Jumlah Pemudik di Ambon Lebih Sedikit Dibandingkan Sebelum Pandemi Covid-19
Kendati mudik tidak lagi dilarang, jumlah pemudik yang datang dan pergi ke Ambon lebih sedikit dibandingkan tahun 2019, sebelum era pandemi Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Ribuan pemudik terpantau meninggalkan Ambon, Maluku, melalui Pelabuhan Yos Sudarso. Mereka memilih pulang lebih awal untuk mencegah penumpukan pada puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan. Namun, jumlah pemudik tahun ini disebut masih lebih sedikit dibandingkan tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Pos Komando Mudik Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, hingga Selasa (26/4/2022), sebanyak 6.175 pemudik tercatat datang dan 4.901 pemudik yang meninggalkan Ambon. Para pemudik menggunakan pelayaran lokal, regional, dan nasional.
Namun, berdasarkan analisis perbandingan rekapitulasi pemudik, jumlah pemudik lebih sedikit dibandingkan tahun 2019. Pemudik yang datang sebanyak 8.234 orang atau turun 40,48 persen. Sementara pemudik yang berangkat 11.511 orang atau turun 46,36 persen.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon Sugiman mengatakan, pemudik diangkut menggunakan 8 kapal pelayaran lokal, 9 kapal pelayaran regional, dan 10 kapal Pelni. Sebagian besar pemudik diperkirakan sudah tiba di tempat tujuan.
”Banyak orang memilih mudik lebih dahulu. Ini sangat membantu kelancaran mudik. Tidak terjadi penumpukan penumpang di terminal pelabuhan,” katanya. Kapasitas ruang tunggu pelabuhan itu untuk 500 orang. Kapasitas ruangan itu dirasa tidak cukup ketika puncak arus mudik. Karena itu, dibangun tenda di luar ruang tunggu.
Pemudik yang keluar dari Ambon banyak yang sudah menerima vaksinasi ketiga. Pemudik yang belum menerima vaksinasi penguat menyertakan surat keterangan sehat. Sejauh ini, mudik relatif lancar.
”Banyak pemudik sudah menjalankan anjuran pemerintah, mulai dari mudik lebih awal dan menerima vaksinasi booster,” ujar Sugiman.
Sebelumnya, 27 kapal siap beroperasi melayani pemudik dari Pelabuhan Yos Sudarso. Penyiapan kapal itu untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran tahun 2022 yang diperkirakan mencapai 234 persen dibandingkan tahun 2021.
Said Abdullah (30), pemudik tujuan Kendari, Sulawesi Tenggara, mengatakan, ia dan keluarga memilih mudik lebih awal karena khawatir tidak kebagian tiket. Kini, mereka sudah tiba di Kendari.
Selama dua tahun, mereka tidak mudik Lebaran ke kampung lantaran pandemi Covid-19. Saat itu, pemerintah melarang mudik dengan alasan pandemi. Saat ini, pandemi di Indonesia sudah mereda setelah program vaksinasi.
”Kami sekeluarga sudah menerima vaksinasi tiga kali sehingga kami merasa aman untuk mudik,” kata Said yang sehari-hari menjual ikan di Pasar Mardika, Ambon, itu.
Sementara itu, Aneras Wulan Septani, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, melaporkan, cuaca di hampir seluruh wilayah perairan Maluku relatif tenang. Kecepatan angin maksimal mencapai 15 knot atau 27,8 kilometer per jam. Tinggi gelombang maksimal 1,25 meter.
Dalam catatan Kompas, kapal yang mengangkut pemudik lokal di wilayah Maluku sering kali dilarang beroperasi pada musim mudik Lebaran dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu terjadi lantaran gelombang tinggi.