Unjuk Rasa Mahasiswa di Medan Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Pemindahan Ibu Kota
Gelombang unjuk rasa mahasiswa mulai muncul di Medan. Ribuan mahasiswa berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut. Mereka menolak kenaikan harga BBM, bahan pokok, PPN, pemindahan IKN, dan perpanjangan masa jabatan presiden
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gelombang unjuk rasa mahasiswa mulai muncul di Medan, Rabu (13/4/2022). Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara. Mereka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, harga bahan pokok, dan Pajak Pertambahan Nilai, pemindahan ibu kota negara, hingga perpanjangan masa jabatan presiden.
Mahasiswa mulai berunjuk rasa pada siang hari. Massa yang terdiri atas ribuan mahasiswa terpusat di Jalan Imam Bonjol di depan Gedung DPRD Sumut. Arus lalu lintas pun ditutup total di jalan tersebut. Selain itu, massa unjuk rasa juga terlihat di Bundaran SIB dan Simpang Glugur.
Massa unjuk rasa yang paling besar antara lain dari Kelompok Cipayung Plus. Mereka terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Medan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Medan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan, serta Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Medan.
Organisasi mahasiswa lainnya adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Medan, dan Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (Himmah) Medan. Anggota organisasi itu berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Medan.
Massa unjuk rasa berkumpul di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka Medan, sejak pagi. Setelah massa berkumpul, mereka berjalan menuju Gedung DPRD Sumut. Mereka menyampaikan aspirasi dengan membentangkan poster, spanduk, dan berorasi.
Para pemimpin organisasi secara bergantian menyampaikan orasi dari pengeras suara di atas mobil pikap. ”Kami sangat menyesalkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai menjadi 11 persen dan harga BBM di tengah ekonomi masyarakat yang sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Masyarakat pun makin sengsara dengan kenaikan harga bahan pokok,” kata Ketua GMKI Cabang Medan Irwan Maranata Siregar.
Irwan mengatakan, mereka meminta agar pemerintah mengurungkan niatnya menaikkan harga BBM jenis pertalite yang merupakan bahan bakar paling banyak dikonsumsi masyarakat. Daya beli masyarakat saat ini sedang tergerus karena kenaikan harga bahan pokok, seperti minyak goreng, kedelai, daging dan telur ayam ras, serta daging sapi.
Ketua PMII Medan Hastuty Nurjannasia Siregar pun meminta agar aspirasi mahasiswa tersebut disampaikan oleh DPRD Sumut kepada pemerintah pusat. Ia menyebut, pihaknya akan kembali berunjuk rasa jika tuntutan mereka tidak diterima oleh pemerintah.
Ketua IMM Kota Medan Tengku S Hakim menyatakan, organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus menolak proyek pemindahan ibu kota negara. ”Proyek ini menghabiskan anggaran ratusan triliun rupiah, padahal manfaatnya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Yang paling penting saat ini bagaimana menolong masyarakat yang sedang terpuruk ekonominya,” kata Hakim.
Massa pun sudah sempat ingin melakukan aksi bakar ban. Namun, setelah para pemimpin organisasi berembuk, mereka membatalkan rencana itu. Mereka menyebut, aksi itu bisa memicu keributan karena ditakutkan ada penyusup yang masuk ke dalam massa aksi. Beberapa kali tampak puluhan anak remaja ingin masuk ke dalam barisan, tetapi langsung diminta keluar oleh pengunjuk rasa.
Setelah Kelompok Cipayung selesai melakukan unjuk rasa, beberapa kelompok mahasiswa dari berbagai kampus pun melakukan aksi di depan Gedung DPRD Sumut. Mereka memakai jaket almamater dari berbagai kampus, seperti Universitas Islam Negeri Sumut, Universitas Muhammadiyah Sumut, dan Universitas Pembangunan Panca Budi.
Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting menerima pengunjuk rasa tersebut. Ia menyebut, DPRD Sumut akan menyampaikan aspirasi mahasiswa itu kepada pemerintah pusat.
”
Semua aspirasi ini akan kami sampaikan kepada pemerintah pusat. Kami meminta unjuk rasa mahasiswa dilakukan dengan damai,” kata Baskami.