Warga Jateng Diminta Tak Euforia Sikapi Pelonggaran Aturan Bermasker
Kebijakan pelonggaran aturan pemakaian masker di luar ruangan disambut baik di Jateng. Meski demikian, masyarakat diminta tetap memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan dengan kondisi-kondisi tertentu.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah melonggarkan aturan penggunaan masker di tempat terbuka, seiring dengan transisi dari pandemi menuju endemi. Di Jawa Tengah, kebijakan ini disambut baik. Namun, masyarakat diharapkan tetap bijak menyikapi kelonggaran tersebut dan tidak larut dalam euforia.
Presiden Joko Widodo mengumumkan pelonggaran aturan penggunaan masker dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). ”Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang, diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker,” ujarnya (Kompas,18/5/2022).
Sementara masyarakat yang beraktivitas di ruangan tertutup dan sarana transportasi publik tetap diminta bermasker. Anjuran untuk tetap bermasker itu disebut Presiden juga berlaku bagi warga yang masuk kategori rentan dan warga lansia atau punya komorbid serta yang sedang mengalami gejala batuk dan pilek.
Kebijakan itu disambut baik sejumlah pihak di Jateng. Bupati Batang Wihaji, misalnya, merasa sangat bersyukur dengan adanya pelonggaran aturan pemakaian masker di ruang terbuka. Pelonggaran kebijakan itu dinilai menumbuhkan optimisme masyarakat bahwa pandemi akan berlalu.
”Saya kira Presiden sudah paham betul perkembangan (kasus Covid-19) dan pasti kebijakan itu sudah diperhitungkan secara matang. Presiden memahami suasana kebatinan masyarakat dengan tetap tidak mengurangi pertimbangan dari sisi kesehatannya,” kata Wihaji.
Sementara itu, di Kota Semarang, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan sepakat dengan kebijakan pemerintah pusat tersebut. Meski demikian, Ganjar mengharapkan masyarakat tetap bijak dalam menyikapi pelonggaran tersebut.
”Dengan pengalaman yang hampir tiga tahun, kita sadar diri kapan harus memproteksi diri dan orang-orang di sekitar kita. Kalau di tempat terbuka yang mungkin tidak banyak orang, boleh tidak pakai masker. Tapi kalau ramai, jaraknya berdekatan, atau kita sedang batuk ataupun pilek, sebaiknya tetap dipakai saja,” tutur Ganjar.
Dengan pengalaman yang hampir tiga tahun, kita sadar diri kapan harus memproteksi diri dan orang-orang di sekitar kita. (Ganjar Pranowo)
Khusus untuk anak-anak, Ganjar berharap mereka tetap memakai masker. Hal itu juga sekaligus untuk melindungi anak-anak dari bahaya paparan hepatitis akut yang diduga bisa menular melalui sistem pernapasan dan pencernaan.
”Sampai saat ini, belum ada penjelasan dari otoritas kesehatan terkait bagaimana model penularan (hepatitis akut) dan sebagainya. Maka, penting juga (tetap memakai masker) untuk melindungi anak-anak kita,” tuturnya.
Ganjar menambahkan, tren kasus Covid-19 aktif di wilayahnya terus melandai. Tidak ada penambahan kasus aktif signifikan setelah arus mudik dan balik Lebaran. Selain itu, sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 juga mulai tidak merawat pasien Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, jumlah kasus Covid-19 aktif di wilayahnya hingga Selasa (17/5/2022) sebanyak 159 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 77 orang dirawat dan sisanya menjalani isolasi mandiri.
Jumlah kasus pada Selasa jauh lebih sedikit dibandingkan kasus aktif sebulan sebelumnya, yakni 659 orang. Kala itu, jumlah pasien dirawat di rumah sakit sebanyak 247 orang dan sebanyak 412 orang menjalani isolasi mandiri.