Sejumlah atlet selancar dari beberapa negara mulai berdatangan, antara lain dari Australia, Hawaii, Kosta Rika, dan Brasil.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Persiapan pelaksanaan Liga Selancar Dunia atau World Surf League di Pantai G-Land atau Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus dirampungkan. Acara ini diharapkan menjadi salah satu titik tolak kebangkitan wisata olahraga di Indonesia
Sejumlah atlet selancar dari beberapa negara mulai berdatangan, antara lain dari Australia, Hawaii, Kosta Rika, dan Brasil. Sementara atlet lain berasal dari Jepang, Perancis, Amerika, dan Portugal.
Kegiatan World Surfing League (WSL) yang berlangsung 27 Mei-6 Juni itu diikuti 24 atlet putra dan 12 atlet putri. Dari Indonesia hanya satu atlet yang akan berlaga, yakni Rio Waida.
Salah satu persiapan yang tengah disebut adalah pembuatan arena untuk acara pembukaan di G-Land dan Jugde Tower, baik yang ada di lepas pantai maupun di darat. Persiapan tidak hanya di Pantai G-Land, tetapi juga di Pantai Pancur yang akan menjadi lokasi nonton bareng melalui layar bagi masyarakat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani ketika meninjau persiapan WSL, Senin (23/5/2022), mengatakan optimistis persiapan segera rampung dan pelaksanaan WSL sesuai jadwal.
Menurut Ipuk, kegiatan wisata olahraga bertaraf internasional ini diharapkan memiliki efek positif. WSL diharapkan bisa menjadi ajang promosi yang efektif bagi Banyuwangi khususnya dan Indonesia pada umumnya. Apalagi pariwisata di Banyuwangi sedang bergeliat setelah pandemi Covid-19 mereda.
”Pascapandemi kita mulai memunculkan wisata sebagai ikon pendobrak pertumbuhan ekonomi. Apalagi ini dilakukan di taman nasional, jadi tidak hanya membawa dampak di sisi olahraganya, tetapi juga bagi taman nasional, bagi kondisi alam,” ucapnya.
Dari hasil perbincangan dengan atlet selancar, Ipuk mengatakan, mereka terkesan dan senang bisa berlaga di Banyuwangi. Sejumlah dukungan pun digulirkan pemerintah kabupaten, mulai dari gelaran prakegiatan, seperti coaching clinic selancar, melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah, penghijauan, hingga bersih-bersih melibatkan Sungai Watch.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Seluruh Indonesia Tipi Jabrik menyebutkan, setiap hari ada progres signifikan terkait persiapan WSL.
Mengenai kondisi cuaca dan ombak, menurut Tipi, kondisi gelombang mendukung. Pihaknya mempredikasi tanggal 28 Mei laga sudah bisa dilakukan dari total 10 hari tunggu (waiting period). Menurut rencana tanggal 27 Mei ada acara pembukaan.
”Masalah angin, cuaca, dan lainnya tidak perlu khawatir karena kita sudah mulai masuk musim kemarau. Kalau hujan dan masalah nonteknis kayaknya kecil,” ucapnya.
Mengenai atlet yang akan berlaga, Tipi mengatakan, mereka adalah atlet-atlet yang telah mengikuti kualifikasi tahun 2021 untuk masuk ke event 2022.
”Dari Indonesia hanya satu orang yang mendapat wild card. Untuk bisa lolos ke Grand Slam World Tour ini sangat susah. Dari 1.000 orang yang bercita-cita untuk bisa masuk ke World Tour, yang terpilih hanya 34 orang dan yang tersaring hanya 24 orang sekarang,” ujarnya.
G-Land dianggap istimewa karena memiliki ombak kiri terbaik di dunia. Menurut Tipi, ombak serupa bisa dijumpai di Fiji, Tahiti, dan Hawaii. ”G-Land ini salah satu ombak terbaik di dunia karena panjangnya dan terowongannya,” katanya.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Alas Purwo, Probo Wresni Adji, mengatakan, untuk keamanan, ada tiga ring yang dipersiapkan, yakni di Rowobendo, Pancur, dan G-Land sendiri.
Dari sisi penginapan, ada empat resor di G-Land, tetapi kondisinya sudah penuh terpesan oleh atlet, ofisial, dan tim pendukung lainnya. ”Beberapa homestay di sekitar Alas Purwo juga banyak yang sudah terpesan. Event ini memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar,” ucapnya.