Mahasiswa ISI Yogyakarta Tewas Ditusuk, Polisi Periksa 4 Saksi
Seorang mahasiswa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, berinisial DS (22), tewas ditusuk, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (8/5/2022) dini hari. Empat saksi diperiksa polisi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian kasus kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (4/4/2022). Aksi kejahatan jalanan yang terjadi pada Minggu (3/4/2022) dini hari itu menyebabkan satu orang meninggal.
YOGYAKARTA, KOMPAS – Seorang mahasiswa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, berinisial DS (22), tewas ditusuk, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (8/5/2022) dini hari. Aparat kepolisian telah memeriksa empat saksi terkait kasus tersebut. Terduga pelaku masih dalam buruan polisi.
”Kami masih terus melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) beberapa saat setelah kejadian. Sejauh ini, ada empat saksi yang kami periksa. Ada beberapa rekaman CCTV (kamera pemantau) juga yang sedang kami dalami,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi di Markas Polda DIY, Senin (9/5/2022).
DS mengalami musibah tersebut saat melintas di simpang empat Selokan Mataram, kawasan Seturan, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY, Minggu dini hari. Korban mengendarai sepeda motor bersama dengan seorang teman.
Korban dari acara kumpul-kumpul dengan temannya. Lalu, mereka berselisih di jalan dengan kelompok terduga pelaku dan tidak ada yang mau mengalah. Mereka datang dari arah yang berbeda.
Di sana, ia berpapasan dengan kelompok terduga pelaku. Diduga, kedua pihak terlibat cekcok yang mengakibatkan terjadinya penganiayaan tersebut.
Ade menjelaskan, korban dan terduga pelaku juga saling mengejar. Penyebab selisihnya diduga tidak ada yang mau mengalah sewaktu berpapasan. Sebab, kedua pihak datang dari arah berlawanan.
“Korban dari acara kumpul-kumpul dengan temannya. Lalu, mereka berselisih di jalan dengan kelompok terduga pelaku dan tidak ada yang mau mengalah. Mereka datang dari arah berbeda. Untuk saling mengenal atau tidak, itu masih dalam pendalaman kami,” tutur Ade.
Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Ade, kelompok terduga pelaku menggunakan tiga kendaraan. Mereka diduga terdiri dari empat hingga lima orang.
Menurut hasil visum, luka tusukan ditemukan pada dua titik, yakni dada dan punggung. Kedua luka tersebut diduga menjadi penyebab tewasnya korban. Korban tewas setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Jogja International Hospital.
Untuk identitas terduga pelaku, lanjut Ade, belum bisa diungkapkan. Namun, katanya, sudah ada titik terang terkait kasus ini. Pihaknya dan segenap jajaran terus melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku.
Dihubungi terpisah, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Agus Burhan menyampaikan belasungkawa atas tewasnya salah seorang mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut.
Kejadian itu menjadi pukulan baginya. Sebab, selama ini, para mahasiswa juga memasuki masa libur. Kuliah pun dilaksanakan secara daring.
”Kami sangat berbelasungkawa dengan kejadian ini. Semoga bisa teratasi masalahnya. Pelakunya juga diharapkan agar segera tertangkap untuk bisa diproses,” kata Burhan.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ISI Yogyakarta Sholahudin menyebutkan, DS merupakan mahasiswa dari Program Studi Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta tahun angkatan 2018.
Seharusnya, saat ini, ia berstatus sebagai mahasiswa semester 10. Namun, korban disebut hanya aktif sebagai mahasiswa hingga semester 3.
”Jadi statusnya itu masih mahasiswa, tetapi dia mangkir kuliah. Mangkirnya sudah tujuh semester. Aktif hanya pada tiga semester di awal kuliah,” ujar Sholahudin.
Lama tak aktif di perkuliahan, kata Sholahudin, pihaknya tak mengetahui aktivitas keseharian korban akhir-akhir ini.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Sholahudin, korban baru saja pulang ke kampungnya di Sumatera Utara. Korban kembali lagi ke Yogyakarta untuk mengurus administrasi agar bisa berkuliah lagi di semester depan.