World Surf League di Pantai G-Land Banyuwangi di Depan Mata
Atlet selancar dari sejumlah negara akan beraksi dalam kejuaraan selancar dunia, World Surf League, di Pantai G-Land Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Dalam hitungan jari, sejumlah peselancar dari beberapa negara akan beraksi di Banyuwangi, Jawa Timur. Persiapan pelaksanaan Liga Selancar Dunia atau World Surf League di Pantai G-Land atau Plengkung di Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu pun terus dirampungkan.
Sejumlah atlet selancar dari beberapa negara juga sudah mulai berdatangan, antara lain dari Australia, Hawaii, Kosta Rika, dan Brasil. Sedangkan atlet lain berasal dari Jepang, Perancis, Amerika Serikat, dan Portugal.
Kegiatan World Surfing League (WSL) yang berlangsung 27 Mei-6 Juni itu diikuti 24 atlet putra dan 12 atlet putri. Dari Indonesia hanya satu atlet yang akan berlaga, yakni Rio Waida.
Salah satu persiapan yang tengah disebut adalah pembuatan venue untuk acara pembukaan di G-Land dan Jugde Tower, baik yang ada di lepas pantai maupun di darat. Persiapan tidak hanya di Pantai G-Land, tetapi juga Pantai Pancur yang akan menjadi lokasi menonton bareng melalui layar bagi masyarakat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, ketika meninjau persiapan WSL, Senin (23/5/2022), mengatakan, pihaknya optimistis persiapan segera rampung dan pelaksanaan WSL bisa dilaksanakan sesuai jadwal.
”Kita terus kontrol persiapannya, insya Allah nanti judge tower yang di laut sudah bisa diselesaikan. Yang di darat juga tengah disiapkan, Insya Allah jadi,” ujarnya kepada Kompas di Pantai G-Land.
Menurut Ipuk, kegiatan sport tourism bertaraf internasional ini diharapkan memiliki efek positif. WSL diharapkan bisa menjadi ajang promosi yang efektif bagi Banyuwangi khususnya dan Indonesia pada umumnya. Apalagi pariwisata di Banyuwangi sedang bergeliat pascapandemi.
”Pascapandemi kita mulai memunculkan wisata sebagai ikon pendobrak pertumbuhan ekonomi. Apalagi ini dilakukan di taman nasional, jadi tidak hanya membawa dampak pada sisi olahraganya saja, tetapi juga bagi Taman Nasional, bagi kondisi (konservasi) alam,” ucapnya.
Dari hasil perbincangan dengan atlet selancar, Ipuk mengatakan mereka terkesan dan senang bisa berlaga di Banyuwangi. Sejumlah dukungan pun digulirkan pemerintah kabupaten, mulai dari gelaran pra-kegiatan, seperti coaching clinic selancar, pelibatan pelaku usaha kecil dan menengah, penghijauan, serta bersih-bersih melibatkan Sungai Watch.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Seluruh Indonesia Tipi Jabrik mengatakan, setiap hari ada progres signifikan terkait persiapan WSL.
”Kita yakin dengan semua progres. Untuk event dunia sebesar ini, semua pihak pasti akan memberikan kontribusi, baik itu pemerintah daerah maupun pihak lain, kepolisian, imigrasi, dan lainnya,” katanya.
Mengenai kondisi cuaca dan ombak, Tipi mengatakan kondisi gelombang mendukung. Pihaknya memprediksi tanggal 28 Mei laga sudah bisa dilakukan dari total 10 hari tunggu (waiting period). Menurut rencana, tanggal 27 Mei diselenggarakan acara pembukaan.
”Kalau masalah angin, cuaca, dan lainnya tidak perlu khawatir karena kita sudah mulai masuk musim kemarau. Kalau hujan dan masalah nonteknis kayaknya kecil,” ucapnya.
Mengenai atlet yang akan berlaga, Tipi mengatakan mereka adalah atlet-atlet yang telah mengikuti kualifikasi tahun 2021 untuk masuk ke event 2022.
”Dari Indonesia hanya satu orang yang mendapat wild card. Untuk bisa lolos ke Grand Slam world tour ini sangat susah. Dari 1.000 orang yang bercita-cita untuk bisa masuk ke world tour ini yang terpilih hanya 34 orang dan yang tersaring hanya 24 orang sekarang,” ujarnya.
G-Land sendiri memiliki ombak kiri terbaik di dunia. Menurut Tipi, ombak serupa bisa dijumpai di Fiji, Tahiti, dan Hawai. ”G-Land ini salah satu ombak terbaik di dunia karena panjangnya dan terowongannya,” pungkasnya.
Adapun Pihak Taman Nasional Alas Purwo menyatakan berusaha menyukseskan event internasional ini. Kepala Suksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Alas Purwo, Probo Wresni Adji, mengatakan, untuk keamanan ada tiga ring yang dipersiapkan, yakni di Rowobendo, Pancur, dan G-Land.
Untuk pengamanan, Taman Nasional Alas Purwo juga melibatkan pihak lain, mulai dari TNI, Polri, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Untuk mendukung fasilitas lainnya, perusahaan listrik negara dan perusahaan telekomunikasi juga ikut memberikan dukungan.
Dari sisi penginapan, ada empat penginapan di wilayah G-Land, tetapi kondisinya sudah penuh terpesan oleh atlet, official, dan pihak pendukung lainnya. ”Beberapa homestay di sekitar Alas Purwo juga banyak yang sudah terpesan. Event ini memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar,” ucapnya. (WER)