Para tokoh gereja menyatakan Paskah menjadi momentum kedua belah pihak yang berkonflik menghentikan kekerasan di tanah Papua. Gereja meminta agar diprioritaskan gencatan senjata demi mencegah makin banyak jatuh korban.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Perayaan Paskah di Papua tidak hanya memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah mati di kayu salib demi umat manusia. Paskah harus menjadi momentum pihak yang bertikai menghentikan aksi kekerasan dan saling mengampuni demi terciptanya perdamaian di tanah Papua.
Uskup Jayapura Monsinyur Leo Laba Ladjar pada Minggu (17/4/2022) menyampaikan, kematian Yesus Kristus hingga kebangkitannya bukan sekadar untuk menghapus dosa umat manusia. Peristiwa Paskah menjadi momen peran Yesus untuk mendamaikan umat manusia dengan Allah.
Leo pun menyerukan umat Kristiani, khususnya di Papua, harus mengikuti jejak keteladanan Yesus yang berkorban demi terciptanya kedamaian bagi sesama. Pihak-pihak yang bertikai di sejumlah kabupaten selama ini harus menghentikan aksi kekerasan.
Diketahui, konflik antara Organisasi Papua Merdeka (OPM), atau diklaim sebagai kelompok kriminal bersenjata, dan aparat keamanan masih terjadi hingga tahun ini. Konflik menyebabkan banyak warga, aparat keamanan, dan anggota OPM menjadi korban.
Dalam empat bulan terakhir, sebanyak 10 warga sipil, 6 anggota TNI, dan 2 anggota OPM tewas dalam konflik bersenjata. Selain itu, 14 anggota TNI, 2 anggota Polri, dan 3 warga luka-luka.
”Gereja terus menyerukan kedua pihak yang bertikai segera melaksanakan gencatan senjata. OPM, aparat keamanan, dan pemerintah jangan mengedepankan kepentingan politik, tetapi lebih memprioritaskan upaya damai demi keselamatan masyarakat,” kata Leo.
Ia menuturkan, konflik yang terjadi secara berlarut-larut di daerah seperti Intan Jaya dan Nduga menyebabkan banyak warga mengungsi. Banyak anak-anak tak bisa mengikuti kegiatan belajar karena ketakutan dan sekolahnya dibakar.
Sikap saling mengampuni menjadi solusi utama untuk terciptanya damai di tanah Papua.
Diketahui terjadi aksi pembakaran sekolah di jenjang sekolah dasar, SMP, hingga SMA. Pembakaran sekolah oleh pihak OPM terjadi di sejumlah kabupaten, yakni Pegunungan Bintang, Intan Jaya, dan Puncak.
”Banyak anak yang tak bisa bersekolah karena ikut mengungsi bersama orangtuanya. Kami berharap kepala daerah di wilayah rawan konflik tidak terlalu mengurus kepentingan politik, tetapi pelayanan dasar bagi warganya,” tegas Leo.
Sementara itu, Ketua III Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) Lipiyus Biniluk menyatakan Paskah menjadi momentum kemenangan umat Kristiani dalam mengatasi segala cobaan. Umat Kristiani diharapkan memupuk rasa cinta kasih dan memberikan pengampunan kepada orang yang telah bersalah.
”Yesus Kristus tetap mengampuni orang yang telah menyalibkannya dan bangkit dengan membawa cinta kasih bagi umat Kristiani. Sikap saling mengampuni menjadi solusi utama untuk terciptanya damai di tanah Papua,” kata Lipiyus.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pelaksanaan ibadah Paskah sejak 14 April hingga Minggu ini di 28 kabupaten dan 1 kota berjalan kondusif. Polda Papua mengerahkan dua pertiga dari total 13.784 personel untuk pengamanan Paskah.
”Puji Tuhan, rangkaian kegiatan pekan suci ini berjalan aman dan kondusif. Polri sebagai representasi negara hadir untuk mengamankan dan menjaga ibadah Paskah,” kata Ahmad.