”Namaste”, Salam Bahagia dalam Yoga
Hakikatnya, yoga adalah seni peningkatan kesadaran diri. Para pelaku yoga mengolah tubuh sekaligus rasa demi kesehatan jiwa untuk menggapai kebahagiaan lewat berbagai kebajikan dan energi positif.
Yoga seperti musik, ritme tubuh, melodi pikiran, dan harmoni jiwa yang mencipta simfoni kehidupan. (BKS Iyengar, mahaguru yoga India, Light on Yoga, 1966)
Lebih dari sekadar olahraga, hakikat yoga adalah seni peningkatan kesadaran diri. Berlatih yoga secara rutin dan benar diyakini meningkatkan ketenangan. Berangkat dari filosofi dasar itu, yoga menjadi jalan menuju berbagai pintu kebaikan dan keindahan.
Mike (45), duduk bersila di atas matras biru muda di pendopo SOS Children’s Village, sebuah panti asuhan di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/4/2022) pagi. Sejenak kemudian, satu per satu gerakan yoga dilakukan seturut instruksi instruktur hingga butiran keringat mengalir deras di wajahnya.
Kendati sedang berpuasa, tidak ada raut lemas atau lesu di wajah Mike. Setiap gerakan dilakoni penuh semangat. Sesekali bibirnya tersenyum saat matanya beradu pandang dengan peserta lain. ”Kalau tidak gerak itu badan, saya justru kaku-kaku, jadi saya putuskan tetap yoga meski sedang berpuasa. Biasanya, gerakannya akan disesuaikan agar tidak terlalu berat bagi yang sedang berpuasa,” kata perempuan berhijab itu seusai mengikuti yoga.
Mike sudah lebih dari dua tahun terakhir mengikuti yoga. Biasanya, ia yoga berkelompok setidaknya dua kali sepekan. Ia tertarik mengikuti yoga karena ingin memperbaiki kesehatan fisik dan mentalnya. Selain itu, ia juga ingin memperluas jaringan pertemanan. Untuk itu, ia memilih yoga secara kelompok.
Pagi itu, Mike tak hanya berlatih yoga seperti biasa. Bersama sekitar 15 orang lainnya, Mike berpartisipasi dalam kegiatan yoga charity atau yoga amal. Dalam kegiatan itu, semua sumbangsih peserta akan didonasikan bagi anak-anak yang tinggal di SOS Children’s Village.
”Saya senang mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini, manfaatnya ganda. Dunia dapat, akhirat dapat. Di dunia dapat sehatnya, di akhirat dapat pahalanya. Apalagi, beramal di bulan puasa itu berkahnya lebih besar,” kata Mike berseri.
Energi positif
Para peserta yoga charity pagi itu senang aktivitas mereka bisa berguna bagi orang lain yang membutuhkan. Eleonora (50), peserta lain, misalnya, senang yoga tidak hanya berdampak baik bagi dirinya, tetapi juga orang lain. ”Jadi, yoga ini tidak hanya memberi manfaat untuk kita sendiri, tetapi juga bagi anak-anak di sini. Di dalam yoga kami mempelajari tentang menyalurkan energi positif, inilah salah satu perwujudannya,” ujar warga Srondol Kulon itu.
Di SOS Children’s Village, tinggal sekitar 90 anak dari berbagai latar belakang. Mereka rentan atau sudah kehilangan pengasuhan orangtuanya. Orangtua anak-anak ini ada yang meninggal, sakit fisik dan mental, atau berhadapan dengan hukum.
Baca juga: Gilo-gilo, Nostalgia Gerobak Kuliner Merakyat Khas Semarang
Kegiatan yoga amal yang digelar Sabtu pagi tersebut amat disyukuri pengelola SOS Children’s Village. Sebab, kegiatan itu merupakan yang pertama digelar sepanjang pandemi. Menurut Galih Heru Garbo, salah satu pengelola SOS Children’s Village, kegiatan amal seperti itu sangat membantu anak-anak di tempat tersebut. Selain dari yayasan, dana sumbangan dari kegiatan amal signifikan membantu membiayai operasional kegiatan di tempat tersebut.
”Selain bermanfaat untuk membantu adik-adik di sini, kegiatan ini juga bermanfaat untuk ibu-ibu asuh di sini. Mereka bisa ikut yoga sekaligus berkenalan dengan peserta-peserta lainnya,” ucap Galih. Kegiatan itu juga disebut Galih bisa menjadi sarana promosi mereka. Orang-orang yang awalnya tidak mengenal SOS Children’s Village bisa jadi mengenal melalui kegiatan amal tersebut.
Clara Lifia (39), penyelenggara yoga amal tersebut, mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari perwujudan nilai-nilai dalam delapan tangga yoga, khususnya yama dan niyama. Dalam yama ada nilai aparigraha yang mengajarkan untuk melepaskan diri pada keterikatan dengan cara belajar memaafkan serta berbagi kebaikan.
”Kemudian dalam tangga niyama ada nilai santhosa yang mengajarkan kita bersyukur atas apa yang kita miliki. Salah satu ungkapan syukur itu bisa diwujudkan dengan berbagi untuk orang yang membutuhkan,” ujar Clara yang sudah mengajar yoga sejak 2016 tersebut.
Baca juga: Karena Gambang Semarang Tak Hanya ”Ampat Penari”...
Menurut Clara, kegiatan yoga amal sudah dilakukan setidaknya sejak 2019. Dia berharap kegiatan seperti itu bisa menular ke komunitas-komunitas yoga lainnya. ”Kegiatan yoga charity seperti ini belum banyak dilakukan di Semarang. Harapan kami, virus baik seperti ini bisa menular. Selain bermanfaat untuk yang ditolong, kegiatan ini juga bisa menjadi sarana mengenalkan yoga kepada masyarakat umum,” katanya.
Selain menggalang donasi, yoga amal yang pernah dilakukan, seperti membagikan masker kain gratis ke masyarakat selama pandemi Covid-19. Dalam kegiatan itu, anggota kelompok yoga berbagi tugas. Ada yang bertugas membeli kain, menjahit kain menjadi masker, mencuci dan menyeterika masker, hingga mengemas dan membagikan masker kepada warga.
Kesehatan jiwa
Semangat yoga tak bisa dilepaskan dari pencarian kebajikan. Konon, yoga merupakan disiplin fisik, lambang spiritual kuno, serta cabang filsafat dari India dan sudah ada sejak ribuan tahun tahun lalu. Kata yoga sendiri berasal dari bahasa sansekerta yuj atau penyatuan individu dan semesta.
BKS Iyengar, dalam buku Light on Yoga (1966), menulis, dalam untaian syair Bhagavad Gita yang menjadi bagian epos Mahabharata karangan Vyasa Krisna Dwipayana sekitar 800 SM, Arjuna dikisahkan bertanya kepada Sri Krisna tentang esensi yoga menyatukan insan dan semesta.
”Bagaimana penyatuan ini permanen, sedangkan pikiran manusia selalu gelisah dan sulit dikendalikan?” tanya Arjuna. Sri Krisna pun menjawab, ”Pikiran bisa dilatih melalui latihan konsisten dan pembebasan diri dari hasrat. Manusia yang tak bisa mengontrol pikirannya akan sulit menyatu dengan Sang Pencipta.”
Kami juga diajarkan menahan diri dan menyebarkan energi positif ke lingkungan. Jadi, orang-orang yang melakukan yoga itu biasanya auranya positif, wajahnya semringah. Orang di sekitarnya pun akan ikut terbawa gembira. (Siska Liana Gunardi)
Manfaat ketenangan jiwa inilah yang juga dirasakan para praktisi yoga di Semarang. Siska Liana Gunardi (48), misalnya, menuturkan, sejak rutin berlatih yoga, dia merasa lebih rileks dan sabar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam latihan yoga ia diajak untuk lebih bersabar dengan melalui pengulangan gerakan, bahkan bertahan pada satu posisi dalam waktu cukup lama.
”Kami juga diajarkan menahan diri dan menyebarkan energi positif ke lingkungan. Jadi, orang-orang yang melakukan yoga itu biasanya auranya positif, wajahnya semringah. Orang di sekitarnya pun akan ikut terbawa gembira,” ucap warga Kelurahan Karangtempel, Semarang Timur, tersebut.
Peningkatan kualitas kesehatan mental juga dirasakan oleh Retnaningsih (61) setelah rutin berlatih yoga. Oleh karena tak mau mendapatkan manfaat positif itu sendiri, dia selalu membagikan pengalamannya kepada orang-orang yang dijumpainya. Ia bahkan selalu menyarankan orang-orang untuk yoga.
”Saya ini sudah sangat kecanduan yoga karena manfaatnya sangat luar biasa. Sehari saja tidak yoga, rasanya ada yang kurang,” ujar Retnaningsih yang sudah lebih dari empat tahun berlatih yoga.
Namun, di kalangan awam, yoga semakin cepat populer karena gerakan-gerakannya yang unik dan indah. Belakangan, di kota-kota besar, termasuk Semarang, mulai dikenal inside flow yoga. Yoga jenis ini merupakan evolusi dari yoga vinyasa. Dalam inside flow yoga, napas dan gerakan tubuh diselaraskan dengan ketukan dan tempo musik pengiring.
Baca juga: Api Abadi Wayang Orang Ngesti Pandowo
Praktisi yoga menyebutnya seperti bernyanyi menggunakan tubuh. Jika dilihat, orang-orang yang sedang melakukan inside flow yoga memang tampak seperti sedang menari. Mereka melakukan gerakan-gerakan indah dan mengalir mengikuti lagu, tetapi dengan pengaturan napas.
”Yoga jenis ini mengajak seseorang untuk mengaktifkan memori otak. Sebab, dalam setiap lagu ada sekuens yang mesti dilakukan sesuai koreografi. Gerakan-gerakan itu harus dihafalkan,” ujar Ika Dani, guru inside flow yoga di Semarang. Menurut dia. peminat inside flow yoga mulai meluas. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya sanggar senam yang membuka kelas inside flow yoga.
Bagaimanapun, keindahan yoga tak sebatas pada gerakan-gerakannya. Dari gerakan yang dilatih penuh penghayatan, yoga menuntun manusia semakin sadar secara fisik dan mental untuk menuju pintu-pintu kebahagiaan. Namaste....
Baca juga: Semarang dalam Renjana Jalur Sepur Pertama di Indonesia