Aktivitas Anak Krakatau Melandai, KN SAR Basudewa Ditarik ke Bakauheni Siaga Puncak Mudik
Aktivitas Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Lampung, mulai menurun. KN SAR Basudewa ditarik dari Pulau Sebesi untuk bersiaga di Pelabuhan Bakauheni menyambut puncak arus mudik.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Aktivitas Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Lampung, mulai menurun dalam dua hari terakhir. Kapal Negara SAR 224 Basudewa yang sebelumnya disiagakan di Pulau Sebesi akan ditarik ke Pelabuhan Bakauheni untuk membantu pengamanan puncak arus mudik.
Kepala Kantor SAR Lampung Jumaril mengatakan, KN SAR Basudewa telah disiagakan di Pulau Sebesi sejak Selasa (26/4/2022). Kapal itu disiagakan di Pulau Sebesi menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau dan naiknya status kegunungapiannya menjadi Siaga (Level III).
Dari pantauan tim Basarnas Lampung di Pulau Sebesi, aktivitas gunung api itu sudah mulai stabil dalam dua hari terakhir. Anak Krakatau tidak lagi mengalami erupsi besar seperti pada 24 April 2022. Saat itu, Anak Krakatau erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 3.000 meter di atas kawah.
”Aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah mulai menurun sehingga KN SAR Basudewa akan kembali disiagakan di Pelabuhan Bakauheni pada Jumat (29/4/2022) untuk antisipasi puncak arus mudik,” kata Jumaril dihubungi dari Bandar Lampung, Kamis (28/4/2022).
Menurut dia, kapal dengan panjang 40 meter yang dapat mengangkut sekitar 100 penumpang itu disiagakan untuk keperluan evakuasi jika terjadi kecelakaan pelayaran. Terlebih, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung memprediksi hujan deras dan angin kencang masih akan melanda wilayah Lampung dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Anak Krakatau erupsi pada Kamis pukul 06.00-12.00 dengan gempa embusan sebanyak tiga kali, gempa rendah frekuensi sebanyak dua kali, dan satu kali gempa vulkanik dangkal. Gunung api itu juga masih mengalami tremor dengan amplitudo 2-16 milimeter dan amplitudo dominan 2 milimeter. Sementara asap tipis putih setinggi 25-50 meter masih terlihat membubung dari atas kawah.
Pihak Basarnas juga telah berkoordinasi dengan BMKG dan PT ASDP Bakauheni terkait pengamanan arus mudik di Pelabuhan Bakauheni. Sejauh ini, aktivitas Gunung Anak Krakatau dan cuaca tidak berdampak pada aktivitas pelayaran kapal di Selat Sunda.
Berdasarkan data BMKG Lampung, bibit siklon di wilayah selatan Lampung terpantau bergerak ke arah timur dan tenggara. Kehadiran bibit siklon itu masih berkontribusi terhadap peningkatan potensi awan konvektif di wilayah Lampung.
BMKG memprediksi, sebagian besar wilayah Lampung bakal berawan dan berpotensi hujan lokal dengan intensitas ringan hingga lebat. Hujan deras disertai angin kencang berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari di sebagian besar wilayah Lampung, termasuk Lampung Selatan.
Seiring penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau, Kepala Dinas Pariwisata Lampung Selatan Mulyadi Saleh mengatakan, pemkab akan membuka seluruh desinasi wisata pantai di pesisir Lampung Selatan. Wisatawan bisa mengunjungi sejumlah destinasi wisata pantai unggulan, antara lain Pantai Minang Rua, Marina, Kedu Warna, Sebalang, dan Merak Belatung.
Menurut dia, pihaknya bersama BPBD Lampung Selatan juga telah meninjau sejumlah kawasan wisata pantai yang pernah terdampak tsunami Selat Sunda pada 2018. Saat ini, seluruh destinasi wisata itu sudah dibenahi dan siap menyambut wisatawan. Ia berharap, sektor pariwisata di Lampung Selatan bisa bangkit seiring pulihnya kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat.