Serangan hama tungro pada tanaman padi jadi pukulan berat buat petani di Kalimatan Selatan tahun ini. Sebagian petani kembali terancam gagal panen setelah tahun lalu juga gagal panen karena serangan banjir besar.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·6 menit baca
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Mukrani (63), petani di Desa Malintang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, membabat tanaman padi di sawahnya yang terserang tungro, Selasa (10/5/2022). Serangan hama tersebut membuat petani terancam gagal panen karena banyak tanaman padi yang mati sebelum berbulir.
Serangan hama tungro pada tanaman padi jadi pukulan berat buat petani di Kalimatan Selatan, terutama di Barito Kuala, Banjar, dan Tanah Laut. Sebagian petani di daerah lumbung padi itu kembali terancam gagal panen setelah tahun lalu juga gagal panen karena serangan banjir besar.
Mukrani (63), petani di Desa Malintang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, membabat rumpun-rumpun padi di sawahnya, Selasa (10/5/2022). Rumpun padi yang sebagian daunnya mulai menguning itu dipilah-pilahnya. Batang padi yang masih bagus dikumpulkan untuk ditanam kembali, sedangkan batang padi yang busuk langsung dibuang.
”Sebulan terakhir ini, sebagian tanaman padi kena penyakit tungro. Tidak sedikit padi yang baru berumur 1-2 bulan mati setelah daunnya menguning dan batangnya busuk,” tuturnya.
Di antara rumpun padi yang dibabat Mukrani terlihat ada serangga kecil berwarna hijau dan coklat. Gerakan binatang itu cukup gesit. Serangga yang dikenal dengan nama wereng hijau dan wereng coklat itu berusaha sembunyi dari satu batang padi ke batang padi lainnya saat rumpun padi itu hendak dipisah-pisahkan.
”Serangga kecil ini yang harus dibasmi supaya penyakit tungro tidak menyebar ke tanaman padi yang belum kena,” ujar Ketua Kelompok Tani Bunga Padi, Desa Malintang, itu.
Hampir 2 hektar tanaman padi di sawah Mukrani terserang tungro. Tanaman padi yang belum berbulir itu jadi kerdil dan layu. Kalau tidak segera diselamatkan, bisa jadi gagal panen lagi tahun ini setelah tahun lalu gagal panen juga akibat banjir.
Menurut Mukrani, serangan tungro pernah terjadi dua tahun lalu. Namun, setelah serangan banjir tahun lalu, serangan tungro pada tahun ini semakin menjadi-jadi. Untuk itu, tanaman padi perlu disemprot dengan obat pembasmi hama lalu diberi pupuk seperti yang dilakukannya dua tahun lalu. Hasilnya memang tidak terlalu bagus, tetapi setidaknya ia tidak sampai gagal panen.
”Untuk mengatasi serangan tungro dua tahun lalu, saya pakai modal sendiri. Tahun ini, saya berharap ada bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
Bantuan sangat diharapkan Mukrani dan 25 petani lainnya yang tergabung dalam Kelompok Tani Bunga Padi karena mereka baru saja mulai bercocok tanam lagi. Musim tanam padi tahun ini agak terlambat karena areal persawahan mereka rusak akibat banjir besar yang melanda Kalsel pada awal 2021.
”Yang diperlukan petani saat ini adalah obat-obatan untuk membasmi hama penyebar tungro dan pupuk,” katanya.
Musodikun (51), Ketua Gabungan Kelompok Tani Wijaya Kusuma, Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Barito Kuala, menuturkan, tanaman padi di daerahnya juga terserang penyakit tungro. Mayoritas yang terserang tungro adalah padi varietas lokal Kalsel, seperti siam unus, karang dukuh, dan siam mayang.
”Dalam 1 hektar, hampir 40-60 persen tanaman padi terserang tungro. Pertumbuhan padi menjadi tidak normal dan hasil panen nanti dipastikan tidak akan optimal,” katanya.
Serangan tungro ini, menurut Musodikun, kian menjadi-jadi setelah serangan banjir besar pada awal tahun lalu. Kondisi lahan yang basah dan sangat lembab diduga mempercepat penyebaran hama tungro.
”Sebagian memang sudah bisa ditanggulangi dengan gerakan pengendalian yang dilakukan petani sendiri maupun dengan bantuan pemerintah. Padi yang terserang tungro disemprot dengan obat pembasmi hama,” kata Sodikun, panggilan akrab Musodikun.
Sodikun menjelaskan, obat pembasmi hama itu bukan untuk mengatasi penyakit tungro, melainkan untuk membasmi wereng hijau ataupun wereng coklat yang menjadi hama penyebar atau vektor virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Dengan membasmi wereng, penyebarluasan penyakit tungro bisa dicegah.
”Kalau serangan tungro yang masif ini tidak dikendalikan, tidak tahu lagi bagaimana nasib petani. Tahun lalu, sudah gagal panen akibat banjir. Masa tahun ini gagal panen lagi karena tungro. Kalau itu sampai terjadi, petani bisa jadi buruh semua nanti,” katanya.
Data sementara yang dihimpun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, terdapat ratusan hektar lahan tanaman padi di tiga kabupaten yang terserang penyakit tungro, yaitu Barito Kuala (400 hektar), Banjar (150 hektar), dan Tanah Laut (100 hektar).
Pukulan berat
Menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel Dwi Putra Kurniawan, serangan tungro pada tanaman padi menjadi pukulan berat bagi petani di Kalsel. Terlebih, mereka baru saja mengalami musibah banjir besar pada awal tahun lalu. ”Kalau sudah kena serangan tungro, petani terancam gagal panen,” katanya.
Dwi menyatakan, sudah menerima laporan mengenai serangan tungro pada tanaman padi dari petani yang ada di Kabupaten Banjar dan Barito Kuala. ”Tungro dilaporkan menyerang padi yang ditanam di persawahan atau dataran rendah, sementara padi yang ditanam di dataran tinggi atau daerah pegunungan masih aman,” katanya.
Dari penelitian sementara, ungkap Dwi, perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap cocok tanam padi di Kalsel. Sentra pertanian tanaman pangan di daerah dataran rendah Banjar dan Barito Kuala menjadi daerah yang paling terdampak perubahan iklim yang ekstrem.
”Tim kami sedang turun ke lapangan untuk mendata luasan tanaman padi yang terserang tungro dan petani yang terdampak. Sampel bibit padi juga diambil untuk diperiksa,” ujarnya.
Menurut Dwi, banyak di antara petani bakal merugi akibat serangan tungro. Apalagi, sebagian dari mereka bercocok tanam dengan modal pinjaman dari perbankan. ”Kami berupaya memberi pendampingan kepada petani yang pakai pinjaman modal dari bank supaya ada keringanan atau kemudahan buat mereka dalam membayar angsuran,” tuturnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman mengatakan, pihaknya bersama Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalsel, serta dinas pertanian kabupaten setempat sudah melakukan gerakan pengendalian.
Penyemprotan dengan obat pembasmi hama sudah dilakukan untuk mengisolasi penyakit tungro agar tidak meluas. ”Timbulnya tungro ini akibat cuaca yang tak menentu dan dampak banjir lalu. Gerakan pengendalian sudah dilakukan di Tanah Laut dan beberapa lokasi di Barito Kuala,” ujarnya.
Syamsir berharap dinas yang membidangi pertanian di setiap kabupaten bisa lebih proaktif dan cepat tanggap dalam mengatasi serangan tungro. ”Kalau perlu obat-obatan ataupun stok obatnya kurang, segera lapor supaya bisa kami bantu,” katanya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel, luas panen padi di Kalsel pada 2021 sekitar 254.260 hektar dan produksi padi pada 2021 sebesar 1,02 juta ton gabah kering giling (GKG). Luas panen pada 2021 turun 12,27 persen jika dibandingkan dengan luas panen tahun 2020. Produksi padi pada 2021 juga turun 11,65 persen jika dibandingkan produksi padi tahun 2020.
Tiga kabupaten dengan total produksi padi atau GKG tertinggi pada 2021 adalah Barito Kuala dengan kontribusi 21,7 persen, Banjar dengan kontribusi 16,6 persen, dan Hulu Sungai Tengah dengan kontribusi 11,8 persen.
BPS Kalsel juga mencatat adanya tren kenaikan produksi padi di Kalsel pada periode Januari-April 2022 sebesar 40,35 persen jika dibandingkan produksi padi periode Januari-April 2021, yakni dari 184.653 ton (2021) menjadi 259.152 ton (2022).
Di tengah ancaman hama tungro, tren positif itu diharapkan masih berlanjut agar nestapa petani di lumbung padi Kalsel tidak terus berlanjut.