Hanya berselang 30 menit, 250 takjil ludes dibagi-bagikan kepada para pelintas di Kota Jambi. Para atlet difabel ingin mengusung semangat berbagi di bulan Ramadhan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Sebanyak 250 takjil Ramadhan habis dibagi-bagikan hanya dalam 30 menit. Kebahagiaan tak terkira dirasakan para atlet disabilitas Jambi seusai mewujudkan panggilan untuk berbagi.
Ide membagikan takjil muncul di percakapan grup Whatsapp atlet paralimpiade Jambi. Sekejap saja ide itu rupanya langsung disambut anggota grup lainnya. Tak sampai sepekan, dana terkumpul. Bagi-bagi takjil pun akhirnya dapat terwujud.
Sabtu (16/4/2022) siang, rumah Muhammad Usman, pelatih catur, disambangi para atlet dan pelatih paralimpiade. Bukan untuk persiapan kompetisi olahraga, melainkan untuk menyiapkan bahan-bahan takjil. Jumlahnya sebanyak 250 gelas berisi kolak pisang.
Menjelang sore, mereka pun bertolak menuju seputaran Taman Makam Pahlawan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Jambi. Para atlet, pelatih, dan pengurus paralimpiade Jambi pun mulai membagi-bagikan takjil bagi para pelintas di sepanjang jalur itu. Pengendara yang melintas pun menyambutnya antusias. Alhasil, hanya sekitar 30 menit kemudian, semua takjil ludes dibagi-bagikan.
Atlet atletik peraih emas dan perak di Pekan Paralimpiade Nasional di Papua, November 2021 lalu, Suharto (30), menyatakan, dana untuk memasak kolak dikumpulkan dari sejumlah atlet. ”Lalu kolaknya dimasak di rumah salah satu atlet, lalu kami bagi-bagikan ke warga yang melintas,” ujar Suharto.
Menurut dia, pembagian takjil merupakan bentuk kepedulian atlet kepada umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. ”Meskipun kami dalam keterbatasan, hal itu tidak mengurangi keinginan untuk saling berbagi,” katanya lagi.
Awalnya Suharto menyadari, bisa jadi ada penolakan dari warga yang mendapatkan pemberian dari penyandang disabilitas. Namun, hal itu cepat-cepat ditepisnya. Ia meyakini, keterbatasan fisik bukan penghalang. Setelah menyadari semua takjil habis dibagikan, ia pun merasa bahagia dan lega.
Pelatih renang atlet difabel Jambi, Bungaran Abraham, mengaku gembira menyambut inisiatif para atlet. Ia menceritakan, awalnya salah seorang atlet menyampaikan gagasan untuk bersedekah Ramadhan. Gayung bersambut, atlet lain dengan spontan menyambut.
Abraham melanjutkan, kegiatan bagi-bagi takjil itu sekaligus menjadi bukti bahwa atlet disabilitas juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. ”Selama ini warga difabel diidentikkan sebagai kelompok penerima sumbangan. Ternyata, warga difabel mau berbagi untuk orang lain,” lanjutnya.
Di antara atlet, tampak Claudia Sekarningsih (19), sprinter penyandang cerebral palsy, turut membagi-bagikan takjil. Sesekali sang ibunda yang juga hadir membimbingnya sewaktu membagikan takjil kepada pengendara yang melintas. Keterbatasan fisik dan mental tak mampu menghalangi semangat berbagi yang menyala-nyala di sore itu.