Digelar Lagi, CFD Dorong Pemulihan Ekonomi di Surakarta
”Car free day” diadakan kembali, di Surakarta, Jawa Tengah. Gelaran itu menjadi momentum pemulihan ekonomi. Antusiasme masyarakat begitu tinggi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Seiring dengan melandainya kasus Covid-19, Pemerintah Kota Surakarta menggelar kembali acara rutin mingguan di ruang publik. Salah satunya ialah car free day, atau hari bebas dari kendaraan bermotor. Banyaknya pelaku usaha yang dilibatkan membuat acara tersebut mampu mendorong terjadinya pemulihan ekonomi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dalam enam hari terakhir, penambahan kasus hanya terjadi pada 19 Mei 2022 (tambah tiga kasus) dan 21 Mei 2022 (tambah satu kasus). Hari-hari lainnya seperti pada 17 Mei 2022, 18 Mei 2022, 20 Mei 2022, dan 22 Mei 2022, tidak ada penambahan kasus sama sekali.
Di samping itu, angka vaksinasi Covid-19, di Kota Surakarta, juga sudah sangat tinggi. Hingga 18 Mei 2022, vaksin dosis pertama telah menjangakau 143,6 persen, atau setara dengan 598.854 orang. Sementara, capaian vaksin dosis kedua tercatat sebesar 134,9 persen atau setara dengan 562.894 orang. Hanya vaksinasi penguat yang angkanya masih rendah, yakni 53,2 persen atau setara dengan 222.039 orang.
Kondisi itu yang mendorong diadakannya lagi car free day (CFD), atau hari bebas kendaraan bermotor, di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Jalan Jenderal Sudirman, Kota Surakarta, sejak Minggu (15/5/2022). Gelaran rutin itu sempat vakum selama pandemi Covid-19 karena memicu timbulnya kerumunan. Sebelumnya, ajang itu digelar setiap Minggu pagi. Mulai dari pukul 06.00-09.00.
”Lewat CFD ini, kami yakin akan memicu pemulihan ekonomi. Makanya, saya bilang boleh berjualan. Tetapi, yang tertib. Jangan buang sampah dan jangan merusak fasilitas yang ada,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, di Rumah Dinas Wali Kota Surakarta, Loji Gandrung, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (22/5/2022).
Ada yang bilang begini. Jualan satu minggu di tempat lain, labanya hampir sama dengan berjualan selama tiga jam di CFD. Ini artinya transaksinya sangat tinggi. Dan, itu membuat CFD sangat menjanjikan
Memasuki pekan kedua, jelas Gibran, antusiasme masyarakat semakin tinggi. Ia tak bisa merinci persisnya jumlah orang yang datang pada setiap gelaran. Namun, sekilas pandangannya, setiap sudut jalan sudah dipadati orang. Banyaknya orang yang beraktivitas kian membangun optimismenya akan geliat ekonomi warga.
”Di tengah ramai-ramai begini, pasti ada penguatan-penguatan dalam pertumbuhan ekonomi. Nanti dilihat angka pertumbuhannya seperti apa. Tetapi, ini kami lihat semuanya ramai. Yang jualan makanan, mainan, baju, semuanya laku,” kata Gibran.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mempunyai pandangan serupa. Ia meyakini, transaksi yang terjadi pada pekan kedua gelaran ini semakin tinggi. Itu tampak dari bertambah banyaknya kedatangan pengunjung. Sekitar 2.000 pelaku usaha yang ikut berjualan dalam ajang tersebut semringah dengan besarnya jumlah orang yang datang.
Lebih lanjut, Heru mengaku, pihaknya sempat menanyai sejumlah pedagang. Beberapa pedagang menyebut omzetnya meningkat pesat selama berjualan di gelaran tersebut. Padahal, praktis mereka hanya berdagang selama tiga jam setiap kali gelaran.
”Ada yang bilang begini. Jualan satu minggu di tempat lain, labanya hampir sama dengan berjualan selama tiga jam di CFD. Ini artinya transaksinya sangat tinggi. Dan, itu membuat CFD sangat menjanjikan,” kata Heru.
Secara terpisah, Bambang Santosa (50), salah seorang pedagang, merasa bersyukur CFD diadakan kembali. Kehadiran CFD menjadi semacam berkah baginya. Sebab, pundi-pundi rupiah yang dikumpulkannya bisa lebih banyak. Jauh lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa ia berjualan dagangannya secara daring ataupun luring.
Adapun dagangan Bambang berupa donat bakar. Selama CFD ditiadakan, ia menjajakan dagangannya di depan sekolah. Ia juga menjual donatnya secara daring. Hari-hari biasa ia hanya mampu menjual sekitar 100 buah donat per harinya.
”Di CFD, saya bisa menjual sampai 500 donat. Bayangkan saja peningkatannya. Sekitar lima kali lipat. Padahal, jualannya juga cuma tiga jam. Ini mungkin karena di CFD banyak orang yang datang. Nah, mereka itu pasti jajan sambil berolahraga,” kata Bambang.