Waspadai Jalur Rawan Longsor dan Banjir di Jatim Saat Mudik Lebaran
Gelombang pemudik yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman mulai bergerak menggunakan beragam moda transportasi di Jawa Timur. Bagi pengguna jalur darat, kenali dan waspadai titik rawan bencana longsor dan banjir.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gelombang pemudik yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman mulai bergerak menggunakan beragam moda transportasi di Jawa Timur. Bagi pengguna jalur darat, pemudik diimbau mengenali dan mewaspadai titik rawan bencana longsor dan banjir karena hujan masih berpotensi terjadi.
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur, mayoritas ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi atau sebanyak 89,61 persen dalam kondisi mantap sehingga siap dilalui kendaraan pemudik. Jalan tersebut memiliki panjang 1.421 kilometer dengan panjang jembatan 10.870 meter.
Dari total jalan 1.421 km tersebut, sebanyak 57,74 persen dalam kondisi baik dan sebanyak 31,84 persen dalam kondisi sedang. Selain itu, sebanyak 7,13 persen jalan provinsi dalam kondisi rusak ringan dan hanya 3,26 persen yang dalam kondisi rusak berat.
”Dengan kondisi tersebut, insya Allah, jalan provinsi beserta jembatannya siap menyambut dan mendukung kelancaran kegiatan mudik Lebaran yang akan dilakukan oleh masyarakat,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jumat (15/4/2022).
Selain memastikan kondisi jalan, Pemprov Jatim juga telah memetakan lokasi rawan bencana, terutama banjir dan longsor, yang harus diwaspadai oleh pemudik. Titik rawan banjir, antara lain, berada di perbatasan Kota Bojonegoro-Pajeng di Kabupaten Bojonegoro, Pakah-Ponco di Kabupaten Tuban, dan Arjosari-Purwantoro di Kabupaten Pacitan.
Selain itu, lokasi rawan banjir berada di batas Kabupaten Situbondo dengan Bondowoso, Jalan Trunojoyo di Kabupaten Ponorogo, serta Jalan Imam Bonjol dan Sampang-Omben di Kabupaten Sampang. Sementara itu, lokasi rawan longsor tersebar di wilayah Babat, Lamongan, sampai batas Kabupaten Jombang, kemudian di Jalan Raya Cangar dan Jalan Trunojoyo di Kota Batu, batas Kota Magetan-Cemorosewu Kabupaten Magetan, serta Arjosari-Purwantoro di Kabupaten Pacitan.
”Dengan letak geografis Jawa Timur yang memiliki banyak pegunungan dan dataran tinggi, terdapat wilayah yang memang rawan terjadi longsor, seperti Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Pasuruan, Bondowoso, dan Situbondo,” kata Khofifah.
Dengan banyaknya lokasi rawan longsor dan banjir, Khofifah meminta pemudik senantiasa berhati-hati saat perjalanan. Untuk membantu pemudik mengenali lokasi rawan bencana tersebut, Pemprov Jatim telah memasang sejumlah rambu peringatan sebagai penanda.
Khofifah menambahkan, selain kondisi jalan, bangunan jembatan di jalan provinsi juga mendapat perhatian serius. Salah satunya, jembatan rusak dan tidak bisa dilewati, yakni Jembatan Kutorejo. Jembatan ini menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Nganjuk.
Rusaknya jembatan ini mengakibatkan terputusnya akses jalan provinsi. Namun, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jatim akan memasang jembatan bailey agar pemudik tetap bisa melewati jalur ini. ”Pada saat Lebaran nanti, jembatan bailey sudah bisa dilewati, tetapi tidak untuk kendaraan berat seperti truk. Kendaraan berat akan diarahkan ke jalan alternatif,” ucap Khofifah.
Masih dalam upaya memperlancar kegiatan mudik masyarakat, Pemprov Jatim akan membuka posko Lebaran di berbagai titik di jalan provinsi. Posko-posko itu berada di semua lokasi UPT Bina Marga dengan penanggung jawab masing-masing daerah. Adapun sebaran UPT Bina Marga ini adalah di Bojonegoro, Madiun, Pacitan, Mojokerto, Kediri, Surabaya, Malang, Pamekasan, Probolinggo, Banyuwangi, dan Jember.
Di setiap posko disiapkan alat berat yang siap dioperasikan selama 24 jam, seperti wheel loader, buldoser, dump truck, gergaji mesin, tandem roller 2 ton, dan alat berat lainnya. Kesiapan alat itu diiringi dengan kesiapsiagaan personel yang mengoperasikannya.
Selain menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat Jatim diprediksi banyak yang mudik menggunakan transportasi umum seperti kereta api. PT KAI Daop 8 Surabaya mencatat, hingga 12 April 2022, sebanyak 107.509 tiket kereta jarak jauh telah terjual. Penjualan itu baru mencapai 21 persen dibandingkan dengan total tiket yang disediakan sebanyak 516.780 tiket. ”Masih tersedia banyak tiket kereta api yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mudik Lebaran,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif.
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 39 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Perkeretaapian pada Masa Pandemi Covid-19 tanggal 4 April 2022, penumpang yang telah divaksin dosis ketiga tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes PCR atau usap antigen.
Penumpang yang sudah divaksin dosis kedua wajib menunjukkan hasil negatif tes PCR yang berlaku 3 x 24 jam atau tes antigen yang berlaku 1 x 24 jam. Adapun penumpang yang baru divaksin dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif tes PCR yang berlaku 3 x 24 jam. Sementara itu, penumpang yang belum divaksin dengan alasan kesehatan wajib menunjukkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah dan hasil negatif tes PCR 3 x 24 jam.
Luqman mengatakan, pihaknya telah mereaktivasi layanan pengetesan Covid-19 di sejumlah stasiun di wilayahnya untuk memudahkan penumpang kereta. Total terdapat 11 fasilitas layanan pengetesan Covid-19, yakni di Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun Gubeng, Malang, Bojonegoro, Babat, Lamongan, Mojokerto, Wonokromo, Sidoarjo, Kepanjen, dan Wlingi.