Ungkap Misteri Dokter Hilang di Tolitoli, Kepolisian Gelar Perkara
Gelar perkara yang dilakukan Kepolisian Resor Tolitoli, Sulteng, menguak misteri hilangnya dokter di Tolitoli, terutama untuk mengungkap ada atau tidaknya kriminalitas.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
TOLITOLI, KOMPAS — Kepolisian Resor Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Kamis (12/5/2022) ini melakukan gelar perkara untuk mengungkap misteri hilangnya dokter Faizal Kanang (43) di Tolitoli. Gelar perkara akan menentukan ada atau tidaknya tindak pidana dalam kejadian yang menjadi perhatian masyarakat itu.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Tolitoli Ajun Komisaris Anshari Tolah menyatakan, Kepala Polres Tolitoli Ajun Komisaris Besar Ridwan Raja Dewa bersama tim yang telah dibentuk melakukan gelar perkara, Kamis ini. Gelar perkara ini bagian dari penyelidikan yang dilakukan beberapa hari terakhir.
Hasilnya menjadi dasar untuk pengembangan kasus, termasuk kalau memang ditemukan unsur pidana. ”Semoga bisa membuka tabir misteri hilangnya dokter Faizal,” kata Anshari di Tolitoli saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Kamis (12/5/2022).
Kepolisian Resor Tolitoli membentuk tim yang terdiri dari Satuan Lalu Lintas dan Satuan Reserse Kriminal untuk menyelidiki kasus hilangnya dokter spesialis radiologi di RSUD Mokopido tersebut. Tim mulai bekerja saat laporan kejadian diterima.
Faizal, dokter negeri di RSUD Mokopido, dilaporkan hilang pada Jumat (6/5/2022) pukul 23.30 Wita di Jalan Poros Tolitoli-Buol di Desa Lingadan, Kecamatan Dakopamean.
Faizal baru saja pulang dari beberapa dusun di Desa Lingadan untuk membagikan sedekah (bantuan) kepada penyintas banjir. Banjir itu terjadi menjelang akhir Maret lalu. Ia membagikan bantuan berupa uang Rp 500.000 kepada 35 keluarga penyintas.
Setelah membagikan bantuan di Desa Lingadan, ia kembali ke Desa Kapas yang jaraknya tak jauh dari Lingadan untuk memberikan bantuan kepada pengurus masjid setempat melalui kepala desa.
Sebelum ke Lingadan, Faizal terlebih dahulu membagikan bantuan uang kepada 10 keluarga penyintas banjir di Desa Kapas. Ia belum menyerahkan uang untuk biaya operasional masjid karena saat itu kepala desa tak ada di tempat.
Ia balik lagi ke Desa Kapas karena dipastikan kepala desa sudah ada di rumahnya untuk menyerahkan uang untuk biaya operasional masjid.
Tepi jurang
Dalam perjalanan dari Lingadan ke Kapas itulah Faizal hilang dengan meninggalkan sepeda motor yang ditumpanginya. Sepeda motor itu ditemukan di tepi jurang. Jurang tersebut sedalam 15 meter yang di dasarnya merupakan daerah pantai.
Selain sepeda motor, polisi juga menemukan sejumlah barang lainnya, antara lain 1 tas selempang berwarna hitam dengan resleting terbuka (tanpa isi uang), 1 pasang sandal, 2 kartu vaksin atas nama Faizal dan Cyntia Kornelius (istri Faizal), kartu nama Ikatan Dokter Indonesia atas nama Faizal, 1 jaket, dan 1 helm berwarna merah.
Lokasi kejadian tersebut berjarak sekitar 40 kilometer arah utara Kota Tolitoli. Faizal tinggal di Tolitoli. Tolitoli berjarak sekitar 250 kilometer dari Palu, ibu kota Sulteng, atau bisa dijangkau 10 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Marwan Deluma (47) pada Selasa (10/5/2022) yakin Faizal hilang terkait dengan tindak pidana atau kriminalitas. Hal itu berdasarkan sejumlah petunjuk, seperti tak adanya uang di tas selempang serta banyaknya barang Faizal yang ditinggalkan. Patut diduga uang menjadi motif pelaku untuk merampok atau menculik korban.
Anshari menyatakan, selain fokus pada penyelidikan, pencarian juga terus dilakukan bersama dengan pihak-pihak terkait, seperti Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian Palu Pos Tolitoli, petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah, keluarga korban, dan masyarakat setempat. Pencarian pun melibatkan anjing pelacak K9 dari Kepolisian Daerah Sulteng.
Semoga bisa membuka tabir misteri hilangnya dokter Faizal.
Berdasarkan regulasi, pencarian korban bencana atau orang hilang dilakukan selama tujuh hari. Artinya, pencarian berakhir pada Jumat (13/5/2022). Operasi pencarian Faizal digelar mulai Sabtu (7/5/2022).
Terkait hal itu, Kepala Seksi Operasi Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Andi Sultan menyatakan, pihaknya tetap siaga dan menunggu di lokasi. Hasil gelar perkara dari kepolisian akan menentukan pencarian selanjutnya.