Sebanyak 3.530 Personel Amankan Mudik dan Lebaran di Maluku
Sebanyak 3.530 personel gabungan bertugas dalam pengamanan mudik dan Lebaran di Maluku. Komunitas dari agama lain juga akan membantu menjaga keamanan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 3.530 personel gabungan ditugaskan untuk mengamankan kelancaran arus mudik dan Lebaran di Maluku. Operasi dengan sandi Ketupat Salawaku itu berlangsung selama 12 hari. Aksi premanisme hingga terorisme menjadi ancaman yang harus diwaspadai aparat keamanan.
Para personel terdiri dari 402 personel TNI, 2.478 personel Polri, dan 650 personel dari instansi terkait, seperti Basarnas dan satuan polisi pamong praja. Mereka akan ditempatkan di 47 pos pengamanan, 27 pos pelayanan, dan 4 pos terpadu antar-instansi terkait, seperti di pelabuhan dan bandara terminal.
Gubernur Maluku Murad Ismail dalam arahannya ketika memimpin apel gelar pasukan pada Rabu (22/4/2022) mengingatkan beberapa prediksi gangguan keamanan yang harus diantisipasi, seperti ancaman terorisme, premanisme, aksi sweeping oleh organisasi kemasyarakatan, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok, serta kejahatan konvensional.
Ada juga penyakit masyarakat, konflik buruh terkait tunjangan hari raya, balapan liar saat bulan Ramadhan, penyalahgunaan narkoba, petasan, perkelahian antarkelompok, dan aksi perusakan fasilitas umum. ”Operasi ini harus dilaksanakan secara optimal. Kejahatan dan gangguan kamtibmas, sekecil apa pun, harus dijaga dan diantisipasi,” kata Murad.
Murad juga mengingatkan petugas agar memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Alasannya, tahun ini banyak orang akan mudik setelah dua tahun sebelumnya, yakni 2020 dan 2021, pemerintah melarang kegiatan mudik.
Banyak orang asal Maluku, terutama yang tinggal Pulau Jawa, Sulawesi, dan Papua, akan kembali ke Maluku. Kondisi itu berpotensi menimbulkan penularan Covid-19.
”Lakukan koordinasi dan kerja sama dengan satgas Covid-19 untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya lonjakan mobilitas masyarakat saat libur Idul Fitri dengan melakukan tes antigen Covid-19 secara acak terhadap masyarakat di tempat keramaian,” katanya.
Tes bisa dilakukan di terminal kedatangan baik di bandar udara maupun pelabuhan.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengatakan, kendati selama beberapa tahun belakangan tidak ada kejadian menonjol, aparat keamanan di setiap satuan diminta selalu waspada. Sejumlah lokasi rawan sudah dipetakan dan akan dilakukan penebalan pengamanan baik terbuka maupun tertutup.
Roem berharap masyarakat Maluku ikut menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban. Biasanya ketika shalat Id, banyak orang muda beragama Kristen yang ikut membantu pengamanan. Selama pandemi, komunitas tersebut datang mengawal jalannya shalat di Masjid Raya Al Fatah dan Masjid An Nur Batumerah di Ambon.
Mulai bergerak
Sementara itu, Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon Sugiman mengatakan, di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, sudah ada aparat gabungan yang berjaga. Saat ini para pemudik mulai bergerak meninggalkan Ambon. Dalam dua hari terakhir, lebih dari 1.000 orang datang dan pergi.
Sebanyak 27 kapal siap beroperasi melayani pemudik dari dan menuju Ambon, terdiri dari 14 angkutan regional dan 5 angkutan lokal. Semua kapal dioperasikan enam perusahaan pelayaran baik milik pemerintah maupun swasta. Lonjakan jumlah pemudik Lebaran tahun 2022 diperkirakan mencapai 234 persen dibandingkan tahun 2021.
Operasi ini harus dilaksanakan secara optimal. Kejahatan dan gangguan kamtibmas, sekecil apa pun, harus dijaga dan diantisipasi.
Berkaca pada pengalaman mudik sebelumnya, kekacauan sering terjadi di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, disebabkan banyak pemudik yang tidak kebagian tiket. Tiket yang tersedia habis. Oleh karena itu, calon pemudik diminta memesan tiket jauh-jauh hari agar operator dapat melakukan antisipasi dengan menyiapkan angkutan tambahan.