Naik Heli, Gubernur Sulsel Ikut Cari Penumpang Hilang di Selat Makassar
Berbagai upaya dilakukan untuk mencari korban KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Selat Makassar. Kapal ikan ini disebut tak melapor saat datang dan berangkat dari Pelabuhan Paotere, Makassar.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pencarian 26 korban KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di perairan Selat Makassar terus dilanjutkan. Selain kapal SAR, pemantauan via heli juga dilakukan di atas perairan yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kapal. Namun, hingga kini pencarian belum membuahkan hasil.
Pemantauan via heli dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan A Sudirman Sulaiman bersama Pangkoopsud II Marsda TNI Minggit Tribowo dan Kaskoopsud II Marsma TNI DJhon Amarul, Minggu (29/5/2022). Turut juga Kepala Kantor SAR Sulsel Djunaidi, Mayor (Inf) Sarman, Danyonif Raider 700/WYC yang wewakili Pangdam XIV/Hasanuddin, serta Kalaksa BPBD Sulsel M Firda. Mereka menggunakan Helly H-3211 Super Puma.
”Upaya pencarian sudah dilakukan oleh Basarnas. Hari ini kami bersama dengan TNI AU membantu pencarian lewat udara sehingga bisa memantau lebih luas,” kata Djunaidi.
Helikopter H-3211 Super Puma dengan lima kru dari TNI AU berangkat dari Lanud Hasanuddin pukul 08.15 Wita dengan ketinggian pencarian di bawah 10.000 kaki. Lama pencarian sekitar 1 jam 45 menit. Saat pencarian, cuaca cukup baik dengan langit cerah dan air laut tenang.
Gubernur Sulsel A Sudirman mengatakan, upaya pencarian akan dilakukan secara maksimal. Selain kapal SAR dan heli, kapal-kapal nelayan dan kapal motor jenis lain yang melintas di perairan ini diminta turut mencari keberadaan penumpang.
”Kita masih melakukan pencarian, beberapa pulau kita deteksi dan kapal nelayan juga di sekitarnya kita pantau cukup banyak. Kita sudah gerakkan kapal-kapal menengah ke atas dan kecil untuk membantu pencarian. Intinya, kita bergotong royong, bersama TNI AU, TNI AL, Polri, Basarnas, BPBD, serta dibantu kapal nelayan. Insya Allah, mudah-mudahan sinergi bersama ini ada hasilnya,” katanya.
Sementara itu, sebanyak 10 korban selamat yang dievakuasi oleh TB Max dan TB Cipta diturunkan di Takalar, Sabtu petang. Saat ini, ke-10 korban selamat tengah berada di Kabupaten Pangkep. Petugas kesehatan setempat akan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
Sebelumnya, KM Ladang Pertiwi berangkat dari Pelabuham Paotere, Makassar, pada Rabu(25/5/2022). Sedianya kapal ini akan berangkat ke Pulau Liukang Kalmas dengan rute menyinggahi beberapa pulau, seperti Pulau Pemantauan, Pulau Masalima, Pulau Salirian, dan Pulau Pamalikan. Waktu tempuh perjalanan ke Liukang Kalmas berkisar 18-20 jam.
Pada Kamis sekitar pukul 03.30 Wita, kapal ini mengalami naas akibat cuaca buruk. Dilaporkan pula saat bersamaan bahan bakar kapal habis. Kapal ini kemudian tenggelam. Pihak SAR baru mendapat informasi pada Sabtu.
Sebanyak 17 penumpang diselamatkan oleh tiga kapal yang melintas pada Jumat (27/5/2022). Awalnya, kapal TB Sabang yang dalam perjalanan ke Banjarmasin menemukan dan menyelamatkan tujuh korban selamat. Setelah itu, kapal ini berhasil melakukan kontak dengan kapal TB Max dan TB Cipta yang berlayar menuju Morowali dan menyampaikan informasi tentang KM Ladang Pertiwi yang tenggelam.
Kedua kapal ini kemudian menyelamatkan 10 korban lainnya. Jumlah pasti penumpang kapal masih simpang siur. Pihak SAR menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterima, jumlah penumpang adalah 42. Namun, informasi lain menyebut 50 orang, bahkan 60-an penumpang.
Kepada wartawan, Nufrizal Atmakaesa, Koordinator Syahbandar Peotere mengatakan, KM Ladang Pertiwi bukan kapal penumpang, melainkan kapal ikan. Kapal ini disebut tak melapor saat datang ataupun berangkat. Pihak Syahbandar Paotere juga mengatakan tak tahu-menahu tentang kapal ini yang mengangkut penumpang.