Pasar Manyaran Terbakar, Pemkot Semarang Kaji Rencana Pembangunan Ulang
Sebanyak 24 los pedagang di Pasar Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, terbakar pada Senin (9/5/2022) malam. Kebakaran itu menyebabkan kerugian sebesar Rp 572 juta.
–
SEMARANG, KOMPAS — Kebakaran melanda 24 los pedagang di Pasar Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/5/2022) malam. Pemerintah setempat masih akan mengkaji lebih lanjut terkait rencana pembangunan ulang pasar tersebut.
Pada Selasa (10/5/2022), sebagian pedagang masih bertahan di sekitar lokasi kebakaran. Dari balik garis polisi, mereka mengais sisa-sisa kebakaran sambil mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Tak jauh dari los-los tersebut, terparkir satu unit sepeda motor dan satu unit mobil. Dua kendaraan yang bodinya meleleh karena terkena api dalam kebakaran tersebut turut diberi garis polisi.
Kobaran api pertama kali diketahui oleh pedagang dan warga sekitar pada Senin sekitar pukul 19.30. Api diduga muncul dari sebuah los yang menjual barang bekas. Karena los tersebut terbuat dari kayu dan tripleks, api dengan mudah merambat. Apalagi, posisi los yang terbakar dengan los-los di sekitarnya saling berdempetan.
Sembari menunggu mobil pemadam kebakaran tiba, pedagang bersama warga sekitar berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, api tak kunjung padam. Sebanyak delapan mobil pemadam kebakaran beserta 50 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk menangani kebakaran tersebut. Setelah berjibaku sekira dua jam, api berhasil dipadamkan.
Baca Juga: Korsleting Picu Kebakaran Relokasi Pasar Johar di Semarang, Tak Ada Kesengajaan
Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian tersebut. Namun, Pemerintah Kota Semarang harus menanggung kerugian sebesar Rp 450 juta akibat kebakaran itu. Adapun, para pedagang merugi sekitar Rp 122 juta.
Kebakaran diduga berasal dari lilin yang terbakar di sebuah los. Pada saat sebelum kejadian, los itu ditinggal pergi oleh pemiliknya.
”Los yang menjadi titik api pertama ini tidak dialiri oleh listrik sehingga, pemiliknya ini sering menyalakan lilin sebagai penerangan. Sebelum kejadian, pemilik los ini keluar dan lilin tidak terawasi,” tutur Kepala Kepolisian Sektor Semarang Barat, Komisaris Dicky Hermansyah.
Supri (58), salah satu pemilik los berharap, ia dan para pedagang yang menjadi korban kebakaran bisa mendapat bantuan, setidaknya untuk biaya hidup sehari-hari. Selain itu, mereka juga berharap pasar itu bisa segera dibangun kembali sehingga mereka bisa kembali mencari nafkah di tempat tersebut.
”Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga saya mengandalkan hasil berjualan kopi di sini. Kalau sudah terbakar begini, saya tidak tahu nanti harus cari uangnya bagaimana,” katanya saat ditemui, Selasa.
Supri mengaku, ia dan keluarganya sudah tidak memiliki tabungan untuk bertahan hidup, ke depannya. Surat-surat berharga, perhiasan, serta dokumen-dokumen penting yang ia miliki hangus terbakar dalam kejadian, Senin malam.
”Kalau mau berjualan lagi, bingung mau berjualan di mana. Modal untuk kulakan dagangan juga tidak ada,” imbuhnya.
Kalau sudah terbakar begini, saya tidak tahu nanti harus cari uangnya bagaimana. (Supri)
Keinginan agar Pasar Manyaran kembali dibangun tak hanya diungkapkan oleh Supri, tetapi juga para pedagang lainnya. Kendati demikian, Pemerintah Kota Semarang masih akan mengkaji lebih dalam terkait rencana pembangunan kembali pasar tersebut.
”Kami akan melakukan kajian mendalam dulu, apakah nanti akan dibangun ulang di situ? Atau apakah nanti dijadikan pasar dengan kekhususan seperti pasar ikan hias atau pasar burung? Atau malah dipakai sebagai ruang terbuka hijau?” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Pasar Manyaran dibangun oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai tempat relokasi pedagang kaki lima yang terdampak pelebaran Jalan Manyaran di Kecamatan Semarang Barat. Di pasar tersebut, terdapat 60 los yang memiliki luas masing-masing 7,5 meter.
Berdasarkan laporan yang diterima Hendrar, pasar itu tidak sepenuhnya dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sebagian pedagang disebut Hendrar menyewakan kembali los-los mereka kepada pedagang lain. Bahkan, ada pedagang yang menyewakan losnya sebagai tempat tinggal.
Menurut Hendrar, pihaknya telah berulang kali menertibkan para pedagang terkait penyalagunaan los. Beberapa pedagang yang melanggar aturan juga sudah diberi surat peringatan. Kendati demikian, praktik penyalahgunaan tetap dilakukan oleh sebagian pedagang.
Solusi
Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nurkholis menuturkan, pihaknya masih memikirkan solusi bagi para pedagang yang terdampak, baik solusi jangka panjang maupun solusi jangka pendek. Solusi jangka pendek yang dinilai memungkinkan adalah menyiapkan tempat relokasi sementara bagi pedagang. Adapun, solusi jangka panjang yang ditargetkan adalah pembangunan ulang pasar.
”Nanti kami sambil melihat anggaran pada 2022 ini masih ada atau tidak. Kalau memang belum ada anggarannya, akan kami anggarkan pada tahun 2023. Paling tidak, pada tahun 2022 ini sudah ada kajian dan detail engineering design (DED)-nya,” ujar Nurkholis.
Sebelumnya, pada awal Februari 2022, kebakaran juga terjadi di relokasi Pasar Johar yang berada di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah. Kebakaran di tempat itu disimpulkan terjadi karena hubungan pendek arus listrik.
Baca Juga: Kerugian Rp 11 Miliar, Korban Kebakaran Pasar Johar MAJT Semarang Bakal Direlokasi
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pemerintah setempat akan berupaya mengadakan pelatihan pemadaman kebakaran bagi masyarakat. Di samping itu, penyediaan alat pemadam api ringan di pasar dan tempat-tempat publik terus dilakukan.