Pesta Budaya untuk Peringati Ulang Tahun Kalteng Jadi Magnet Wisata
Festival Budaya Isen Mulang untuk menyambut HUT Ke-65 Provinsi Kalteng menjadi magnet wisata dan ekonomi di Kalteng. Festival yang absen selama pandemi itu kini bisa dilaksanakan dan dihadiri ribuan orang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Setelah dua tahun tidak pernah digelar, Festival Budaya Isen Mulang akhirnya dilaksanakan tahun ini. Festival untuk memperingati hari jadi Provinsi Kalimantan Tengah itu menjadi magnet untuk wisata dan pengusaha kecil dan menengah di provinsi tersebut.
Festival Budaya Isen Mulang biasanya digelar setiap tahun. Namun, karena pandemi Covid-19, sejak tahun 2020, acara paling akbar di Kalimantan Tengah itu tidak digelar. Tahun 2022, pemerintah memutuskan untuk menggelar kembali pesta budaya Dayak tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah Adiah Chandra Sari menjelaskan, Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 dilaksanakan selama enam hari mulai dari Selasa (17/5/2022) sampai Minggu (22/5/2022). Festival itu diisi oleh berbagai kegiatan, mulai dari karnaval budaya, lomba budaya, hingga pergelaran seni.
Terdapat 17 perlombaan yang dilaksanakan selama enam hari, mulai dari lomba jukung (sampan kayu khas Dayak), masakan dengan pangan lokal atau mangenta, lomba tarian, lagu daerah, dan beragam permainan tradisional. Terdapat 1.500 peserta lomba dari 14 kabupaten dan kota di Kalteng.
Kegiatan itu dibuka oleh Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran beserta Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo. Kegiatan diawali dengan karnaval budaya yang diikuti oleh 90 kontingen yang setiap kontingen terdiri atas 50-60 peserta.
”Menurut daftar, ada 3.000 sampai 7.000 peserta yang ikut karnaval saja. Tak hanya dari perwakilan setiap kabupaten dan kota, tetapi ada juga dari dinas-dinas, organisasi masyarakat, komunitas, dan lembaga yang ada di Kalteng,” tutur Adiah.
Adiah menjelaskan, pihaknya mengantisipasi kerumunan dengan membagi penonton dalam dua lokasi. ”Ada rute karnaval yang sudah disiapkan sehingga tidak menumpuk di satu tempat,” ujarnya.
Meski demikian, dari pantauan Kompas, ribuan masyarakat berkumpul di Bundaran Besar Kota Palangkaraya yang merupakan titik nol Provinsi Kalimantan Tengah. Meski mengenakan masker, mereka berdesakan untuk bisa melihat karnaval.
Karnaval diisi oleh para peserta yang menunjukkan kebesaran budaya Dayak di Kalimantan Tengah. Peserta dari Kabupaten Murung Raya yang jaraknya lebih kurang 14 jam dari Kota Palangkaraya, misalnya, menunjukkan pakaian adat Dayak Siang, lalu menyajikan tarian panen dengan membawa serta hasil panen mereka.
Pertunjukan api ditunjukkan dari peserta itu dengan melompat dari ketinggian lebih kurang empat meter dan tetap menari. ”Kami sudah latihan selama lebih kurang satu bulan,” kata Fandi, salah satu peserta karnaval.
Hadir dalam kegiatan itu, Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dadang Rizki Ratman. Dadang mengungkapkan apresiasi atas penyelenggaraan pembukaan FBIM tersebut.
”Acara festival tahun ini, mudah-mudahan membawa manfaat bagi masyarakat. Kami mengharapkan tiga manfaat, yakni ekonomi, sosial budaya, dan kelestarian lingkungan,” kata Dadang.
Dadang menjelaskan, FBIM kiranya mampu membawa manfaat ekonomi karena saat pembukaan aktivitas jual dan beli menjadi ramai. Selain itu dari sisi kekayaan budaya, Dadang berharap FBIM yang dilaksanakan rutin bisa menjadi jalan untuk melestarikan budaya.
”Terkait manfaat kelestarian lingkungan, kami berharap pemerintah daerah memiliki rencana pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan lingkungan,” kata Dadang.
Dalam sambutannya, Gubernur Sugianto Sabran mengungkapkan, FBIM merupakan bentuk kecintaan masyarakat Kalteng terhadap identitasnya, melalui pesta budaya. FBIM, dari tahun ke tahun selalu mampu menjadi magnet wisata bagi para pelancong atau turis, baik dalam negeri maupun mancanegara.
”Usia Kalteng sudah ke-65 tahun, doakan kami (pemerintah) bisa membangun Kalteng yang bermartabat dan mandiri, kami adalah pelayan masyarakat Kalteng. Untuk itu, membangun Kalteng butuh keharmonisan dari kita semua,” kata Sugianto.