Produk Kreatif Surakarta Unjuk Gigi dalam Pameran ”Java in Paris”
Sejumlah produk kreatif asal Kota Surakarta, Jawa Tengah, akan dipamerkan di BHV Marais, salah satu pusat perbelanjaan tertua di Paris, Perancis. Produk yang dibawa telah dikurasi, mulai dari busana hingga kerajinan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sejumlah produk kreatif asal Kota Surakarta, Jawa Tengah, akan unjuk gigi di pusat perbelanjaan Kota Paris, Perancis. Langkah itu menjadi upaya promosi hasil karya anak bangsa berunsur budaya ke publik internasional. Ajang ini diharapkan memicu ekspor produk kreatif unggulan pemacu ekonomi daerah.
Produk kreatif tersebut, mulai dari sektor busana, alat rumah tangga, dekorasi rumah, kesenian, hingga kerajinan tangan. Menurut rencana, produk-produk itu dipamerkan dalam acara bertajuk ”Java in Paris” yang digelar di BHV Marais, Paris, Perancis, 8 Juni-17 Juli 2022. Lokasi penyelenggaraan merupakan salah satu pusat perbelanjaan tertua di Paris yang berusia sekitar 160 tahun.
”Tempat itu adalah pusat perbelanjaan yang menjadi tujuan dari orang-orang Paris. Kami ingin sekali mempromosikan Indonesia, khususnya Kota Surakarta, di sana. Utamanya produk-produk kreatif yang dibuat di kota ini,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (24/5/2022).
Gibran memastikan, produk kreatif yang dibawa hasil karya anak bangsa. Semuanya juga berkualitas karena sudah melalui proses kurasi. Pelaku usaha dari skala kecil hingga yang sudah mapan dilibatkan dalam ajang tersebut. Dia mencontohkan, untuk produk batik yang akan dibawa memiliki harga mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 20 juta.
”Produknya ada semua. Ada yang murah ada yang mahal. Untuk yang mahal, kami juga bisa menjelaskan kenapa itu menjadi mahal. Cerita di balik produk ini yang perlu diketahui banyak orang sehingga membuatnya punya nilai tambah,” kata Gibran.
Menurut Gibran, ajang tersebut bakal mendorong geliat ekonomi daerah. Pasalnya, produk-produk kreatif tersebut akan semakin dikenal banyak orang, khususnya publik internasional yang mempunyai ketertarikan tinggi terhadap budaya Indonesia. Aktivitas ekspor juga berpotensi terjadi apabila produk-produk yang dipamerkan tersebut memikat konsumen mancanegara.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handika Jahja mengatakan, sebagian peserta pameran merupakan pelaku usaha yang juga terlibat dalam Kampus UMKM Ekspor Shopee di Kota Surakarta. Institusi tersebut telah berdiri sejak setahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, sudah dihasilkan 10.000 eksportir dari kota tersebut. Diadakannya pameran itu, menurut dia, menjadi cara membawa produk kreatif lokal mencuri perhatian di kancah dunia.
Handika menjelaskan, unsur budaya lebih ditonjolkan dalam ajang pameran tersebut. Untuk itu, pihaknya bakal membawa produk-produk yang mencerminkan unsur budaya Indonesia. Sisi penceritaan produk diperkuat guna menambah daya tarik calon konsumen atas produk yang dipamerkan.
”Saya harap kami bisa memperkenalkan budaya Indonesia ke luar. Khususnya kepada masyarakat Paris. Kami juga ingin menunjukkan kualitas karya kreatif dari UMKM dan produk lokal ini supaya bisa maju ke pasar dunia lebih kuat,” kata Handika.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyampaikan, kota Paris sengaja dipilih sebagai lokasi pameran karena merupakan pusat mode dunia. Di sisi lain, ketertarikan publik Paris terhadap budaya-budaya Indonesia juga tergolong tinggi. Hal itu mendorong diprioritaskannya produk-produk kreatif yang kental nuansa budaya.
”Kita tahu behaviour-nya orang Eropa. Ketika membeli barang, itu harus punya cerita yang kuat. Dan, kami percaya, produk kreatif asal Kota Surakarta mempunyai kearifan lokal yang unik. Selain itu, juga punya latar belakang budaya yang kuat. Jadi ini yang paling efektif,” kata Radynal.