Empat Hari Belum Surut, 17 Desa di Kutai Kartanegara Masih Terendam Banjir
Banjir menggenang di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dalam 4 hari terakhir. Sebanyak 17 dari total 18 desa terendam luapan Sungai Belayan akibat tingginya curah hujan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Meluapnya Sungai Belayan akibat curah hujan yang tinggi membuat 17 desa dari 18 desa terendam banjir di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Genangan air yang muncul sejak Senin (16/5/2022) belum kunjung surut hingga Jumat (20/5/2022).
Kepala Polsek Tabang Inspektur Satu Joko Sulaksono mengatakan, hampir semua desa di wilayah Tabang terendam air. Dari 18 desa di Tabang, hanya Desa Bila Talang yang letaknya paling aman dan tak terendam banjir. Kondisi saat ini, kata Joko, air sudah sedikit menurun.
Semula, genangan air mencapai 2 meter di permukiman warga. Oleh karena intensitas hujan lebih rendah, saat ini genangan air tertinggi di kisaran 60 sentimeter sampai 1,5 meter. ”Data yang kami himpun, jumlah yang terdampak banjir 4.910 keluarga,” ujar Joko.
Ia melanjutkan, seluruh unsur forum komunikasi pimpinan Kecamatan Tabang saat ini masih bersiaga. Mereka berencana mendirikan posko dapur umum di Desa Bila Talang, satu-satunya desa yang tidak terdampak banjir di Kecamatan Tabang. Kelompok lansia atau warga yang sakit juga mulai dievakuasi ke Kantor Kecamatan Tabang.
Ia mengatakan, kendala utama yang dihadapi tim gabungan adalah memantau warga secara penuh dan menyeluruh. Sebab, sarana transportasi yang ada sangat sedikit. Selain itu, tim gabungan sulit bergerak pada malam hari karena PLN memadamkan aliran listrik 1.172 pelanggan di sekitar Kecamatan Tabang.
”Adapun bantuan yang diperlukan jika kondisi banjir tidak surut dalam satu atau dua hari ke depan adalah relawan, armada air, logistik, obat-obatan, serta tenda pengungsian,” katanya.
Camat Tabang Faisal mengatakan, warga masih khawatir hujan deras turun kembali dalam beberapa waktu ke depan. Hujan paling besar terjadi pada 18 dan 19 Mei 2022. Setelahnya, hujan turun dengan intensitas yang lebih rendah.
Sementara itu, bantuan dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara dan Dinas Sosial Kutai Kartanegara belum bisa menjangkau Kecamatan Tabang. Sebab, jalan utama tak bisa dilalui karena terendam banjir.
Bantuan dari pemerintah masih terus dikirim untuk bisa menjangkau seluruh warga terdampak.
”Itu ada di daerah Klekat, Bukit Layang, dan Pulau Pinang. Mereka berusaha pakai kapal untuk naik ke lokasi banjir dan menjangkau warga,” ujar Faisal.
Dari laporan dan pengamatannya, ada beberapa desa yang masih tergenang hingga 2 meter. Adapun Desa Gunung Sari masih terisolir karena seluruh akses menuju desa itu masih terendam. Akibatnya, warga dan petugas gabungan sulit menjangkaunya.
Faisal melanjutkan, tak ada korban jiwa dalam banjir ini. Warga masih bertahan di desa masing-masing. Adapun bantuan yang sudah sampai kepada warga adalah bantuan dari perusahaan tambang batubara di sekitar Kutai Kartanegara.
”Bantuan dari pemerintah masih terus dikirim untuk bisa menjangkau seluruh warga terdampak. Yang warga butuhkan saat ini, yang utama, adalah konsumsi untuk mengantisipasi hujan deras turun lagi,” katanya.