Gairah berkesenian di Bali berangsur pulih seiring melandainya pandemi Covid-19. Wisata budaya, khususnya seni tari, kembali dipertunjukkan setelah vakum selama kurang lebih dua tahun terakhir akibat pandemi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·5 menit baca
Dalam gerakan teatrikal, sekelompok pria yang membawa keris mengeroyok sesosok makhluk berwajah menyeramkan dengan rambut panjang di tangga gapura. Suasana mendadak mencekam. Gamelan dimainkan dalam tempo cepat dan meninggi menambah intensitas ketegangan menuju puncak pertunjukan tari barong dan keris, yang dibalut pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.
Sosok menyeramkan itu mengibaskan kain putih yang dibawanya. Lima lelaki bertelanjang dada dengan keris terhunus itu pun berteriak. Bukannya kembali mengeroyok rangda, sosok menyeramkan itu, sekelompok pria bersenjata keris tersebut justru menusukkan keris ke dada mereka.
Ketegangan menurun ketika barong, makhluk bertaring dan menyerupai beruang, memasuki panggung. Barong mendekati kelima lelaki yang sedang menusukkan keris di dada mereka. Kehadiran barong diikuti seorang perempuan yang memercikkan air. Intensitas gamelan juga menurun menjadi penanda akan berakhirnya pertunjukan tari barong dan keris di panggung Sekaa Barong Eka Budhi di Jalan Waribang, Kota Denpasar, Bali, Selasa (17/5/2022).
Selama lebih dari tiga dekade, sejak 1990, pertunjukan tari barong dan keris dipentaskan Sekaa Barong Eka Budhi bagi wisatawan. Pertunjukan yang menampilkan kisah Kuntisraya itu digelar setiap hari mulai pukul 09.30 Wita. Namun, akibat hantaman pandemi Covid-19, tontonan wisata tersebut berhenti dipentaskan sejak 2020.
Seiring membaiknya perkembangan situasi pandemi Covid-19, pemerintah memberlakukan kebijakan pelonggaran di sejumlah sektor kehidupan. Kondisi itu berimbas terhadap menggeliatnya pariwisata di Bali.
”Sejak 1 Mei lalu, pementasan tari barong dan keris di Sekaa Eka Budhi ini kembali diaktifkan,” kata Ida Bagus Raka Pudjana (75), pengelola Sekaa Eka Budhi, Kamis (12/5/2022).
Jumlah penonton yang datang memang masih sedikit. Dalam kondisi normal sebelum pandemi, setiap pementasan tari barong dan keris rata-rata ditonton 200 tamu. Setelah pementasan tari barong dan keris itu diaktifkan kembali mulai awal Mei 2022, jumlah penonton belum mencapai setengahnya dari kondisi normal.
Walakin, Cokorda Istri Budawati (57), penari di Sekaa Eka Budhi, tetap gembira karena tontonan wisata khas Bali itu bisa kembali menghibur wisatawan. ”Disaksikan sedikit penonton ataupun banyak penonton, kami tetap merasa senang dan bahagia karena kami kembali beraktivitas. Memang dari segi pendapatan sekarang jauh berkurang,” kata alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar itu saat ditemui di belakang panggung Sekaa Eka Budhi, Selasa (17/5/2022).
Membaiknya perkembangan pandemi Covid-19, menurut Gubernur Bali Wayan Koster, menjadi momentum pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali. Untuk itu, ia pun mengundang wisatawan untuk kembali berkunjung ke Pulau Dewata.
”Wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia dan wisatawan mancanegara dari berbagai negara, datanglah beramai-ramai ke Bali, melihat keindahan alam Bali, keramahtamahan masyarakat Bali, dan keunikan budaya Bali,” kata Koster.
Sejak penerbangan rute internasional ke Bali kembali dibuka, setidaknya ada 17 rute penerbangan internasional tujuan Bali yang sudah dioperasikan. PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat, rata-rata jumlah penumpang internasional yang dilayani di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, mencapai 6.000 orang setiap harinya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali merilis, jumlah wisman ke Bali selama periode Maret 2022 mencapai 14.620 kunjungan. Hal itu mengindikasikan terjadinya peningkatan signifikan dibandingkan periode Februari 2022, yang tercatat sebanyak 1.310 kunjungan. Di tingkat nasional, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia selama Maret 2022 mencapai 40.790 orang atau meningkat 121,02 persen dibandingkan periode Februari 2022.
David Hammond (65), pelancong dari Inggris, menyatakan sudah menunggu selama 18 bulan untuk kembali bisa bepergian ke Bali. Ia sudah divaksin lengkap agar dapat bepergian ke Indonesia.
”Saya merasa lebih nyaman berada di Bali karena situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah lebih baik,” kata Hammond saat mengunjungi Museum Bali di Kota Denpasar, Selasa (10/5/2022).
Meskipun situasi pandemi Covid-19 diakui sudah membaik, kreator muda dan seniman tari dari Kesiman Petilan, Denpasar, Ida Bagus Eka Harista (24), berharap, kepatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan tetap harus dijaga. Seperti halnya saat dalam perayaan Hari Tari Sedunia 2022 yang melibatkan sekitar 1.200 seniman di Gedung Dharma Negara Alaya Art and Creative Hub Kota Denpasar, Kota Denpasar, Jumat (29/4/2022), seluruh peserta dan pengunjung sudah divaksinasi dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi saat memasuki Gedung DNA Kota Denpasar.
”Pemerintah adalah Catur Guru (empat guru) yang harus kita hormati,” ujar Eka di sela-sela latihannya bersama Sanggar Naluri Manca di Kuta, Badung, Sabtu (14/5/2022).
Saat awal pandemi Covid-19, Eka bersama empat orang temannya membentuk kelompok seni Sanggar Naluri Manca. Pembentukan kelompok seni itu merespons kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat kala itu. Keberadaan sanggar seni menjadi wadah kontemplasi sekaligus sarana kreativitas dengan menciptakan tari-tarian kreasi yang berbasis tradisi, termasuk tari Baris Manca.
”Pandemi tidak harus menghentikan aktivitas atau berdiam sepenuhnya, namun harus tetap bergerak dan berbuat,” ujar Eka.
Bagi Eka, seni merupakan relaksasi yang memberikan ketenangan. ”Menari itu sebuah meditasi dalam gerakan,” ujar lulusan pendidikan sendratasik sebuah perguruan tinggi keguruan di Bali tersebut.
Hal senada disampaikan Made Suartini (54), penari di Sekaa Barong Eka Budhi. Baginya, menari bukan semata-mata untuk mencari penghidupan, melainkan menjadi sarana terapi, berolahraga, dan menghibur diri. Menari menjadi bagian hidupnya karena sejak kecil memang hobi menari.
”Karena itu, ketika pertunjukan tari barong dan keris ini kembali diaktifkan setelah lama vakum, saya merasa senang,” kata Suartini yang bergabung di kelompok tari barong dan keris di Gianyar dan Denpasar sejak 1990-an.
Seusai tampil dalam rangkaian tari barong dan keris berdurasi 60 menit di Sekaa Barong Eka Budhi, Selasa (17/5/2022), peluh tampak membasahi tubuh Budawati, Suartini, dan seniman lain. Namun, para seniman itu tetap tersenyum dan bahagia. Gairah menari dan merelaksasi kehidupan kembali terpancar seiring membaiknya situasi pandemi.