Pemudik dengan Kendaraan Pribadi Melonjak pada Malam dan Pagi
Pergerakan pemudik dengan kendaraan pribadi yang melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami peningkatan signifikan. Malam dan pagi hari menjadi waktu favorit para pemudik untuk berangkat.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Menjelang puncak arus mudik, pergerakan pemudik dengan kendaraan pribadi yang melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami peningkatan signifikan. Malam dan pagi hari menjadi waktu favorit para pemudik untuk berangkat sehingga berpotensi terjadi penumpukan kendaraan pada waktu-waktu tersebut.
Manajer Transaksi dan Lingkungan Jalan Tol Jakarta Cikampek, Ahmad Zamzuri, mengatakan, pada Selasa (26/4/2022) pukul 21.00 hingga Rabu (27/4) pukul 06.00, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek melalui Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama meningkat hingga 131 persen dibanding kondisi normal.
”Memang biasanya kepadatan subuh atau pagi. Habis subuh itu biasanya pemudik berangkat,” kata Zamzuri saat ditemui di GT Cikampek Utama, Rabu.
Pada Rabu pagi hingga siang, PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan diskresi kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas berupa sistem contraflow atau lawan arus di Jalan Tol Jakarta-Cikampek untuk mengurai kepadatan kendaraan. Contraflow dilakukan pada pukul 07.36-11.00 di Kilometer 47 hingga Gerbang Jalan Tol Cikampek Utama di Km 70.
Selain itu, Jasa Marga juga sempat menutup ruas Jalan Tol Layang Mohamed bin Zayed (MBZ) pada pukul 08.08 sampai 09.47. Penutupan sementara itu untuk mengurai kepadatan kendaraan di Jalan Tol Layang MBZ.
Peningkatan arus kendaraan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah terlihat pada Selasa (26/4) atau H-6 Lebaran. Berdasarkan data Jasa Marga, jumlah kendaraan yang keluar Jabotabek melalui GT Cikampek Utama pada Selasa sekitar 53.000 kendaraan atau naik 89 persen dari kondisi normal yang sekitar 28.000 kendaraan.
Secara kumulatif dari H-10 sampai H-6, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Jalan Tol Trans-Jawa melalui GT Cikampek Utama sebanyak 213.180 kendaraan atau meningkat 29,4 persen dibandingkan saat lalu lintas normal.
Kepadatan kendaraan juga terjadi di Jalan Tol Palimanan-Kanci dan Tol Cikopo-Palimanan, Jawa Barat, Rabu. Antrean kendaraan juga sempat terjadi di rest area dua jalan tol itu. Akibatnya, sejumlah rest area sempat diberlakukan buka tutup.
Rekayasa lalu lintas
Mulai Kamis (28/4) ini, kepolisian dan sejumlah pihak terkait akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah dan ganjil genap di Jalan Tol Trans-Jawa. Satu arah dan ganjil genap akan dilakukan mulai dari Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Km 414 Gerbang Jalan Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah.
Pada Kamis, satu arah dan ganjil-genap akan dilakukan pukul 17.00-24.00, sementara pada Jumat (29/4) dan Sabtu (30/4), rekayasa lalu lintas itu dilakukan pukul 07.00-24.00. Adapun pada Minggu (1/5), satu arah dan ganjil genap dilakukan pukul 07.00-12.00.
Zamzuri mengatakan, Jasa Marga akan membuka 30 gardu tol yang berada di GT Cikampek Utama untuk mendukung penerapan sistem satu arah itu. Sebelum sistem satu arah diberilakukan, akan dilakukan pembersihan jalur di jalan tol.
”Sebelum one way diberlakukan, tentu dilakukan pembersihan jalur dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek sampai GT Kalikangkung. Itu butuh waktu sekitar 2 jam. Untuk one way kita akan buka minimal 30 gardu tol ke arah Trans Jawa," terang Zamzuri.
Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Eddy Djunaedi mengatakan, pelaksanaan rekayasa lalu lintas satu arah dan ganjil genap tetap sesuai jadwal. ”Kendaraan yang tidak sesuai ketentuan akan dikeluarkan ke exit (pintu keluar) tol terdekat. Kendaraan itu nanti akan melalui jalur arteri,” katanya.
Menurut Eddy, pemilahan kendaraan berpelat nomor ganjil-genap tidak lagi dilakukan di Km 10 dan Km 47 Jalan Tol Jakarta Cikampek seperti saat uji coba beberapa hari terakhir. Pemilahan akan dilakukan di akses jalan arteri yang menuju ke jalan tol sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas di jalan tol.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau pemudik mematuhi dan memahami tujuan aturan ganjil-genap tersebut. Mobil berpelat nomor genap hanya boleh lewat pada tanggal genap, begitu pula dengan mobil berpelat nomor ganjil. Ia juga mengajak pemudik membaca atau mengakses informasi yang disampaikan oleh media massa terkait aturan ini.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, antisipasi kemacetan juga harus dilakukan di jalan arteri atau non-jalan tol. ”Yang juga perlu antisipasi adalah arus mudik via jalan alteri atau jalan alternatif. Kami sampaikan ke dinas perhubungan kota dan kabupaten agar bersiap, terutama terkait rambu-rambu," katanya.