Korban Kecelakaan pada Angkutan Lebaran di Sumsel Menurun 8 Persen
Jumlah korban kecelakaan pada angkutan Lebaran tahun 2022 menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Penyebab kecelakaan didominasi kelalaian pengemudi. Masyarakat diimbau berhati-hati saat arus balik.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS
Kepala PT Jasa Raharja Cabang Sumatera Selatan Abdul Haris.
PALEMBANG, KOMPAS — Jumlah korban kecelakaan pada angkutan Lebaran tahun 2022 menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Kondisi ini bisa saja berubah karena angkutan Lebaran baru akan berakhir pada 10 Mei 2022 mendatang. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pengendara.
Hal ini disampaikan Kepala PT Jasa Raharja Cabang Sumatera Selatan Abdul Haris, Jumat (6/5/2022). Hingga Kamis (5/5/2022), jumlah korban kecelakaan di Sumatera Selatan mencapai 83 orang dengan rincian 23 orang meninggal dunia dan 60 orang luka-luka.
Jumlah ini menurun 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, yakni jumlah korban kecelakaan mencapai 85 orang yang terbagi dalam 25 orang meninggal dunia dan 60 orang luka-luka. ”Semua kecelakan terjadi pada angkutan darat,” katanya.
Korban jiwa paling banyak terjadi di Musi Rawas Utara dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 4 orang. Sementara untuk Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU), masing-masing 3 orang. Palembang, Muara Enim, dan Lahat masing-masing 2 korban meninggal dunia. Adapun untuk OKU Selatan, OKU Timur, Empat Lawang, dan Ogan Ilir, masing-masing 1 orang korban jiwa.
Kemacetan panjang di jalur lintas timur Sumatera Ruas Palembang-Betung, Minggu (24/4/2022). Kemacetan disebabkan oleh meningkatnya volume kendaraan dan juga banyak pengendara yang melawan arus. Kemacetan di jalur ini terjadi sejak Sabtu (23/4/2022) bermula dari sebuah truk tronton yang terperosok.
Penyebab kecelakaan, ujar Abdul, didominasi kelalaian pengemudi. Dia mencontohkan kasus kecelakaan di Musi Rawas Utara yang menelan empat korban jiwa pada Jumat (29/4/2022). Diketahui, sang pengemudi kelelahan sehingga mobil yang dikendarainya berbelok dan akhirnya menabrak bus yang berjalan di ruas berlawanan.
Semua kecelakan terjadi pada angkutan darat.
Terkait pembayaran santunan, Abdul mengatakan, hingga kini sudah sembilan ahli waris dari korban meninggal dunia yang sudah diberikan santunan. Sementara 12 lainnya masih dalam proses penyelesaian. ”Adapun dua korban jiwa yang lain tidak diberikan santunan karena merupakan kecelakaan tunggal,” kata Abdul. Santunan bagi korban meninggal dunia diberikan kepada ahli waris yakni sebesar Rp 50 juta per orang.
Menurut Abdul, menurunnya jumlah korban kecelakaan di Sumsel tidak lepas dari upaya semua pihak melancarkan arus mudik. Sekarang beberapa ruas jalan sudah diperbaiki sehingga risiko kecelakaan bisa diminimalkan.
Selain itu, rekayasa lalu lintas di sejumlah titik rawan juga berkontribusi menurunkan tingkat kecelakaan. ”Hanya saja yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk berkendara dalam kondisi prima dan tidak melanggar peraturan lalu lintas,” ucapnya.
Petugas kepolisian dibantu masyarakat berupaya mengevakuasi sebuah truk tronton yang terperosok di jalan lintas timur Sumatera ruas Palembang-Betung, Sabtu (23/4/2022). Kejadian ini menutup jalur yang menghubungkan Palembang dengan Jambi. Akibatnya terjadi kemacetan panjang bahkan mencapai 10 kilometer.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Toni Harmanto menyatakan, skema pengaturan arus balik tidak jauh berbeda dengan pengaturan arus mudik. ”Kami akan fokus pada titik rawan kemacetan terutama di Betung dan Simpang Belimbing,” katanta.
Selain itu, kerawanan kemacetan juga diprediksi terjadi di pintu masuk dan keluar tol di Sumatera Selatan. Upaya rekayasa lalu lintas juga akan dilakukan jika terjadi kemacetan. ”Untuk rekayasa kemacetan, sifatnya situasional tergantung dari kondisi lapangan,” ucap Toni.
Kemacetan hingga 10 kilometer terjadi di lintas timur Sumatera ruas Palembang-Betung, Sabtu (23/4/2022). Kondisi ini disebabkan oleh kecelakaan tunggal, yakni sebuah truk tronton terperosok dan melintang menutupi jalan. Petugas membutuhkan waktu hingga 9 jam untuk menggeser truk tersebut sehingga jalan bisa dilewati kembali.
Adapun puncak arus balik diperkirakan terjadi pada akhir pekan, yakni pada Sabtu dan Minggu (7-8 Mei 2022). Pengamanan dilakukan dengan menempatkan lebih banyak petugas di sejumlah titik rawan kemacetan.