Libur Lebaran Sumbang Peningkatan Sampah di Magelang
Libur Lebaran membuat volume sampah di Kota Magelang, Jawa Tengah, naik, Peningkatan yang terjadi jauh lebih besar daripada periode yang sama sebelum pandemi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kedatangan pemudik selama masa libur Lebaran, 2-7 Mei 2022, berkontribusi pada peningkatan volume sampah di Kota Magelang, Jawa Tengah. Jika biasanya volume sampah hanya sekitar 70 ton per hari, selama libur Lebaran, rata-rata menjadi 90 ton per hari
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang Ot Rostrianto mengatakan, peningkatan volume sampah sekitar 30 persen ini terbilang tinggi dibandingkan tren yang biasa terjadi pada masa libur Lebaran sebelum pandemi.
”Pada tahun-tahun sebelumnya saat kondisi normal, peningkatan volume sampah maksimal hanya 10 persen dibandingkan hari biasa,” ujarnya, Jumat (13/5/2022).
Kondisi ini, menurut dia, mengindikasikan jumlah pemudik yang datang ke Kota Magelang jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dengan tambahan sampah, ”sumbangan” dari para pemudik tersebut, total volume sampah di Kota Magelang selama seminggu libur Lebaran mencapai lebih dari 600 ton. Selain sampah dari rumah tangga, volume sampah tersebut didapatkan dari sampah yang dikumpulkan di dari toko-toko, swalayan, rumah makan, dan yang berceceran di jalan.
Dani (40), salah seorang warga Kecamatan Magelang Tengah, mengatakan, sebagian sampah sisa libur Lebaran seminggu lalu, masih tampak dibiarkan menumpuk di tepi jalan di sejumlah titik di Kelurahan Gelangan, Kecamatan Magelang Tengah.
”Sebagian sisa kertas mercon dibakar oleh warga, tetapi sebagian lainnya hanya disapu, dan dibiarkan menumpuk di pinggir jalan,” ujarnya. Sebagian sampah juga tergilas kendaraan dan pejalan kaki sehingga justru lekat ke jalan.
Agar tambahan sampah yang dapat ditekan, Rostrianto berupaya mengaktifkan kembali 60 bank sampah yang sebelumnya sudah terbentuk di tiap RW.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Banyuurip Sobron mengatakan, sebagian besar sampah pada masa libur Lebaran adalah kertas pembungkus, kotak-kotak, dan kardus makanan. Sekitar 70 persen sampah yang terkumpul adalah sampah anorganik.
Kondisi ini menambah masalah penampungan sampah di TPSA Banyuurip yang sebenarnya sejak tahun 2017 sudah melebihi kapasitas. TPSA Banyuurip mampu menampung 400 ton sampah. Dengan tambahan pasokan sampah yang terus berlangsung setiap hari. Ketinggian sampah di TPSA Banyuurip kini mencapai 9 meter dari dasar, dan 7 meter dari batasan kapasitas.
Setiap pasokan sampah yang datang selalu disusun vertikal ke atas. Agar tidak roboh, atau longsor, maka susunan sampah dibuat berjarak seperti terasering.