Kisah Pemudik, Belasan Jam di Jalan dan Sulit Masuk ”Rest Area”
Lonjakan volume kendaraan memicu kepadatan di jalan tol, termasuk di area istirahat. Pemudik pun terpaksa menempuh belasan jam dari Jakarta dan wilayah sekitarnya hingga Cirebon, Jawa Barat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Lonjakan volume kendaraan memicu kepadatan di jalan tol, termasuk di area istirahat. Pemudik pun terpaksa menempuh belasan jam dari Jakarta dan wilayah sekitarnya hingga Cirebon, Jawa Barat. Mereka juga kesulitan masuk area istirahat karena pemberlakuan sistem buka-tutup.
Rahman (61), salah seorang pemudik, misalnya, berangkat dari Tangerang, Banten, pada Rabu (27/4/2022) pukul 22.00. ”Baru sampai (Gerbang Tol) Cikampek Utama itu setengah lima pagi,” ucap pemudik yang mengendarai mobil bersama empat anggota keluarga lainnya.
Ketika ditemui di Area Istirahat 207A ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (28/4) siang, Rahman duduk berteduh di bawah pohon. Beralaskan terpal, ia dan keluarganya beristirahat dan menyantap makanan sekaligus mendinginkan mobil.
Ia baru menyentuh daerah Cirebon sekitar pukul 12.00. Artinya, Rahman dan keluarganya telah menempuh hingga 14 jam dari Tangerang ke Cirebon yang jarak tempuhnya sekitar 266 kilometer. ”Padahal, biasanya lewat Jalan Tol Trans-Jawa ke Malang (Jawa Timur) hanya 12 jam,” ungkapnya.
Selain di Cikampek, laju kendaraannya juga melambat menjadi sekitar 10 kilometer per jam setiap menjelang area istirahat. ”Di rest area Kilometer 82 saya bisa masuk. Cuma, enggak kebagian tempat istirahat. Untung di sini (Km 207A) bisa masuk,” ujar Rahman yang baru mudik setelah anaknya cuti.
Kembu Suparno (52), pemudik lainnya, juga mengeluhkan padatnya arus lalu lintas di jalan bebas hambatan. Ia bersama istri dan tiga anaknya berangkat dari Jakarta pada Kamis pukul 01.30 dan baru tiba di Cirebon pukul 11.00 atau lebih dari sembilan jam.
”Dari Cawang (Jakarta) kendaraan sudah padat merayap. Di rest area juga begitu,” kata pemudik tujuan Sragen, Jawa Tengah, tersebut. Pada hari normal, lanjutnya, ia biasanya menempuh sekitar delapan jam dari Jakarta ke kampung halamannya itu melalui jalan tol.
Suparno juga beberapa kali kesulitan masuk ke area istirahat karena penerapan sistem buka tutup. ”Di rest area Km 57 saya tidak bisa masuk. Di rest area Km 102 alhamdulillah bisa masuk. Di sini untung bisa masuk juga,” ungkap Suparno yang baru bisa berangkat Kamis setelah anaknya cuti.
Area istirahat menjadi salah satu titik kepadatan seiring lonjakan volume kendaraan. Akibatnya, pengelola tol menerapkan sistem buka-tutup sesuai situasi di area istirahat untuk mengurangi antrean.
Manajer Operasional Rest Area 207A Irwansyah Rinaldhi mengatakan, sistem buka tutup tempat istirahat sudah berlaku sejak Selasa (26/4/2022) seiring lonjakan volume kendaraan. ”Biasanya, yang mampir ke sini itu 4.000-5.000 kendaraan per hari. Sekarang, bisa 9.000 kendaraan,” ujarnya.
Diharapkan dengan rekayasa lalu lintas ini dapat mengurai kepadatan.
Penutupan sementara area istirahat, lanjutnya, diharapkan bisa mengurai antrean kendaraan di jalan tol. ”Kami tutup sekitar 30 menit, setelah itu dibuka lagi. Biasanya, area istirahat padat pada waktu shalat. Begitu pun antrean SPBU (stasiun pengisian bahan bakar untuk umum),” ungkapnya.
General Manager Operation Astra Tol Cipali Suyitno mengatakan, sistem buka tutup juga diberlakukan di area istirahat di Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Kamis. Rekayasa itu demi mengurangi kepadatan arus. Hingga Kamis sore, tercatat 27.000 kendaraan melalui Gerbang Tol Palimanan menuju Jawa.
Secara kumulatif, total kendaraan yang melintasi Jalan Tol Cipali pada Rabu (27/4) mencapai 104.575 unit. Jumlah ini melonjak dibandingkan hari sebelumnya, yakni sebanyak 79.232 kendaraan.
Mulai pukul 17.00-24.00, kepolisian memberlakukan sistem satu arah dari ruas Tol Cikampek hingga GT Kalikangkung, termasuk melalui Tol Cipali. ”Diharapkan dengan rekayasa lalu lintas ini dapat mengurai kepadatan,” ucap Suyitno.