Warga Dilarang Shalat Idul Fitri di Jembatan Ampera Palembang
Masyarakat dilarang melakukan shalat Idul Fitri di Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Ibadah hanya diperkenankan di lingkungan Masjid Agung Palembang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
RHAMA PURNA JATI
Aktivitas beribadah di Masjid Agung SMB I Palembang, Jumat (20/3/2020).
PALEMBANG, KOMPAS — Pada Hari Idul Fitri yang kemungkinan jatuh pada Senin (2/5/2022) besok, warga Palembang dilarang melakukan Shalat Idul Fitri di Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Ibadah hanya diperkenankan di lingkungan Masjid Agung Palembang serta masjid atau mushala di lingkungan masing-masing. Kebijakan ini dikeluarkan untuk mengantisipasi risiko penularan Covid-19.
Kapolrestabes Palembang Komisaris Besar Mokhamad Ngajib menyampaikan hal itu pada Minggu (1/5), di Palembang. Dia menegaskan, sesuai dengan surat edaran Kementerian Agama Nomor 8 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah pada Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah, pelaksanaan shalat Idul Fitri hanya boleh dilakukan di lingkungan masjid setempat.
Oleh karena itu, shalat Idul Fitri di Masjid Agung Palembang juga hanya boleh dilakukan di lingkungan masjid, tidak boleh sampai ke jalan, apalagi hingga di atas Jembatan Ampera. Aturan ini diterapkan karena kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung sampai sekarang.
Pada tahun-tahun sebelum pandemi, warga Palembang memiliki rutinitas untuk melakukan ibadah Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Palembang. Saking besarnya antusiasme masyarakat untuk shalat Idul Fitri di Masjid Agung Palembang, jemaah kerap meluber hingga di atas Jembatan Ampera. Hal ini karena lokasi Jembatan Ampera memang berdekatan dengan Masjid Agung Palembang.
Namun, sejak pandemi merebak, kondisi tersebut tidak terjadi lagi. Warga hanya melakukan ibadah di lingkungan masjid. Pada tahun ini, meski kondisi pandemi mulai terkendali, warga hanya boleh melakukan shalat Idul Fitri di Masjid Agung Palembang. Oleh karena itu, jemaah tidak boleh melakukan shalat hingga di atas Jembatan Ampera.
Ngajib menyebut, pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini tidak ada penutupan Jembatan Ampera sebagai ikon Kota Palembang. ”Kendaraan tetap bisa melewati Jembatan Ampera seperti biasa,” kata dia.
Meski demikian, kepolisian tetap mengerahkan personel untuk melakukan penjagaan agar ibadah shalat Idul Fitri berlangsung lancar.
RHAMA PURNA JATI
Suasana Masjid Agung SMB I Palembang, Jumat (20/3/2020).
Mengacu pada Surat Edaran Kementerian Agama Nomor 8 Tahun 2022, warga juga diimbau melakukan pawai takbiran di masjid, mushala, atau rumah masing-masing. ”Masyarakat diimbau untuk mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri Tahun 1443 H/2022 M di masjid, mushala, atau rumah masing-masing,” kata Ngajib.
Dia juga meminta agar warga tidak merayakan takbiran secara berlebihan, termasuk dengan cara melakukan pawai di jalan. ”Saya imbau untuk tidak melakukan pawai takbiran karena itu mengganggu ketertiban umum,” kata Ngajib.
Karena itu, sebanyak 396 personel akan dikerahkan untuk melakukan patroli di malam takbiran.
Ngajib juga mengingatkan, masih ada kegiatan yang lebih bermanfaat yang bisa dikerjakan masyarakat di tengah kondisi pandemi, misalnya mempererat silaturahmi bersama keluarga. Jika masih ada warga yang nekat menggelar pawai takbiran, personel kepolisian yang berjaga akan melakukan tindakan persuasif dengan mengarahkan warga bertakbir di masjid atau mushala.
Puncak arus mudik
Sementara itu, Polda Sumsel mencatat puncak arus mudik di provinsi itu terjadi pada H-2 Lebaran atau Sabtu (30/4/2022). Pada H-1 Lebaran atau Minggu ini, arus mudik ke provinsi tersebut telah mengalami penurunan.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Toni Harmanto menjabarkan, puncak arus mudik terjadi pada H-2 Lebaran. Saat itu, tercatat ada 7.532 kendaraan yang masuk ke wilayah Sumsel, sedangkan yang keluar mencapai 8.762 kendaraan.
RHAMA PURNA JATI
Kemacetan panjang di jalur lintas timur Sumatera Ruas Palembang-Betung, Minggu (24/4/2022). Kemacetan disebabkan oleh meningkatnya volume kendaraan dan juga banyak pengendara yang melawan arus. Kemacetan di jalur ini terjadi sejak Sabtu (24/4) bermula dari sebuah truk tronton yang terperosok.
Sementara untuk H-1 Lebaran, kendaraan yang masuk ke wilayah Sumsel mencapai 4.033 kendaraan dan yang keluar 3.097 kendaraan. Tingginya volume kendaraan pada H-2 disebabkan dimulainya masa liburan. Selain itu, tercatat juga ada beberapa titik kepadatan, terutama di jalur lintas timur seperti di kawasan Betung, Banyuasin, serta Belimbing, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Toni menjelaskan, pada angkutan Lebaran 2022 diperkirakan ada 61.000 kendaraan yang masuk ke Sumsel dan 62.000 kendaraan yang keluar dari Sumsel. Adapun pada masa arus balik diperkirakan akan terjadi kepadatan pada akhir pekan depan. ”Skema lalu lintas pun sudah disiapkan,” ujar Toni.