Tiga Hari Kandas, KM Sirimau Dievakuasi ke Pelabuhan Lewoleba
KM Sirimau milik PT Pelni berhasil dievakuasi setelah tiga hari kandas di Selat Boleng, antara Lembata dan Pulau Adonara, NTT.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
LEWOLEBA, KOMPAS — Kapal Motor Sirimau milik PT Pelni yang kandas selama tiga hari di perairan antara Pulau Adonara dan Lembata, Nusa Tenggara Timur, berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata. Sebanyak 784 penumpang masih bertahan di dalam kapal. Tim khusus sedang mengevaluasi bagian bawah kapal guna memastikan apakah kapal dapat melanjutkan perjalanan atau tidak.
Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur Isyak Nuka, di Kupang, Kamis (19/5/2022), mengatakan, belum diketahui secara pasti mengapa kapal berbobot 6.000 gros ton itu bisa kandas di Selat Boleng, perairan antara Pulau Adonara dan Lembata. Kapal itu kandas pada Selasa (17/5) sekitar pukul 16.00 Wita setelah 30 menit berlayar dari Pelabuhan Lewoleba menuju Maumere, NTT.
”Setelah tiga hari kandas, siang ini, sekitar pukul 13.00 Wita, kapal berhasil dievakuasi atau olah gerak ke Dermaga Lewoleba dengan KM Gandha Nusantara 14, juga milik PT Pelni. Saat ini kapal sedang berlabuh di Dermaga Lewoleba dan akan dilanjutkan dengan underwater survey guna memastikan kondisi kapal itu. Apakah kondisi kapal laik jalan atau perlu perbaikan, akan ditentukan oleh otoritas kapal itu,” papar Nuka.
Hasil pemeriksaan itu akan dilaporkan ke Syahbandar Lewoleba melalui sebuah berita acara resmi, apakah kapal laik jalan sampai ke tujuan akhir atau perlu perbaikan. ”Tim otoritas khusus ini datang dari Surabaya. Kita harap besok (Jumat, 20/5) mereka sudah tiba di Maumere, terus ke Lewoleba,” katanya.
Sebanyak 784 penumpang sudah jenuh dan stres berada di dalam kapal itu, belum termasuk 55 anak buah kapal dan petugas lainnya di kapal. Para penumpang berasal dari Kupang dan Lembata. Penumpang dari Kupang sudah lima hari berada di dalam kapal, sedangkan penumpang asal Lembata memasuki hari keempat. Para penumpang itu hendak menuju Makassar, Ambon, dan Papua.
Sementara sekitar 400 calonpenumpang di Maumere yang sudah membeli tiket mendapatkan pengembalian uang oleh PT Pelni Cabang Maumere. Itu berarti mereka tidak melanjutkan perjalanan dengan KM Sirimau ke Makassar sampai tujuan terakhir Sorong. Sebagian penumpang adalah mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi di Makassar dan masyarakat umum.
Nuka mengatakan, selain KM Sirimau, wilayah NTT disinggahi empat kapal Pelni lainnya, yakni KM Willis, KM Umsini, KM Bukit Siguntang, dan KM Lambelu. Kapal-kapal ini menyinggahi rute barat Indonesia dan rute timur bagian utara Indonesia. ”Pemprov sedang memperjuangkan adanya rute tengah, yakni Kupang, Makassar, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayapura. Rute ini sampai 2006 pernah ada, tetapi kemudian dihentikan sampai hari ini,” katanya.
Bupati Lembata Tomas Ola Langoday mengatakan, semua penumpang dalam kondisi selamat, termasuk ABK dan petugas kapal lainnya. Proses evakuasi berjalan lancar dengan melibatkan sejumlah pihak, antara lain kesyahbandaran, PT Pelni, TNI AL, Polri, TNI AD, Basarnas, Pemkab Lembata, dan masyarakat. ”Dugaan sementara kecelakaan kapal karena faktor manusia. Sementara faktor alam dan faktor teknis tidak ditemukan,” katanya.
Jafar Lamak (20), penumpang KM Sirimau asal Lembata, saat dihubungi melalui ponsel mengatakan, tujuan keberangkatannya ke Makassar, Sulsel, untuk menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di sana. Ia mudik Lebaran ke Lembata, tetapi karena orangtua sakit sehingga terlambat kembali ke Makassar.
”Seharusnya Kamis ini saya sudah di Makassar, tetapi kini masih tertahan di Lewoleba. Saya tidak tahu kelanjutannya. Jadi bingung. Rute pesawat Lewoleba-Makassar tidak ada, harus ke Maumere atau Kupang kemudian bisa menggunakan pesawat ke Makassar. Biaya tiket pesawat pun mahal,” katanya.
Ia pun berharap ada kebijakan dari PT Pelni terhadap nasib ratusan penumpang kapal itu. ”Kami sungguh-sungguh stres selama tiga hari kapal itu kandas. Untung ada TNI AL yang membawa makanan dan menghibur kami di dalam kapal. Aparat meyakinkan kami bahwa kapal segera keluar dari lokasi itu,” katanya.