Arus Balik di Jawa Barat Terurai karena Libur Sekolah dan BDR
Dinas Perhubungan Jawa Barat mencatat ribuan kendaraan belum kembali ke Jabar pada mudik Lebaran ini. Arus balik menuju Jabar diprediksi terurai akibat perpanjangan libur sekolah dan anjuran bekerja dari rumah (BDR).
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Ribuan kendaran yang keluar dari Jawa Barat saat mudik Lebaran 2022 belum kembali melintasi perbatasan. Puncak arus balik di jalur utara dan selatan Jabar berpotensi terurai akibat perpanjangan libur sekolah dan anjuran bekerja dari rumah atau BDR.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat A Koswara saat dihubungi di Bandung, Minggu (8/5/2022), menyatakan, sebagian pemudik belum kembali hingga akhir pekan ini. Ribuan kendaraan yang belum kembali itu terlihat dari catatan selisih kendaraan yang masuk dan keluar Jabar sejak awal mudik berlangsung.
”Pada sebagian lintasan, sejumlah kendaraan tampak belum kembali ke Jabar. Kami memantau jalur utara dari Posko Losari (Cirebon) dan selatan dari Cijolang (Banjar). Kedua pos ini memantau pemudik dari Jawa Tengah,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Posko Losari, hingga Minggu (8/5/2022) pukul 17.50, sebanyak 648.596 kendaraan telah masuk ke Jabar sejak awal arus mudik, 25 April 2022. Di sisi lain, 808.144 kendaraan telah meninggalkan Jabar menuju Jateng dari awal mudik.
Dari jumlah tersebut, terdapat selisih jumlah kendaraan lebih dari 150.000 unit. Menurut Koswara, kendaraan-kendaraan itu diperkirakan masih berada di tujuan mudik dan belum kembali.
Adapun di jalur selatan Jabar, berdasarkan pemantauan dari Posko Cijolang, sebanyak 172.218 pemudik menuju Jateng dalam kurun waktu yang sama. Hingga Minggu sore, 169.292 kendaraan telah kembali ke Jabar dari jalur ini.
Banyak kendaraan yang belum kembali karena adanya perpanjangan libur sekolah hingga anjuran bekerja dari rumah selama sepekan ke depan. (A Koswara)
Menurut Koswara, banyak kendaraan yang belum kembali karena adanya perpanjangan libur sekolah hingga anjuran bekerja dari rumah selama sepekan ke depan. Hal itu berdampak pada arus balik yang terurai.
Adapun kepadatan lalu lintas yang terjadi di Jabar ini, ujar Koswara, terjadi karena sekitar 5 juta orang masuk ke Jabar selama periode mudik. Hal ini dihitung dari pemudik yang masuk ke Jabar mencapai 14 juta jiwa, sementara yang keluar dari Jabar kurang lebih 9 juta jiwa.
”Kami belum melihat puncak arus balik, kemungkinan telah terurai akibat perpanjangan libur sekolah hingga anjuran WFH (bekerja dari rumah). Kepadatan arus lalu lintas terjadi karena adanya mudik lokal hingga pergerakan di tempat wisata,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai, perpanjangan libur anak sekolah menjadi salah satu solusi agar orangtua bisa menyusun kembali rencana balik mudiknya. Karena itu, pihaknya mengikuti anjuran perpanjangan libur selama tiga hari tersebut.
”Kami mengapresiasi mengikuti kebijakan dari pusat selama tidak mengganggu proses belajar-mengajar. Para keluarga juga bisa lebih lama bertemu sanak saudara setelah dua tahun tidak berjumpa,” ujarnya.
Meski demikian, petugas tetap diminta bersiaga mengawal arus balik. Kepala Kepolisian Daerah Jabar Inspektur Jenderal Suntana meminta setiap Polres untuk saling berkoordinasi dalam memantau arus lalu lintas.
Pemantauan tersebut, lanjut Suntana, tidak hanya sebatas saat kepadatan terjadi. Petugas juga diminta untuk mengingatkan para pengendara untuk tidak berhenti di bahu jalan karena bisa berdampak terhadap kemacetan jalur.
”Tim urai harus aktif di jalan tol maupun alternatif agar tidak terjadi kemacetan yang panjang akibat pengendara yang berhenti di bahu jalan. Kesehatan petugas perlu diutamakan demi lancarnya pengawasan,” ujarnya.