Kementan Turut Jaga Ketersediaan Bahan Pangan di Sulut Jelang Lebaran
Kementerian Pertanian turut mengupayakan harga bahan-bahan makanan di Sulawesi Utara tetap terjangkau dalam hitungan hari menuju Idul Fitri. Masyarakat pun dipastikan tak perlu khawatir kehabisan bahan pangan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kementerian Pertanian turut mengupayakan harga bahan-bahan makanan di Sulawesi Utara tetap terjangkau dalam hitungan hari menuju Idul Fitri 1443 Hijriah. Masyarakat pun dipastikan tak perlu khawatir kehabisan bahan pangan karena persediaan dipastikan cukup.
Menurut siaran pers yang diterima Kompas, Jumat (29/4/2022), upaya itu dilakukan salah satunya dengan menggelar Pasar Tani Ramadhan di Kota Bitung, Rabu (27/4/2022). Warga dari sedikitnya 30 kelurahan memadati acara yang digelar di Taman Kesatuan Bangsa di Kecamatan Maesa.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan Bambang mengatakan, ada 12 bahan pangan strategis yang disediakan, antara lain 150 kilogram cabai, 600 kg telur, 500 kg daging kerbau, dan 2.500 kg beras. ”Kami coba menyediakan bahan pangan aman dengan harga yang murah, terutama bagi masyarakat yang merayakan Lebaran,” ujar Bambang.
Beberapa bahan pangan dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET), seperti beras yang hanya Rp 43.000 per kemasan 5 kg dan cabai rawit dengan harga Rp 25.000 per kg. Adapun minyak goreng premium dibanderol Rp 19.000 per liter, lebih mahal dari HET Rp 14.000 yang berlaku sebelum Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2022 ditetapkan.
Pasar tani ini adalah salah satu penerjemahan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo kepada Barantan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok strategis di 34 provinsi. Barantan juga diminta bertindak cepat untuk mendistribusikan bahan pokok dari daerah yang surplus bahan pangan tertentu ke daerah yang kekurangan.
”Hasil pengecekan kami hingga kegiatan pasar tani ini digelar, saya bisa katakan bahwa Sulut adalah daerah paling aman dari seluruh Indonesia. Semua bahan pangan tersedia,” tegas Bambang.
Di samping menggelar pasar tani, Barantan juga memantau ketersediaan dan harga beragam komoditas pangan di Pasar Girian, Bitung. Dari diskusi dengan pedagang, Bambang menyimpulkan tidak ada kelangkaan bahan pangan.
Lalu lintas komoditas yang tidak dihasilkan di Sulut, seperti daging sapi, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih, dari daerah lain, juga masih lancar. ”Jadi masyarakat jangan panik, jangan ragu, tidak perlu sampai menimbun,” ujar Bambang.
Komoditas yang kini masih menjadi perhatian pemerintah adalah minyak goreng. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Edwin Kindangen mengatakan, untuk pertama kalinya dalam hampir satu dasawarsa, pemerintah mencoba menghadirkan minyak goreng curah dengan truk tangki di pasar-pasar, tepatnya sejak 6 April 2022.
Menurut Edwin, harga minyak goreng curah diawasi secara ketat oleh pemerintah. Harganya tak boleh lebih tinggi dari Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg. Karena itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Sulut menjualnya kepada pengecer di Pasar Bersehati, Manado, seharga Rp 14.350 per kg.
”Bulog sudah luar biasa, mereka menjadi distributor 1, langsung ke pengecer. Itu maksudnya, (jalur distribusi) dipotong sehingga harga bisa ditekan di masyarakat,” ujar Edwin.
Asisten II Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sulut Praseno Hadi juga mengatakan, tidak ada lonjakan berarti dalam harga sembilan bahan pokok (sembako). ”Stok berlimpah, harga relatif normal, dan mudah didapat. Jadi, kami umumkan kepada masyarakat Sulut, khususnya Manado, bahwa sembako kita aman,” ujarnya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sulut, Stefanus Liow, pun menyatakan apresiasinya terhadap kesiapan pemerintah menjelang Lebaran. ”Ini menunjukkan bahwa negara hadir dan semua stakeholder (pemangku kepentingan) terus bersinergi,” katanya.