Idul Fitri, Tonggak Semangat Penggerak Ekonomi Kota Surabaya
Momentum Idul Fitri tahun ini bisa menjadi tonggak semangat untuk menggerakkan ekonomi Kota Surabaya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berlalu.
Oleh
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Setelah dua tahun tak ada perayaan Idul Fitri secara tatap muka, warga Surabaya memadati masjid dan ruang publik untuk mengikuti shalat Id. Lebaran tatap muka tahun ini diharapkan bisa menjadi tonggak penggerak ekonomi Kota Surabaya.
Agar semua aktivitas bisa berlangsung dengan normal, secara bersamaan, semua pihak tetap wajib menerapkan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum benar-benar berlalu.
Pemantauan Kompas di Kota Surabaya pada Senin (2/5/2022), hampir semua masjid menggelar shalat Id berjamaah. Meski banyak warga yang mudik Lebaran, seperti di Masjid Nur Mudrika di Gunung Anyar, shalat Id tetap diikuti sekitar 200 jamaah yang merupakan warga sekitar masjid.
Pemandangan serupa terjadi di Taman Surya, Balai Kota Surabaya. Sejak pagi warga Kota Surabaya mulai berdatangan dari berbagai penjuru arah untuk mengikuti shalat Id. Di Taman Surya Balai Kota Surabaya itu, Pemerintah Kota Surabaya menggelar kembali shalat Idul Fitri setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19.
Tepat pukul 06.00, shalat Id digelar dengan imam Ustaz Ahmad Satun dan khatib KH Miftahul Luthfi Muhammad. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi hadir bersama istri dan dua anaknya.
Seusai shalat Id, Eri Cahyadi mengatakan sangat bersyukur karena shalat Idul Fitri bisa digelar kembali di Balai Kota Surabaya karena sudah dua tahun tidak bisa melakukannya di tempat tersebut.
”Dengan rahmat Gusti Allah, alhamdulillah kita hari ini bisa melakukan shalat Id di sini. Sudah seyogianya kita mensyukuri betul nikmat ini. Semoga dengan shalat Id semua bisa menjaga Kota Surabaya ini dari pandemi Covid-19, dan kesempatan ini menjadi tonggak semangat untuk menggerakkan ekonomi Surabaya,” ujarnya.
Semoga dengan shalat Id semua bisa menjaga Kota Surabaya ini dari pandemi Covid-19, dan kesempatan ini menjadi tonggak semangat untuk menggerakkan ekonomi Surabaya. (Eri Cahyadi)
Dia juga bersyukur karena warga Kota Surabaya sangat antusias mengikuti shalat Id di Balai Kota Surabaya. Banyaknya warga yang hadir di tempat ini menjadi cermin bahwa warga yang mengikuti shalat Id tidak hanya di Balai Kota, tetapi juga di tempat lain pasti ramai. ”Ini menunjukkan bahwa arek Suroboyo sudah kangen melakukan shalat Idul Fitri,” katanya.
Menurutnya, ini adalah momentum untuk saling memaafkan setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan. Bagi dia, hari kemenangan ini tidak akan sempurna jika masih punya salah atau khilaf. Untuk itu atas nama pribadi dan keluarga serta mewakili seluruh jajaran Pemkot Surabaya, ia memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Kota Surabaya.
”Jikalau selama satu tahun memimpin kota dengan penduduk 3,1 juta jiwa ini ada tutur kata ataupun perbuatan yang khilaf dan belum bisa membahagiakan secara maksimal warga Kota Surabaya. Dengan saling memaafkan, akan memiliki semangat baru yang tujuan akhirnya hanya satu, yaitu membahagiakan seluruh warga Kota Surabaya. Perbedaan itu hal biasa, salah dan khilaf adalah tempatnya manusia, sehingga kesempurnaan adalah saling memaafkan,” katanya.
Setelah shalat Id, Eri hadir di kediaman orangtuanya di kawasan Ketintang untuk meminta maaf kepada orangtuanya. Bahkan, ia juga mengajak warga Surabaya untuk langsung meminta maaf kepada orangtuanya di momen Lebaran ini.
Sementara situasi lalu lintas di Kota Surabaya relatif sepi terutama jalan utama, seperti Jalan Ir Soekarno (MERR), Jalan Kertajaya, dan Jalan Ahmad Yani. Perumahan dan kampung rata-rata menerapkan pengamanan dengan sistem satu pintu karena tenaga pengamanan pun kebanyakan mudik Lebaran.