Bandara Jambi mulai Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran
Bandara Jambi telah meminta pihak maskapai untuk mengadakan penerbangan tambahan karena tingginya animo warga balik lewat jalur udara. Namun, permintaan itu belum dipenuhi karena keterbatasan jumlah pesawat.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Arus balik Lebaran mulai mengalami puncaknya pada Jumat (6/5/2022) ini di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Dibandingkan jalur darat dan laut, pemudik lebih memilih untuk menggunakan jalur udara ke tempat asalnya.
Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi Siswanto Singodimedjo mengatakan, puncak arus balik terjadi mulai Jumat ini. Tingkat keterisian pesawat mencapai 100 persen dengan jumlah 4.000 penumpang.
Angka itu meningkat drastis dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 2.833 penumpang. Permintaan akan penerbangan juga masih tinggi.
Menindaklanjuti tingginya permintaan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak maskapai untuk mengadakan penerbangan tambahan. Namun, permintaan itu belum dapat dipenuhi. ”Ketersediaan pesawat ternyata sangat terbatas sehingga belum bisa ada penambahan pesawat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keterisian penuh penumpang pesawat masih berlangsung selama empat hari, mengingat banyaknya pemudik akan kembali masuk bekerja pada Senin. Adapun warga yang tidak kedapatan tiket hingga Minggu masih berupaya memperoleh tiket balik pada Senin.
Ia menyebut animo masyarakat menggunakan penerbangan untuk mudik dan balik terjadi seiring makin mudahnya syarat untuk penerbangan. Warga yang telah tuntas divaksin Covid-19 tidak perlu lagi menyertakan hasil tes Covid-19.
Salah seorang pemudik, Puteri, memilih kembali dari Jambi ke Pemalang pada Jumat ini. Ia dan suaminya, Didi, sudah harus kembali bekerja pada Senin. ”Untungnya kami sudah beli tiket dari jauh-jauh hari, jadi tidak kehabisan (tiket),” katanya.
Darat longgar
Sementara itu, arus balik di Terminal Alam Barajo Kota Jambi belum padat. Tercatat jumlah keberangkatan 81 penumpang. Di Pelabuhan Roro, keberangkatan dan kedatangan tercatat 120 orang.
”Hal ini menunjukkan para pemudik asal Jambi yang kembali ke tempat kerjanya lebih banyak memilih menggunakan pesawat terbang atau jalur udara dibandingkan dengan jalur darat atau bus,” kata Komisaris Besar Dhafi, Direktur Kepolisian Lalu Lintas Polda Jambi.
Jumlah itu turun 20 persen dibandingkan dari tahun lalu yang mencapai 15 kejadian. (Komisaris Besar Dhafi)
Ia pun mencatat selama masa Lebaran, satu pekan terakhir, terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 12 kasus kejadian. Jumlah itu turun 20 persen dibandingkan dari tahun lalu yang mencapai 15 kejadian.
Sejak Januari, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memperbaiki ruas jalan yang mengalami kerusakan ataupun berlubang. Perbaikan dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan.
Selama sepekan ini, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas juga menurun 57 persen. Tahun ini tercatat tiga orang, sedangkan tahun lalu tujuh korban.
Kepala Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Jambi Johansyah juga mengatakan, selama satu pekan di masa Lebaran, angkutan batubara dilarang melintas. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan.
Selama ini, marak truk pengangkut batubara melintasi jalan negara di Jambi sehingga memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.