Mekar Harapan di Desa Karang Mekar Perbatasan Kalsel-Kalteng
Sentuhan kebersamaan mengatasi buruknya akses dan infrastruktur desa di perbatasan wilayah Kalimantan Selatan melegakan warga. Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa itu turut membuka keterbatasan.
Keterbatasan akses dan infrastruktur masih menjadi persoalan desa di perbatasan wilayah Kalimantan Selatan. Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa Ke-113 tahun 2022 dengan memperbaiki jalan becek turut mengubah kondisi desa menjadi lebih baik, yang secara perlahan turut melepas belenggu keterbatasan.
Gazali Rahman (42), warga Desa Karang Mekar, berhenti mengayuh sepedanya, lalu menepi, Selasa (24/5/2022). Di bawah sebatang pohon yang cukup rindang, ia berteduh. Peluh membasahi wajahnya dan napasnya tersengal-sengal. ”Tarik napas dulu,” ujarnya lirih sambil memperbaiki posisi karung putih di boncengan sepedanya.
Di bawah terik matahari siang itu, Gazali dalam perjalanan pulang dari Desa Lupak Timur, Kecamatan Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menuju rumahnya di Desa Karang Mekar, Kecamatan Mekarsari, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Ia beristirahat setelah melewati perbatasan wilayah dua provinsi dan sekitar 500 meter lagi dari rumahnya.
”Tadi, ulun (saya) membeli beras 20 liter ke desa sebelah. Sebulan biasanya dua kali membeli beras ke sana untuk makan kami tiga anak-beranak di rumah,” tuturnya.
Kalau jalan sudah bagus, pembeli dari luar juga enak masuk ke desa kami (Abdillah Ansari).
Gazali mengaku selalu membeli beras ke Lupak Timur karena jaraknya lebih dekat, hanya 3 kilometer dari rumahnya. Kalau mau membeli beras ke Mekarsari, ia harus menempuh jarak 6 km. Jalan yang harus dilewati sama-sama masih berupa jalan tanah dan berlubang-lubang.
”Kalau musim hujan, jalannya becek benar. Susah sekali dilewati kalau kita pakai sepeda ataupun sepeda motor,” katanya.
Sekretaris Desa Karang Mekar Abdillah Ansari membenarkan kondisi jalan di wilayah desanya sangat jelek, terlebih pada musim hujan. Hal itu sangat menyulitkan warga setempat, terutama dalam mengangkut hasil pertanian dan perkebunan dari sawah maupun kebun ke rumah, serta menjualnya ke pasar. ”Desa kami merupakan penghasil padi, karet, dan sawit,” katanya.
Dari 378 keluarga yang tinggal di Karang Mekar, ungkap Ansari, sekitar 90 persen di antaranya petani. Karena itu, jalan yang layak sangat dibutuhkan masyarakat untuk menunjang kegiatan pertanian, perekonomian, dan berbagai kegiatan sehari-hari. ”Kalau jalan sudah bagus, pembeli dari luar juga enak masuk ke desa kami,” ujarnya.
Desa Karang Mekar berjarak lebih kurang 8 kilometer dari pusat Kecamatan Mekarsari atau sekitar 60 km dari Kota Banjarmasin jika melewati Jembatan Barito. Sebagian warga masih sering melewati penyeberangan feri Sungai Barito dari Dermaga Tamban, Barito Kuala ke Dermaga Banjar Raya, Kota Banjarmasin karena bisa memangkas waktu tempuh sekitar 30 menit.
Baca juga: TMMD Perbaiki Akses Desa di Perbatasan Kalsel
Ansari mengatakan, jalan yang melintasi Karang Mekar sejatinya adalah jalan kabupaten. Namun, jalan itu sudah lama tidak tersentuh perbaikan. Jalan sepanjang 6 km hingga perbatasan dengan wilayah Kalteng masih berupa jalan tanah, berlubang-lubang, dan miring. Jalannya juga sempit dan tidak muat untuk mobil berpapasan.
Namun, sejak kegiatan TMMD dimulai pada 11 Mei 2022, jalan yang rusak parah ditimbun batu sehingga jalannya lebih nyaman dilewati. Prajurit TNI bersama warga bergotong-royong memperbaikinya. ”Kami sangat berharap agar jalan yang sudah diperbaiki ini dapat ditingkatkan lagi. Tidak hanya pengerasan seperti ini, tetapi bisa diaspal seperti jalan di kota,” tuturnya.
Membantu masyarakat
Menurut Ansari, program TMMD sangat membantu masyarakat Desa Karang Mekar dan sekitarnya. Hasil ataupun manfaatnya tidak hanya dirasakan warga Kalsel, tetapi dirasakan juga warga Kalteng. ”Desa kami berada di perbatasan sehingga yang merasakan jalan bagus ini tak hanya warga desa kami, tetapi juga warga desa tetangga dari Kalteng saat menuju ke Banjarmasin,” katanya.
Program TMMD Ke-113 di Karang Mekar dari 11 Mei hingga 9 Juni 2022 tidak hanya memperbaiki jalan, tetapi juga memperbaiki masjid, pos keamanan lingkungan (kamling), dan membuat kamar kecil. Semua itu sangat bermanfaat bagi warga. ”Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada TNI Angkatan Darat karena telah melaksanakan program TMMD ke-113 di desa kami,” ucap Ansari.
Amruni (66), tokoh masyarakat Karang Mekar sekaligus marbut Masjid Jami’ Asshulaha, mengatakan senang melihat kondisi masjid terbesar di desanya sudah direhab. Dinding, atap, dan plafonnya yang rusak sudah diperbaiki dan dicat, sehingga tidak lagi bocor saat hujan. Toilet dan tempat berwudhu juga dibuatkan sehingga jemaah tidak perlu lagi berwudhu di sungai kecil depan masjid.
Baca juga: Budidaya Ikan dalam Ember Dikembangkan di Desa Sasaran TMMD
Masjid Jami’ Asshulaha berukuran 17 x 17 meter terlihat megah setelah dipoles kembali dengan cat hijau. Cat yang sama juga diaplikasikan pada bangunan pos kamling. Menurut Amruni, Masjid Jami’ Asshulaha dapat menampung sekitar 300 jemaah. Masjid dibangun tahun 1969 dengan dana swadaya masyarakat, lalu beberapa kali direhab secara swadaya oleh masyarakat setempat.
”Masjid Jami’ Asshulaha terakhir direhab tahun 1981. Wajar saja kalau kondisinya sudah tidak bagus lagi. Namun, adanya program TMMD membuat masjid kami terlihat seperti baru lagi dan tidak kalah bagus dengan masjid-masjid di tempat lain,” tuturnya.
Bintara Pembina Desa atau Babinsa Karang Mekar Komando Rayon Militer 10/Tamban Sersan Dua (Serda) Sumardi menyampaikan, banyak keluhan dari warga desa soal kondisi jalan dan masjid selama dua tahun ia bertugas di Karang Mekar. Ia bahkan merasakan sendiri betapa sulitnya menembus desa tersebut saat musim hujan.
”Akses jalan ke Desa Karang Mekar memang masih sulit dilalui, terlebih saat hujan. Jalannya sangat becek. Saya yang pakai sepeda motor trail saja kesulitan lewat, apalagi warga yang kebanyakan pakai motor bebek dan motor matic,” katanya.
Sumardi turut senang karena Karang Mekar diprioritaskan dalam program TMMD ke-113. Program itu menjadi jawaban atas keluhan serta harapan warga Karang Mekar selama beberapa tahun terakhir. ”Pengerasan jalan ini setidaknya membuat warga tidak lagi melewati jalan becek saat musim hujan,” ujarnya.
Komandan Kodim 1005/Barito Kuala Letnan Kolonel (Arm) Ari Priyudono menjelaskan, sasaran fisik utama TMMD ke-113 di Desa Karang Mekar adalah pengerasan jalan sepanjang 1.250 meter dengan lebar 3 meter dan tinggi 15 sentimeter, pengerasan jalan sepanjang 1.750 meter dengan lebar 3 meter dan tinggi 10 cm, serta pekerjaan meratakan jalan (levelling) sepanjang 1.450 meter.
Sasaran fisik tambahan, yaitu pembuatan tiga unit WC dan dua unit pos kamling, serta merehab tiga bangunan masjid. Di samping itu, ada pula sasaran nonfisik berupa penyuluhan pertanian, kesehatan (tengkes, penyakit tidak menular), keamanan dan ketertiban masyarakat, narkoba, keluarga berencana (KB), serta sosialisasi rekrutmen TNI dan kegiatan bakti sosial.
”Desa Karang Mekar merupakan salah satu desa tertinggal dan terjauh dari pusat kota. Kegiatan TMMD diharapkan dapat membantu masyarakat di sana, terutama dalam memperlancar transportasi antardesa dan antarkabupaten, pengangkutan hasil pertanian dan logistik, serta tidak kalah pentingnya sebagai jalan pendekat apabila terjadi bencana alam,” katanya.
Bergotong royong
Menurut Ari, personel yang dilibatkan dalam kegiatan TMMD ke-113 sebanyak 150 orang, terdiri atas tim teknis, tim pelayanan kesehatan, tim penyuluh, personel Kodam VI/Mulawarman, Korem 101/Antasari, Kodim 1005/Barito Kuala, Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Detasemen Zeni Tempur 8/Gawi Manuntung, Pangkalan TNI Angkatan Laut Banjarmasin, Pangkalan TNI Angkatan Udara Sjamsudin Noor, Kepolisian Resor Barito Kuala, serta masyarakat Desa Karang Mekar.
”Warga bersama anggota satuan tugas TMMD selalu bergotong royong untuk setiap pekerjaan sehingga seberat apa pun pekerjaan terasa ringan. Saya bangga karena semua anggota bekerja penuh semangat dan disiplin demi pengabdian kepada rakyat. Saya yakin semua pekerjaan akan selesai dan membawa manfaat besar bagi masyarakat,” tuturnya.
Ketua Tim Pengawas Evaluasi dari Staf Teritorial Angkatan Darat Kolonel (Kav) Sugi Mulyanto saat meninjau pelaksanaan TMMD Ke-113 di Desa Karang Mekar, Rabu (18/5/2022), mengatakan, TMMD bertujuan membantu percepatan pembangunan di daerah, mengatasi kesulitan rakyat, serta sebagai sarana untuk mempererat kemanunggalan TNI dengan rakyat.
”Sasaran TMMD dipilih berdasarkan skala prioritas. Sasaran itu kemudian diteliti dan dipadukan dengan program daerah, lalu dilaksanakan agar hasilnya dapat dimanfaatkan semua komponen masyarakat,” ujarnya.
Sugi mengingatkan, prajurit TNI, Polri, dan pemerintah senantiasa memupuk semangat gotong royong dan memelihara kemanunggalan TNI dengan rakyat agar TMMD ke-113 berjalan lancar. ”Tingkatkan juga kepedulian untuk merawat hasil TMMD agar masyarakat bisa memanfaatkan hasilnya dalam jangka waktu yang panjang,” katanya.
Program TMMD Ke-113 tahun 2022 pada akhirnya membuat Desa Karang Mekar lepas dari belenggu keterbatasan akses dan infrastruktur. Harapan pun mekar di sana. Bangunan masjid dan pos kamling juga bersolek hijau seperti hijaunya hamparan tanaman padi, karet, dan kelapa sawit di desa itu.