Libur Panjang, Sekitar 90.000 Kendaraan Melintasi Cipali
Pengelola Tol Cipali memperkirakan 80.000 hingga 90.000 kendaraan melintasi tol tersebut setiap hari pada libur panjang akhir pekan. Antisipasi kepadatan di tol pun disiapkan.
CIREBON, KOMPAS
—
Volume kendaraan di Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali diperkirakan mencapai 80.000-90.000 unit per hari seiring libur panjang akhir pekan. Selain menyiagakan petugas, pengelola jalan tol juga masih meniadakan transaksi di Gerbang Tol Palimanan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas.
Tol Cipali, yang melewati Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon tersebut menjadi pilihan pengendara. Jalur itu mampu memangkas jarak hingga 40 kilometer dari Jakarta ke Cirebon dibandingkan dengan melalui jalan pantura. Tol Cipali juga menghubungkan Bandung-Cirebon.
Suyitno, General Manager Operation Astra Tol Cipali, mengatakan, volume kendaraan pada Jumat (13/5/2022) di Cipali berkisar 80.000 unit. ”Hari ini, kami perkirakan 80.000-90.000 unit. Ini karena pengguna jalan memanfaatkan long weekend. Ada juga yang baru mudik,” ujarnya, Sabtu (14/5).
Meski puncak libur Lebaran telah usai, libur akhir pekan berlanjut dari Sabtu hingga Senin (16/5), yang bertepatan dengan hari raya Waisak. Masyarakat pun, lanjutnya, menggunakan kesempatan itu untuk ke luar kota. Itu sebabnya arus kendaraan di Cipali diprediksi mencapai 90.000 unit per hari.
”(Angka) ini melebihi arus lalu lintas normal sekitar 50.000 kendaraan per hari,” ujar Suyitno. Meski demikian, volume kendaraan di tol sepanjang 116,7 km itu masih di bawah angka puncak arus mudik Lebaran, sekitar 112.000 kendaraan per hari.
Astra Tol Cipali pun tetap menyiapkan antisipasi kepadatan. Dia menyebut, mode (penanganan arus) Lebaran belum diakhiri. Rest area (tempat istirahat) juga tetap disiapkan. ”Begitu pun dengan CB (cara bertindak) arus lalu lintas, seperti contra flow (sistem lawan arus). Keputusan contraflow ada di kepolisian, tetapi kami siap,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) juga masih meniadakan transaksi di Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon. Peniadaan transaksi itu diberlakukan saat arus mudik dan balik Lebaran 2022 untuk mencegah penumpukan di gerbang tol.
GT Palimanan menjadi salah satu titik kepadatan kendaraan saat arus mudik. Kendaraan kerap mengantre saat membayar tol di gerbang tol yang memiliki hingga 30 gardu transaksi itu. Antrean bisa lebih lama dan panjang jika saldo kartu tol pengendara tidak cukup.
Awalnya, peniadaan transaksi di GT Palimanan diterapkan 10 hari sebelum dan 10 hari setelah Lebaran. Namun, hingga kini, rekayasa lalu lintas itu masih berlaku. Salah satu alasannya, arus kendaraan yang masih ramai.
”Kami masih menunggu keputusan BPJT. Namun, sejak awal, peniadaan transaksi dilakukan dalam batas waktu yang belum ditentukan,” ujarnya.
Lihat Juga: Antrean Kendaraan di Rest Area Tol Cipali
Wildan (31), pengguna Tol Cipali, mengatakan, antrean kendaraan sempat terjadi di area istirahat pada Sabtu dini hari. Ia mengatakan, tidak kebagian tempat di Rest AreaKm 102 dan Rest AreaKm 130 yang mengarah ke Jawa Tengah. Bahkan, kendaraan parkir di pintu keluar area istirahat. Warga Cirebon ini baru mendapatkan tempat di Rest Area Km 166.
”Enggak menyangka jika arus lalin di tol masih ramai. Padahal, arus mudik dan balik (Lebaran) sudah selesai. Mungkin karena ada libur panjang di akhir pekan ini,” kata Wildan yang berangkat dari Bandung menuju Cirebon.
Okupansi hotel
Tingginya mobilitas warga juga tampak dalam tingkat keterisian sejumlah hotel di Kota Cirebon. ”Sampai hari ini, okupansi sudah 100 persen. Hampir seminggu ini, okupansi kamar penuh. Besok juga masih ramai. Ada yang baru mudik sekarang,” ujar Wily Asih, Public Relation Hotel Metland Cirebon.
Menurut dia, keterisian total 98 kamar di hotel tersebut sama dengan masa libur Lebaran 2019 sebelum pandemi Covid-19. Kondisi okupansi hotel saat ini, lanjutnya, meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Meskipun kasus Covid-19 melandai, Wily memastikan penerapan protokol kesehatan di Hotel Metland tetap berjalan. Pihaknya juga telah memiliki sertifikat CHSE atau terkait kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan ramah lingkungan pelaku wisata.
”Ekonomi sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19. Kami berharap kondisi ini terus membaik,” katanya.
Baca Juga: Menjaga Manusia dan Alam di Cipali