Arus mudik dari Kota Ambon, Maluku, mulai bergerak. Pada Rabu (20/4/2022), sebanyak 501 orang berangkat menggunakan kapal laut ke sejumlah daerah tujuan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Arus mudik lewat jalur laut dari Kota Ambon ke sejumlah daerah, baik di dalam Maluku maupun ke provinsi lain, mulai bergerak. Sejumlah warga memilih mudik lebih awal karena khawatir tidak kebagian tiket serta ancaman cuaca buruk perairan yang biasa terjadi mulai akhir April hingga Mei. Pemerintah pun diingatkan memperhatikan kelaikan angkutan mudik.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon Sugiman mengatakan, pada Rabu (20/4/2022), dua kapal diberangkatkan dari Ambon, yakni kapal milik Pelni KM Pangrango dan kapal swasta KM Barcelona 1. KM Pangrango berlayar ke Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, sedangkan KM Barcelona 1 menuju Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.
KM Pangrango, kapal dengan kapasitas 719 penumpang itu, mengangkut 296 orang, sedangkan KM Barcelona 1 dengan kapasitas 340 penumpang membawa 205 orang. ”Hari ini sebanyak 501 orang keluar dari Ambon. Sebagian mereka mengaku pulang kampung untuk merayakan Lebaran di sana,” kata Sugiman yang juga Ketua Harian Pos Komando Mudik Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
Menurut dia, pilihan orang untuk mudik lebih awal akan memperlancar arus mudik. Hal ini untuk mencegah penumpukan pemudik beberapa hari menjelang Lebaran. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, banyak pemudik gagal berangkat karena tidak mendapatkan tiket. Ini disebabkan kapasitas kapal tidak mencukupi.
Kondisi semacam ini berpotensi terulang pada masa mudik tahun 2022 ini. Banyak warga memilih mudik setelah dua tahun sebelumnya, yakni 2020 dan 2021, pemerintah melarang mudik. Alasan larangan saat itu adalah penuraran Covid-19. Kini, pandemi Covid-19 mulai mereda setelah warga menjalani vaksinasi Covid-19. Warga yang ingin mudik tahun ini diimbau menerima vaksinasi sebanyak tiga kali.
Untuk angkutan mudik, lanjut Sugiman, sudah dilakukan antisipasi. Sebanyak 27 kapal siap beroperasi melayani pemudik dari dan menuju Ambon, terdiri dari 14 angkutan regional dan lima angkutan lokal. Semua kapal dioperasikan enam perusahaan pelayaran milik pemerintah dan swasta. Lonjakan pemudik Lebaran 2022 diperkirakan mencapai 234 persen dibandingkan tahun 2021.
Manajer Operasional Pelni Cabang Ambon Muhammad Assagaff kembali mengimbau calon pemudik agar membeli tiket lebih awal dan mudik lebih awal pula. Dengan membeli tiket lebih awal, operator kapal sudah bisa mengetahui jumlah orang yang akan mudik. ”Jika memang diperlukan tambahan kapal, Pelni dan juga Kementerian Perhubungan akan mengambil kebijakan,” katanya.
Dari Ambon, Pelni mengoperasikan sembilan kapal besar dan tujuh kapal perintis. Secara khusus, Pelni menambah satu kapal lagi, yakni KM Ciremai, untuk melayani rute Ambon-Sorong (Papua Barat). Diperkirakan banyak pemudik melalui rute itu. Untuk kawasan timur Indonesia, Ambon-Sorong menjadi rute paling ramai.
Anos Yeremias, anggota DPRD Maluku, mengingatkan otoritas pelabuhan dan operator kapal agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh kelaikan kapal. Kapal dimaksud terutama yang melayani mudik lokal di dalam wilayah Maluku, seperti feri dan kapal kayu. ”Harus dipastikan kapal dalam kondisi laik karena mulai April sampai Mei, wilayah Maluku biasanya dilanda gelombang tinggi,” katanya.
Berkaca pada pengalaman mudik sebelumnya, banyak kapal mogok di tengah laut. Tahun 2018, feri dari Ambon ke Seram Timur rusak di tengah Laut Banda. Kapal tersebut ditarik kembali ke Ambon dan diganti kapal lain. Gara-gara keterlambatan itu, pemudik tiba di kampung halaman setelah Lebaran.