Cegah Hepatitis Akut, Brebes Terapkan PJJ Empat Hari
Penyebaran Hepatitis Akut diwaspadai oleh pemerintah di sejumlah daerah. Di Brebes, Jateng, pemerintah setempat memberlakukan pembelajaran jarak jauh secara daring untuk menekan risiko paparan hepatitis akut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pembelajaran jarak jauh atau PJJ secara daring diterapkan di Brebes, Jawa Tengah, selama empat hari mulai, Senin (9/5/2022). Upaya itu dilakukan untuk menekan risiko penularan hepatitis akut di wilayah yang berada di perbatasan Jateng dan Jawa Barat tersebut.
Belakangan, kabar terkait adanya hepatitis akut membuat sebagian orang resah. Penyakit misterius itu diketahui lebih banyak menyerang anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun. Di Indonesia, sudah ada tiga anak yang meninggal karena diduga terpapar penyakit tersebut.
Kondisi tersebut membuat pemerintah di sejumlah daerah bersiaga. Upaya-upaya untuk menekan penularan penyakit itu juga dilakukan. Di Kabupaten Brebes, misalnya, pemerintah setempat kembali menerapkan PJJ secara daring.
”Untuk mengantisipasi wabah hepatitis akut, mulai hari ini, kami menerapkan PJJ. (Kebijakan) ini juga sekaligus mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran serta mengurangi risiko kemacetan akibat arus balik Lebaran 2022,” kata Bupati Brebes Idza Priyanti dalam apel perdana seusai libur Lebaran di Pendopo Kabupaten Brebes, Senin.
Untuk mengantisipasi wabah hepatitis akut, mulai hari ini, kami menerapkan PJJ.
Idza menambahkan, kebijakan yang diterapkan hingga Kamis (12/5/2022) itu berlaku untuk seluruh sekolah mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP di wilayahnya. Selama belajar di rumah, anak-anak tetap diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kepala Dinas Kesehatan Brebes Ineke Tri S menuturkan, belum ada laporan terkait adanya suspek hepatitis akut di wilayahnya. Kendati demikian, kewaspadaan tidak boleh mengendur. Apalagi, Brebes berada di daerah perbatasan antara Jateng dan Jabar yang banyak disinggahi. Pada masa mudik Lebaran, Brebes juga menjadi salah satu wilayah tujuan mudik.
”Hepatitis akut ini masih belum jelas etiologinya. Kalau yang selama ini kita kenal, hepatitis itu disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C,D dan E. Kalau yang hepatitis akut ini belum diketahui. Penularannya lebih ke hal-hal personal sehingga kami mengimbau supaya ada peningkatan kewaspadaan,” ujar Ineke.
Sama dengan di Brebes, 34 kabupaten/kota lain di Jateng juga belum melaporkan adanya temuan kasus yang diduga hepatitis akut. Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar menuturkan, pihaknya akan terus memberikan pendampingan ke dinas-dinas kesehatan di kabupaten/kota maupun ke rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan agar mereka tidak gagap saat menghadapi pasien dengan gejala yang mengarah ke hepatitis akut.
”Bagi para orangtua, perlu diketahui gejala hepatitis akut ini, antara lain demam tidak terlalu tinggi, diare, kemudian kulit dan mata menguning. Kalau ada gejala seperti itu jangan panik, langsung dibawa saja ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan agar bisa ditangani lebih lanjut,” ujar Yunita.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga meminta agar masyarakat mengetatkan kembali penerapan protokol kesehatan, salah satunya penggunaan masker. Selain mencegah penularan Covid-19, penggunaan masker juga, diharapkan Ganjar, mampu menekan risiko penularan hepatitis akut. Sebab, penyakit itu diketahui menular lewat saluran cerna dan saluran pernapasan.
”Intinya jaga kesehatan anak, pakai masker, rajin cuci tangan, jangan anak ajak ke tempat-tempat kerumunan. Khusus untuk yang anak balita, saya minta agar imunisasi lengkap segera diberikan,” katanya.