yang marak di lereng-lereng Toba selama lima tahun terakhir. Pada akhirnya pinus-pinus itu akan mati. Kondisi itu dikhawatirkan membuat lereng-lereng Toba semakin rentan karena tidak terlindungi tegakan pinus lagi (Kompas.id, 30 Mei 2022).
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan menyampaikan hujan masih berpotensi terjadi di wilayah Samosir dan sekitarnya. Pada peringatan dini cuaca di Sumut yang dikeluarkannya, disampaikan bahwa pada Jumat (3/6/2022) pukul 20.00-23.00 wilayah Samosir dan sekitarnya masuk dalam daerah berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai kilatan/petir dan angin kencang.