Kendaraan Prima, Mudik Pun Tenang
Kendaraan pribadi masih menjadi pilihan sebagian besar pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Agar aman dan nyaman, kendaraan harus disiapkan. Lantas, apa saja yang harus dilakukan?
Fleksibilitas dari sisi waktu dan kapasitas memang menjadi daya tarik penggunaan mobil pribadi untuk mudik. Selain itu, tersedianya infrastruktur berupa jalan tol, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, menambah kenyamanan untuk melakukan perjalanan panjang. Lantas, seperti apa kendaraan perlu disiapkan agar prima untuk jarak jauh?
Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia yang juga Teknisi Ahli Worner Matic, Hermas E Prabowo, Selasa (19/4/2022), mengatakan, pemudik dengan kendaraan pribadi mesti menyadari, kendaraan akan menempuh perjalanan panjang. Berbagai risiko, seperti macet, juga mesti diwaspadai.
Dalam mempersiapkan kendaraan, Hermas menyarankan pemudik memeriksa mulai dari mesin. Oli atau minyak pelumas mesin sebaiknya menggunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan dan dalam kondisi baik. Filter oli juga disarankan agar diganti dengan yang baru.
”Pastikan tidak ada kebocoran. Kalau sampai ada oli menetes, harus segera ditangani agar jangan sampai menjadi masalah serius,” tutur Hermas.
Terkait dengan itu, kondisi radiator harus dicek. Jika radiator sudah berusia 10 tahun ke atas, meski tidak bocor, sebaiknya diganti. Adapun tutup radiator disarankan diganti jika sudah berusia lebih dari dua tahun. Meski tampak sepele, kebocoran pada tutup radiator dapat menyebabkan mesin menderita overheat.
”Ketika dibawa ke bengkel mungkin tidak bocor. Tapi, lebih baik ambil tindakan preventif daripada terjadi overheating yang bisa membuat turun mesin,” kata Hermas.
Oleh karena itu, tune up atau penyetelan ulang semua komponen sangat disarankan untuk memastikan komponen kendaraan bekerja dengan baik. Dalam proses pemeriksaan tersebut jika ditemukan bunyi aneh atau yang tidak biasa, segera periksa atau jika perlu diganti dengan yang baru. Bahan bakar pun disarankan sesuai dengan spesifikasi mesin. Sebab, jika kendaraan diberi bahan bakar yang di bawah spesifikasi mesin, hal itu akan mengakibatkan suhu mesin cenderung lebih panas.
Baca juga: Dilema Mudik dengan Sepeda Motor
Bagian bawah, seperti ban dan kaki-kaki mobil, mesti diperiksa. Demikian pula sistem pengereman, fungsi lampu depan dan belakang, termasuk lampu rem harus dipastikan berfungsi normal.
Mobil matik
Jika menggunakan mobil bertransmisi otomatis (matik), sistem kelistrikan terkait suplai arus listrik di kendaraan harus diperiksa secara menyeluruh. Untuk aki mobil yang sudah berusia di atas dua tahun, terutama aki produksi lokal dan Jepang, Hermas merekomendasikan diganti dengan yang baru. Demikian pula sistem pengisian aki perlu dicek ulang agar jangan sampai terjadi defisit listrik di kendaraan, terlebih ketika melakukan perjalanan malam.
”Lakukan proses scanning untuk memeriksa apakah ada gangguankelistrikan dan sistem atau tidak. Tanpa itu, kitahanya bisa menduga-duga,” saran Hermas.
Terkait dengan transmisi otomatis, Hermas menilai sebenarnya hal itu bukanlah masalah jika kebutuhan olinya diganti secara teratur dan benar. Panduan penggantian oli memang sudah ada sesuai buku pemeliharaan kendaraan. Namun, itu merupakan panduan dengan asumsi lalu lintas di jalan yang normal.
Baca juga: Memilih Waktu Berangkat Mudik agar Tak Terjebak Kemacetan
Untuk kondisi wilayah Jakarta yang sering macet, Hermas menyarankan agar oli diganti sebelum mencapai total jarak tempuh (kilometer) yang ditentukan. Sebab, kemacetan merupakan situasi tidak normal bagi kendaraan.
Terlepas dari hal teknis yang harus dilakukan, menurut Hermas, banyak pemilik kendaraan yang enggan mengganti komponen jika dianggap belum rusak. Sering kali pemilik kendaraan menginginkan agar pihak bengkel ”mengakali”, misalnya radiator yang bocor hanya ditambal. Padahal, jika ditelisik lebih jauh, kebocoran radiator menandakan bahwa sudah terjadi korosi di sana.
Semua indikator pada mobil itu sudah didesain sebagai instrumen untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan yang parah. Cuma, kadang kita ini abai,tidak mau tahu. (Hermas)
Untuk keselamatan
Pentingnya pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan yang akan dipakai mudik juga disarankan pakar keselamatan berkendara dari Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu. Menurut Jusri, kondisi kendaraan yang tidak prima dapat memicu masalah di jalan raya.
”Anggap saja pengemudi dalam kondisi ideal, dengan keterampilan, sikap,dan pengetahuan dalam mengemudi yang cukup. Tapi, kalau kendaraannya tidak ideal, itu bisamemicu ketidaknyamanan, termasuk kecelakaan,” kata Jusri.
Menurut Jusri, bagi kendaraan yang telah menempuh jarak 50.000 km atau lebih, pemeliharaan (service) besar wajib dilakukan. Yang penting diingat, waktu pemeriksaan kendaraan jangan dilakukan mepet dengan hari keberangkatan atau mendekati hari Lebaran. Sebab, bisa jadi antrean di bengkel sangat lama, kualitas pemeliharaan tidak maksimal, hingga suku cadang kendaraan habis karena tingginya permintaan.
Kegiatan servis mobil di salah satu bengkel mobil yang berada di kawasan Babakan, Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020). Bengkel dan showroom mobil ini masih dibuka menjelang dilakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tangerang yang dimulai 18 April 2020. Aktivitas ini memberikan kesempatan bagi pelanggan yang membutuhkan pelayanan perbaikan mobil.
Hal lain yang patut dipertimbangkan adalah kondisi lalu lintas di wilayah Jabodetabek yang banyak didera kemacetan. Jika kendaraan yang akan digunakan untuk mudik adalah kendaraan yang sehari-hari menghadapi kemacetan, maka sebaiknya kendaraan di-service lebih cepat dari ketentuan yang ada di dalam buku panduan kendaraan.
Jusri merekomendasikan kendaraan sudah siap atau selesai pemeliharaan lima hari sebelum keberangkatan. Dengan demikian, pemudik masih memiliki waktu untuk memikirkan rencana perjalanan, rute, serta membeli logistik yang diperlukan selama perjalanan.
Baca juga: Demi Mudik, Vaksin Penguat Diburu di Puskesmas, Stasiun, sampai Fasilitas Militer
Sebaliknya, jika kondisi mobil untuk mudik tidak dalam kondisi prima, hal itu akan berdampak secara psikis bagi pengemudi, khususnya pengemudi yang juga menjadi pemilik kendaraan. Dampaknya, terjadi distraksi psikis yang berpengaruh pada menurunnya stamina dan daya motorik tubuh. Sementara bisa jadi pengemudi juga menjalani ibadah puasa yang juga memerlukan ketahanan tubuh.
”Dengan mobil yang prima, maka pengemudi tidak stres karena kunci keselamatan dalam perjalanan itu pengemudi. Kalau pengemudisekaligus menjadi pemilik kendaraan, maka jangan banyak distraksi yang mengganggupikiran dan konsentrasinya,” tutur Jusri.
Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan di perjalanan, pemudik mesti membawa perlengkapan standar kendaraan (toolkit). Namun, untuk perjalanan yang panjang, pemudik diharapkan membawa tambahan peralatan, seperti tali webbing yang berfungsi untuk menarik kendaraan, bank daya berkapasitas besar beserta kabelnya untuk mengantisipasi gangguan kelistrikan di kendaraan matik, serta 4-5 liter air pendingin (water cooler) cadangan.
Namun, Jusri mengingatkan bahwa keterampilan tinggi dan kesiapan kendaraan harus dibarengi dengan etika dan pengetahuan yang cukup dalam berlalu lintas di jalan raya. Sebab, jalan raya adalah ruang publik yang menjadi milik bersama-sama.
Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengungkapkan, dari pengalaman selama ini, kadang pemudik tampak tidak melakukan perencanaan perjalanan dengan baik. Semisal, ketika berangkat, bahan bakar tidak dalam kondisi penuh karena berpikir akan mengisi di tempat istirahat dan pelayanan (TIP/rest area) terdekat.
Di jalan tol Jakarta-Cikampek, cara pikir semacam itu sering terjadi. Akhirnya, TIP di Kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek sering terjadi antrean kendaraan, khususnya ketika arus mudik dan liburan. Padahal, jika bahan bakar kendaraan dalam kondisi penuh dari Jakarta, pengisian kembali bahan bakar bisa dilakukan di TIP ruas Tol Cipali. ”Jadi, kami berharap pemudik merencanakan perjalanannya dengan baik,” ujar Heru.
Kelancaran mudik tidak hanya ditentukan oleh pengaturan lalu lintas, tetapi juga keandalan kendaraan dan kematangan perencanaan sebelum perjalanan.