Dicatut Namanya sebagai Inisiator Demo di Jakarta, Dosen FH UNS Sebut Difitnah
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Isharyanto disebut sebagai inisiator aksi unjuk rasa, di Jakarta, Senin (4/11/2022) ini. Ia menyebut namanya dicatut orang tak bertanggung jawab.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Isharyanto, disebut-sebut sebagai inisiator aksi unjuk rasa di Jakarta, Senin (4/11/2022) ini. Kabar tersebut tersebar lewat edaran pesan singkat. Isharyanto mengaku tak tahu-menahu soal aksi tersebut dan mengecam keras fitnah oleh pihak yang tak bertanggung jawab tersebut.
”Nama saya dicantumkan sebagai mentor atau kontributor aksi. Sepanjang menyebut nama saya, info tersebut tidak benar dan menyesatkan. Saya justru baru mendengar belakangan info ada aksi mahasiswa pada tanggal tersebut. Saya tambah kaget ketika menyebut nama saya sebagai mentor,” kata Isharyanto lewat pesan singkat, Senin siang.
Pesan singkat tersebut beredar di sejumlah grup media sosial Whatsapp. Isharyanto menerima edaran pesan singkat tersebut pada Minggu (10/4/2022) pagi. Dari pesan singkat tersebut, nama Isharyanto dicatut bersama sejumlah sosok lain, seperti Novel Baswedan, Busyro Muqoddas, Rizal Ramli, dan Zainal Arifin.
Menurut keterangan di pesan tersebut, aksi yang akan diadakan berjudul ”Tagih Istana Negara”. Pesertanya merupakan aliansi badan eksekutif mahasiswa (BEM) dari seluruh Indonesia. Bakal ada 47 perguruan tinggi yang ikut serta, di antaranya Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Hasanuddin Makassar, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Disebutkan pula ada aksi serentak di sejumlah kota besar, seperti Makassar, Solo, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Bogor, dan Palembang.
”Saya tidak tahu-menahu soal pencantuman nama itu dan mengecam keras siapa pun pelakunya yang telah menyebarkan informasi yang merugikan saya dan institusi UNS,” kata Isharyanto.
Saya tidak tahu-menahu soal pencantuman nama itu dan mengecam keras siapa pun pelakunya yang telah menyebarkan informasi yang merugikan saya dan institusi UNS. (Isharyanto)
Isharyanto menilai, pesan tersebut disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ia menyebutnya sebagai fitnah. Seolah ada upaya pembunuhan karakter untuknya dan perguruan tinggi tempatnya bernaung. Sebaran pesan tersebut dianggapnya juga dapat merusak citra UNS sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di kota itu.
Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Isharyanto perihal tersebut. Ia memastikan Isharyanto tidak terlibat dalam aksi tersebut. Menurut dia, sebaran pesan singkat itu menjadi dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Ia tak bisa menilai apakah itu dampak baik atau buruk atas kemajuan tersebut.
Di sisi lain, Jamal menjelaskan, Isharyanto juga menjabat sebagai Wakil Dekan III di Fakultas Hukum. Dalam jabatan itu, Isharyanto tak lagi mengurus soal kemahasiswaan. Urusan kemahasiswaan ditangani oleh Wakil Dekan I. Untuk itu, ia menduga, Isharyanto tak terkait dengan isu inisiator aksi unjuk rasa mengingat jabatannya tak lagi banyak berurusan dengan mahasiswa.
”Sejak diubah menjadi PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), kami ada perubahan. Dulu, WD (Wakil Dekan) III mengurus kemahasiswaan. Sekarang, urusan kemahasiswaan ditarik menjadi urusan WD I. Sejak saat itu, dia tidak banyak mengikuti kegiatan kemahasiswaan,” kata Jamal.
UNS ikut unjuk rasa
Dihubungi terpisah, Presiden BEM UNS Shoffan Mujahid menyampaikan, sejumlah perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut ikut serta dalam aksi unjuk rasa pada 11 April 2022, di Jakarta. Ada lebih dari 20 orang mahasiswa yang ikut serta. Mereka berangkat bersama-sama dari Surakarta dengan bus.
”Ini gerakan mahasiswa bersama-sama. Kami ingin menyuarakan aspirasi masyarakat sesuai tuntutan. Aksi langsung diikuti sampai ke Jakarta, biar apa yang ingin kami sampaikan bisa didengar wakil rakyat,” kata Shoffan.
Tuntutan yang diajukan sama dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Mereka meminta wakil rakyat bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Para wakil rakyat juga didesak mendengarkan aspirasi masyarakat, bukan aspirasi partai. Tuntutan-tuntutan lainnya, seperti stabilitasi harga kebutuhan pokok hingga pemberantasan mafia minyak goreng, juga akan disampaikan dalam aksi tersebut.
Terkait keikutsertaan mahasiswa UNS, Jamal tak mempersoalkannya. Ia hanya meminta agar para mahasiswa menyampaikan aspirasi secara baik. Mereka juga diharapkan bisa menjaga diri masing-masing. Jangan sampai terlibat dalam aksi-aksi yang membahayakan keselamatan.
”Tidak apa-apa. Ini bagian dari bagaimana kebebasan mengekspresikan pendapat. Tetapi, saya ingatkan, harus jaga diri. Pendapat disampaikan dengan baik. Harus bisa menjaga keamanan dan kerukunan. Tidak melontarkan kata-kata yang sifatnya kotor,” kata Jamal.