Pesparani Nasional Bakal Mendorong Tingkat Hunian Kamar Hotel di NTT
Tingkat hunian kamar hotel di Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang, bakal terdongkrak naik dengan adanya kegiatan Pesparani tingkat provinsi dan nasional.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Tingkat hunian kamar hotel di Nusa Tenggara Timur mengalami kenaikan 14 persen per April 2022. Jumlah ini bakal terus meningkat pada pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik atau Pesparani tingkat provinsi pada Juli 2022 dan Pesparani nasional bulan Oktober 2022.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah NTT sedang menyiapkan aplikasi Ini Sa untuk pemesanan hotel, restoran, dan produk-produk lain khas NTT.
Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Sertifikasi PHRI NTT Leo Arakian di Kupang, Selasa (24/5/5/2022), mengatakan, laporan Badan Pusat Statistik NTT per April 2022, antara lain, menyebutkan tingkat hunian kamar hotel di provinsi ini naik 14 persen. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan dengan periode sama tahun 2021 yang hanya 4 persen.
Tingkat hunian kamar hotel bakal terus meningkat dengan penyelenggaraan sejumlah kegiatan yang melibatkan tamu-tamu dari luar seperti pertemuan G20 di Labuan Bajo dan Pesparani tingkat provinsi pada Juli dan nasional Oktober 2022.
”Khusus Pesparani diprediksi lebih dari 1.190 tamu bakal menempati kamar-kamar hotel di Kota Kupang dan sekitarnya,” kata Arakian.
Jumlah penginapan di NTT mulai dari homestay, losmen, sampai dengan hotel berbintang sekitar 643 unit tersebar di 22 kabupaten/kota. Kupang menempati urutan pertama dengan 119 unit penginapan, menyusul Maumere 76 penginapan, Labuan Bajo 65 unit, Ende sebanyak 43 unit, dan kabupaten dengan jumlah penginapan terkecil, yakni Sabu Raijua, sebanyak 11 penginapan.
PHRI telah menyurati pengelola hotel dan restoran di Kota Kupang agar menyiapkan sarana dan prasarana hotel secara memadai menjelang pelaksanaan Pesparani Provinsi NTT, Juli 2022, dan Pesparani nasional Oktober 2022.
Diprioritaskan
Setiap keperluan tamu mesti diprioritaskan ketimbang mencari keuntungan melalui kehadiran tamu-tamu itu. Jika pelayanan diprioritaskan, hal itu memberikan dampak positif bagi para calon tamu lain yang hendak berkunjung ke NTT, khususnya Kota Kupang.
Setiap penginapan wajib menyediakan kafe, restoran, kuliner lokal lain, obyek wisata sekitar, dan room service bagi perempuan, anak-anak, dan kalangan lansia. Ini didukung dengan sikap ramah dan murah senyum para karyawan hotel. Tamu harus merasa betah dan aman selama berada di hotel itu.
Selama dua tahun berturut-turut, semua hotel nyaris kolaps akibat pandemi Covid-19, terutama jenis hotel melati dan losmen. (Gaspar Tangi)
Setiap tamu sebaiknya dijemput dari titik kedatangan seperti bandara, terminal darat, dan pelabuhan menuju penginapan, kemudian diantar pulang ke titik transportasi lanjutan menuju tempat tujuan. Pelayanan seperti ini untuk memberikan kesan positif dari para tamu yang datang.
Gaspar Tangi (38), karyawan salah satu hotel di Kupang, mengatakan, tidak semua hotel di Kupang memiliki restoran, tempat kuliner, ruang pameran, dan mobil antar-jemput terutama kategori hotel melati,
homestay,
dan losmen. Ketentuan tersebut hanya bisa dipenuhi hotel-hotel jenis bintang.
”Selama dua tahun berturut-turut, semua hotel nyaris kolaps akibat pandemi Covid-19 terutama jenis hotel melati dan losmen,” katanya.
Ia mengaku belum ada informasi dari panitia Pesparani ataupun PHRI NTT soal tamu-tamu yang bakal menginap di hotel itu. Ia mengusulkan, sebaiknya semua hotel di Kupang kebagian tamu yang berjumlah ribuan itu. Tetapi, ini pun sangat bergantung pada pilihan tamu-tamu yang datang. Jika ada pesanan kamar hotel lebih awal, pengelola hotel lebih siap.
Sejak pandemi Covid-19, Maret 2020, sebagian hotel merumahkan karyawan hotel, bahkan beberapa hotel melati ditutup karena tidak ada tamu. Kini hotel-hotel itu mulai berbenah setelah pemerintah melonggarkan protokol kesehatan dan kasus Covid-19 di Kota Kupang sudah melandai, bahkan nyaris hilang.
Mengenai aplikasi Ini Sa, Gaspar berharap semua penginapan mulai dari homestay sampai hotel berbintang yang tersebar di 22 kabupaten/kota didaftarkan. ”Jangan hanya hotel berbintang yang terdaftar di dalam aplikasi itu,” ujarnya.