Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Anak Krakatau Kini Siaga
Aktivitas Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda terus bergejolak. Status gunung api itu kini naik ke level Siaga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, kini berstatus Siaga. Alasannya, aktivitas vulkanik meningkat dalam empat hari terakhir. Namun, aktivitas pelayaran di sekitar gunung masih berjalan seperti biasa.
Peningkatan aktivitas itu terpantau sejak 21 April 2022. Pada Sabtu (23/4/2022), misalnya, gunung api itu mengalami tremor terus-menerus dengan amplitudo 40-55 milimeter dan amplitudo dominan 50 mm.
Teranyar, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Anak Krakatau erupsi pada Minggu (24/4/2022) pukul 20.00. Tinggi kolom abu mencapai 3.000 meter di atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara dan selatan.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau Andi Suardi mengatakan, peningkatan status gunung dilakukan sejak Minggu pukul 18.00. Dengan kenaikan itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah. Selain abu, dikhawatirkan ada material vulkanik berat dari kawah meluncur pada radius itu.
Syarif, staf dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung, menuturkan, tim penjaga kawasan cagar alam laut Kepulauan Krakatau untuk sementara menjauh dari Pulau Krakatau. Tim memantau situasi dari Pulau Sebesi yang berjarak sekitar 13 km dari gunung api tersebut.
”Informasi dari warga Pulau Sebesi, ada abu vulkanik Gunung Anak Krakatau sampai ke pulau itu malam ini,” kata Syarif.
Sejauh ini peningkatan status Anak Krakatau belum memengaruhi pelayaran di sekitarnya. Aktivitas pelayaran masih berjalan seperti biasa.
Kapal transportasi yang mengangkut warga dari Dermaga Canti menuju Pulau Sebesi, misalnya, masih beroperasi dua kali dalam sehari. Selain itu, nelayan setempat juga masih leluasa mencari ikan.