Lalu Lintas Perbatasan Kalbar-Sarawak secara Bertahap Mulai Dibuka
Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak, Malaysia, secara bertahap mulai dibuka sejak 1 April 2022 untuk lalu lintas orang dan kendaraan pribadi. Dalam waktu dekat, perdagangan komoditas juga dinormalisasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak, Malaysia, secara bertahap mulai dibuka sejak 1 April 2022 untuk lalu lintas orang dan kendaraan pribadi. Dalam waktu dekat, perdagangan komoditas juga dinormalisasi setelah ditutup sekitar dua tahun akibat Covid-19.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Kuching, Raden Sigit Witjaksono, dalam kunjungan kehormatan kepada Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji di Pontianak, Kamis (19/5/2022), menjelaskan, perbatasan di wilayah Malaysia tepatnya Tebedu, Sarawak, dan di wilayah Indonesia tepatnya di Entikong, Kabupatan Sanggau, Kalbar, sudah dibuka pada 1 April.
Kemudian, sisi perbatasan lainnya di Biawak, Sarawak, Malaysia, dan di Aruk-Sajingan, Kabupaten Sambas, Kalbar, dibuka sejak 15 April untuk lalu lintas orang dan kendaraan pribadi dengan izin (permit).
Kendaraan umum, seperti bus Damri, juga diharapkan segera diaktivasi kembali. Lalu lintas barang dan komoditas perdagangan potensial kedua negara juga dalam waktu dekat diharapkan normal kembali.
”Lalu lintas barang diupayakan secepatnya normal,” ujar Sigit.
Ada kemungkinan dalam bulan Mei ini akan ada pengiriman barang pertama dari Indonesia ke Malaysia berupa komoditas gula aren. Jika percobaan ini berhasil, ini akan mengawali lalu lintas komoditas perdagangan dari kedua negara.
Potensi yang ada di Indonesia antara lain produk pertanian yang juga menjadi kebutuhan Sarawak. Kemudian dari Malaysia juga menyediakan produk kebutuhan dari sektor konstruksi, yang bisa mereka sediakan.
”Harapan dari pihak Sarawak dan Indonesia segera menormalisasi aktivasi perdagangan dari sisi Indonesia dan Sarawak, Malaysia,” ujarnya lagi.
Perdagangan di Malaysia cukup terdampak selama pandemi Covid-19. Mereka bergantung pada sektor perkebunan. Pekerjaanya yang sebagian besar dari Indonesia pulang dan tidak kembali. Malaysia terdampak dari sisi produktivitas perkebunan.
Tujuan berobat
Dari sektor kesehatan, rumah sakit di Kuching, Sarawak, yang sebelum pandemi banyak menjadi tujuan berobat, saat pandemi Covid-19 kosong. Sekarang ketika lalu lintas bertahap dibuka, rumah sakit di sana mulai terisi.
Dari sisi Malaysia, sebetulnya sudah berlaku sejak 1 Mei 2022 tidak ada tes usap (PCR) untuk masuk. Namun dengan catatan, pelintas harus sudah divaksin lengkap, yakni vaksin dosis pertama, kedua, dan penguat (
booster
).
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kalbar yang berbatasan dengan Sarawak ada tiga, yaitu Entikong (Kabupaten Sanggau), Aruk (Kabupaten Sambas) dan Nanga Badau (Kabupaten Kapuas Hulu) yang berbatasan dengan Lubuk Antu, Malaysia. Di Badau, perdagangan juga diharapkan segera diaktivasi.
Selain itu, dalam pertemuan dengan Gubernur Kalbar Sutarmidji, juga dibahas tentang pintu perbatasan yang masih perlu dibenahi, yaitu Jagoi Babang (Kabupaten Bengkayang) yang berbatasan dengan Serikin (Malaysia). Selain itu, Temajuk (Kabupaten Sambas) berbatasan dengan Melano (Malaysia). Kedua pintu itu juga kedepan perlu dibenahi dan dilengkapi, antara lain dengan Kantor Bea Cukai dan Imigrasi.
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kalbar Alexander Rombonang, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan, terkait lalu lintas negara merupakan domain Kementerian Perhubungan. Namun, pihaknya akan selalu mengoordinasikan sebagaimana pertemuan hari ini (Kamis) antara Konsul Jenderal RI di Kuching dengan Gubernur Kalbar. Terkait hal tersebut sebetulnya sudah ada beberapa kali pertemuan.
Jika angkutan barang bisa melintas, perdagangan normal kembali. (Alexander Rombonang)
Lalu lintas di perbatasan sekarang sifatnya perseorangan. Kendaraan juga kendaraan pribadi, sedangkan kendaraan umum belum karena setiap kendaraan lintas batas harus ada perwakilan dari perusahaannya di setiap wilayah. Sebelum Covid-19, yang ada hanya penjualan tiket di wilayah masing-masing.
”Sekarang mereka sedang mengurus hal itu. Semoga dalam waktu dekat kendaraan umum dan angkutan barang bisa melintas. Jika angkutan barang bisa melintas, perdagangan normal kembali,” tuturnya.
Produk unggulan Kalbar secara umum volume tertinggi adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) melalui Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Kemudian, produk-produk pertanian lainnya antara lain beras, sayu-mayur, buah-buahan, dan perikanan.
Total nilai perdagangan Kalbar dengan Sarawak sebelum Covid-19 rata-rata Rp 200 miliar per bulan. Dalam waktu dekat, minimal neraca perdagangan Kalbar diharapkan bisa mendekati nilai tersebut.
Saat Covid-19 dua tahun lalu nilai perdagangan nol. Grafik perdagangan menurun mulai tahun 2020 bulan Februari, Maret, dan pada April sudah nol. Malaysia mulai lockdown Covid-19 sekitar April 2020. Saat itu yang bisa melintas hanya pemulangan pekerja migran Indonesia, baik deportasi, repatriasi, maupun secara mandiri.
Ewin (40), warga Entikong, menuturkan, saat awal pandemi Covid-19, perbatasan seperti ”kota mati”. Lapak-lapak di perbatasan tutup kala itu. Warga yang semula sangat tergantung dari lapangan kerja di perbatasan dan Malaysia, saat pandemi beralih pekerjaan menjadi tukang bangunan di sejumlah daerah, tenaga kerja panen sawit di perusahaan, dan menjadi petani.
”Situasi seperti itu terjadi selama dua tahun sejak Malaysia melakukan lockdown,” ungkap Ewin.
Ketika Malaysia mulai membuka perbatasan, ekonomi perlahan membaik. Sekarang para pekerja itu kembali ke batas negara karena arus lalu lintas mulai meningkat. Warga ada yang menjadi jasa porter dan parkir. Lapak-lapak warung juga bertahap sudah mulai buka dan aktivitas perdagangan perlahan bangkit.