Okupansi Hotel di Batu untuk Masa Lebaran Masih 20 Persen
Tingkat okupansi hotel di Batu untuk masa libur Lebaran baru sekitar 20 persen. Masyarakat diperkirakan masih mendahulukan silaturahmi dengan kerabat yang tertunda dua tahun ketimbang berwisata.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Jelang pertengahan puasa, tingkat okupansi hotel di Kota Batu, Jawa Timur, untuk masa libur Lebaran 1443 H masih relatif kecil dan belum menunjukkan peningkatan signifikan seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelum ada pandemi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, Jumat (15/4/2022), mengatakan, tingkat okupansi satu hotel dengan hotel lain berbeda. Ada hotel yang okupansinya sudah mencapai 50 persen, tetapi sebagian besar masih di angka 20-an persen.
Sujud memperkirakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab wisatawan kali ini tidak memesan kamar hotel jauh hari. Pertama, mereka masih menunggu waktu yang tepat untuk berwisata. Kedua, mereka mendahulukan silaturahmi antarkerabat yang sebelumnya tertunda dua tahun akibat pandemi.
”Sebenarnya mayoritas masyarakat sudah vaksin dua kali dan booster. Jadi, wisatawan sudah siap. Cuma mengapa mereka belum juga reservasi? Mungkin masih menunggu detik-detik terakhir kepastian waktu liburan untuk reservasi,” ujarnya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, wisatawan yang tidak merayakan Lebaran biasanya memadati obyek wisata di Batu pada hari pertama-kedua Lebaran. Baru beberapa hari kemudian puncak kunjungan oleh wisatawan yang sebelumnya telah menggelar silaturahmi.
Sujud mengatakan, tidak tertutup kemungkinan jika sebagian wisatawan lebih memilih tinggal di homestay milik penduduk dibandingkan hotel. Alasannya sederhana, masyarakat yang anggota keluarganya besar bakal lebih memanfaatkan homestay yang dinilai lebih ekonomis ketimbang hotel.
Kami berharap, dengan adanya pelonggaran aturan mudik, penyewaan vila dan homestay tahun ini bisa kembali normal seperti kondisi sebelum ada pandemi.
Pelaku wisata, menurut Sujud yang juga menjabat Direktur Taman Rekreasi Selecta, juga telah siap menerima wisatawan. Sebanyak 90 persen lebih pelaku wisata telah mengantongi sertifikat penerapan protokol berbasis kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE).
”Begitu pula aplikasi Peduli Lindungi siap diterapkan. Setiap obyek wisata juga telah memiliki satuan tugas untuk menjamin keberlangsungan penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Sementara itu, pemilik Syariah Cempaka Homestay di Desa Oro-ora Ombo, Kecamatan Batu, Maman Adi Saputro, mengatakan, banyak calon tamu yang sudah menghubungi dirinya untuk memesan penginapan. Syariah Cempaka telah terpesan untuk hari pertama dan kedua Lebaran. Pemesannya warga salah satu daerah di Jawa Tengah yang ingin menghabiskan libur hari raya di Kota Batu.
”Vila milik teman kayaknya juga sudah banyak yang ter-booking. Kami berharap, dengan adanya pelonggaran aturan mudik, penyewaan vila dan homestay tahun ini bisa kembali normal seperti kondisi sebelum ada pandemi,” katanya.
Calon tamu homestay yang saat ini memesan, menurut Maman, merupakan calon tamu yang sama dengan masa libur Lebaran 2021. Saat itu mereka juga memesan penginapan, tetapi membatalkan diri di tengah perjalanan lantaran ada kebijakan larangan mudik dari pemerintah.
Sebelumnya, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko meminta pelaku wisata memperkuat CHSE dalam rangka menghadapi peningkatan kunjungan wisatawan ke wilayahnya. Penerapan CHSE dan protokol kesehatan penting guna mengurangi risiko penularan Covid-19 meski saat ini angkanya melandai.
Soal pembatasan pengunjung obyek wisata, ujar Dewanti, hal itu disesuaikan dengan tingkatan (level) pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Saat ini Batu tengah menerapkan PPKM level 2.
Menurut Dewanti, pemerintah telah mengeluarkan aturan terkait mudik bagi masyarakat (syarat perjalanan), yakni melengkapi diri dengan vaksin booster. Adapun mereka yang baru mendapatkan vaksin pertama atau kedua mesti menunjukkan hasil negatif tes reaksi berantai polimerase (PCR) atau antigen.
”Artinya, wisatawan yang masuk ke Batu juga sudah mendapatkan booster. Sementara yang baru mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua mesti ada tes,” ujarnya.
Dewanti menyebutkan, Kota Batu saat ini kondusif dengan menyisakan angka aktif Covid-19 di bawah 10 kasus. Dia pun berharap kondisi ini bisa terjaga seterusnya.