Umat Buddha Didorong Ikut Merawat Kerukunan dan Kesejahteraan Bangsa
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, kerukunan, kebahagiaan, dan kesejahteraan segenap bangsa adalah tanggung jawab bersama. Umat lintas agama, termasuk Buddha, diharapkan turut terlibat mewujudkannya.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kerukunan, kebahagiaan, dan kesejahteraan segenap bangsa adalah tanggung jawab bersama. Seluruh umat lintas agama, termasuk Buddha, diharapkan turut terlibat mewujudkannya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, momentum Waisak ini pun hendaknya menjadi pengingat bagi umat Buddha untuk menjalankan perannya. ”Melalui momentum Waisak, umat Buddha diharapkan dapat terus menjaga kebersamaan dan merekatkan tali persaudaraan antarsesama,” ujarnya dalam perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE/2022 di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022) malam.
Sebagai bangsa yang religius, lanjut Yaqut, bangsa Indonesia selalu berusaha mengedepankan moderasi agama. Dengan komitmen menjalankan kehidupan beragama jalan tengah, diharapkan nantinya Indonesia mampu mengatasi persoalan-persoalan terkait ekstremisme agama atau aliran tertentu.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, bangsa Indonesia memiliki warisan leluhur Bhinneka Tunggal Ika. Dengan berpegang pada warisan itulah, semestinya segenap umat bisa hidup rukun di tengah keberagaman.
Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Petmabudhi) Philip K Widjaja mengatakan, pihaknya mendukung apa pun program pemerintah yang berusaha melakukan moderasi agama. ”Kita paham bahwa ekstrem kanan dan ekstrem kiri hanya akan menciptakan jurang antarsesama yang semakin dalam dan lebar,” ujarnya.
Tema perayaan Waisak 2566 BE/2022 adalah Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati. Dihadiri ribuan umat Buddha, perayaan di kompleks Candi Borobudur, Senin malam, juga dimeriahkan pelepasan 2022 buah lampion.