Oktober 2022, Makassar-Barru Dihubungkan Jalur Kereta
Sempat terhambat pembebasan lahan, proyek KA Trans-Sulawesi terus berlanjut. Beroperasinya KA ini nantinya diharapkan menumbuhkan kawasan ekonomi baru.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menarget proyek Kereta Api Makassar-Barru segera rampung dan bisa beroperasi Oktober tahun ini. Selain untuk barang, kereta api ini nantinya juga jadi angkutan penumpang dan wisata.
Hal ini dikatakan Menhub saat meninjau proyek KA Makassar-Barru, Sabtu (28/6/2022). Jalur KA ini adalah bagian dari proyek KA Makassar-Parepare. Proyek ini masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional yang pemasangan relnya sudah dimulai sejak 2015. Proyek ini sempat terhambat persoalan pembebasan lahan.
”Setelah dua tahun pandemi, ternyata perkembangan dari pembangunan proyek ini sangat signifikan. Direncanakan Oktober keretanya mulai beroperasi,” ujar Menhub di Pelabuhan Garongkong.
Menhub mengatakan, dari tiga target utama penyelesaian proyek KA Makassar-Parepare, target pertama yang akan diselesaikan adalah jalur Maros-Barru sepanjang 71 kilometer. Jalur ini akan melalui delapan stasiun. Oktober mendatang, jalur ini akan melayani angkutan penumpang perintis dari Stasiun Maros ke Stasiun Barru.
Menhub mengatakan, selain sebagai angkutan penumpang perintis, kereta ini juga akan difungsikan sebagai kereta wisata menuju sejumlah objek wisata potensial, seperti di daerah Kabupaten Barru dan desa wisata Rammang-Rammang, Maros.
”Saya mendorong pemda bersama stakeholder pariwisata mengembangkan wisata di sini, mulai dari kuliner, juga pemandangan gunung, sawah, dan laut yang indah. Sebagai angkutan logistik dan barang, kereta ini dibutuhkan untuk mengangkut komoditas batubara, semen, dan lainnya menuju Pelabuhan Garongkong. Dengan kolaborasi KA penumpang dan barang ini diharapkan jalur ini akan produktif dan mampu menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di daerah Sulsel,” tuturnya.
Menhub menambahkan, nantinya setelah jalur Maros-Barru tuntas, target kedua adalah menyelesaikan jalur KA yang menghubungkan ke Pelabuhan Garongkong dan pabrik Semen Tonasa (Maros-Pangkep-Barru). Ini untuk melayani angkutan KA logistik serta perpanjangan jalur KA dari Stasiun Maros ke Stasiun Mandai, Makassar, yang ditargetkan selesai Maret 2023.
Adapun target ketiga, melanjutkan pembangunan jalur KA dari Stasiun Garongkong, Barru, ke Stasiun Pallanro yang masih di kabupaten sama. Penambahan ini akan membuat panjang lintasan menjadi lebih kurang 110 kilometer, yang membentang dari Stasiun Mandai sampai ke Stasiun Pallanro.
Ditargetkan jalur ini akan beroperasi pada triwulan II-2024. Jalur Makassar-Parepare memiliki total panjang 144 kilometer. Artinya, jika jalur Mandai-Palanro sepanjang 110 kilometer tuntas, masih tersisa 34 kilometer dari Palanro ke Parepare.
Sebelumnya, pada Jumat (27/5/2022) malam, dalam pertemuan antara Menhub dan Gubernur Sulsel A Sudirman Sulaiman dan sejumlah bupati, persoalan lahan yang sempat menghambat turut dibahas.
Bupati Pangkep Yusran Lalogau dan Bupati Maros Chaidir Syam yang hadir dalam pertemuan memastikan masalah lahan sudah tuntas. “Untuk Kabupaten Pangkep sudah 100 persen pembebasan lahannya. Tinggal lahan milik pemerintah yang nanti akan diserahkan ke Balai Perkeretapian. Segera saya serahkan pada balai untuk ditindaklanjuti. Jadi, aset-aset pemda, khusunya di kabupaten kami, sudah terselesaikan semua,” kata Yusran.
Saat kunjungan di Barru, Menhub meninjau Stasiun Tenate Rilau menggunakan kereta inspeksi Kementerian Perhubungan menuju Stasiun Pelabuhan Garongkong. Ikut dalam rombongan, antara lain, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan Bupati Kabupaten Barru Suardi Saleh.