Presiden: Perkuat Keimanan dan Muliakan Kemanusiaan
Rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 berpuncak pada Dharma Santi Nasional 2022 yang digelar di Jakarta, Minggu (10/4/2022). Presiden menyatakan Nyepi menjadi momen memperkuat keimanan dan ketakwaan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 berpuncak pada Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi, yang digelar di Jakarta, Minggu (19/4/2022). Dalam pesannya, Presiden Joko Widodo mengingatkan dan mengajak umat Hindu untuk memperkuat keimanan dan memuliakan kemanusiaan.
Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944/2022 dilangsungkan secara hibrida, yakni digelar di Gedung Nusantara IV DPR RI di Jakarta dan juga ditayangkan secara langsung dari Jakarta.
Sejumlah tokoh yang terlihat hadir, antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga, dan Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Wisnu Bawa Tenaya.
Ketua Panitia Dharma Santi Nasional 2022 Brigadir Jenderal TNI Putra Widiastawa melaporkan, kegiatan Dharma Santi Nasional menjadi puncak perayaan Hari Suci Nyepi. Kegiatan Dharma Santi Nasional menjadi sebentuk silaturahmi antarsesama anak bangsa serangkaian Hari Suci Nyepi.
Pelaksanaan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 mengangkat tema, yakni, Aktualisasi Nilai Tat Twam Asi Dalam Moderasi Beragama Menuju Indonesia Tangguh. ”Ini sejalan dengan pencanangan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi,” kata Putra dalam laporannya.
Serangkaian kegiatan Dharma Santi Nasional 2022 itu ditayangkan ucapan selamat Hari Suci Nyepi dan pelaksanaan Dharma Santi Nasional dari sejumlah tokoh antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga.
Menolong orang lain dan menolong alam adalah juga menolong diri sendiri. (Joko Widodo)
Ditayangkan pula video ucapan selamat dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI AA Lanyalla Mahmud Mattalitti, serta Panglima TNI Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Dalam video yang ditayangkan saat acara Dharma Santi Nasional 2022 itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan ucapan selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dan menyatakan berterima kasih kepada seluruh umat Hindu di Tanah Air yang sudah bersama-sama berikhtiar serta bekerja keras membantu menangani pandemi Covid-19 dan dampak pandemi.
Joko Widodo mengajak semua pihak agar bersama-sama berdisiplin menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19. ”Kita semua berharap agar negara secepatnya bertransisi dari pandemi menuju endemi,” ujar Presiden.
Presiden menyatakan, Hari Suci Nyepi menjadi momen memperkuat sradha bhakti, atau keimanan dan ketakwaan, dan kesempatan mengasah jiwa kemanusiaan dengan membangun solidaritas serta peluang mengintrospeksi diri dalam upaya menuju kehidupan yang harmoni, damai, dan sejahtera.
Joko Widodo menyebutkan, ajaran Tat Twam Asi menjadi nilai moral untuk kembali memuliakan kemanusiaan dan menciptakan keharmonisan dalam kehidupan. ”Menolong orang lain dan menolong alam adalah juga menolong diri sendiri,” ujar Joko Widodo.
Presiden juga menyatakan perwujudan sradha bhakti, atau keimanan dan ketakwaan, juga dengan merawat dan memelihara sumber daya alam serta mengelola dan menggunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
”Melalui peringatan Hari Suci Nyepi, saya mengajak dan mengingatkan untuk menjaga gunung, menjaga hutan, menjaga danau dan sumber mata air sebagai wujud sradha bhakti,” kata Presiden.
Dalam kesempatan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Minggu (10/4/2022), Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memaparkan perihal empat pilar MPR RI dalam upaya menjaga kerukunan dan keharmonisan di Indonesia.
Bambang Soesatyo menyatakan, Nyepi menjadi momen introspeksi dan mawas diri dengan menjalankan empat pantangan, atau Catur Brata Penyepian, yakni amati geni, amati karya, amati lelungaan, dan amati lelanguan.
Empat pantangan itu, menurut Bambang Soesatyo, mengisyaratkan pengendalian diri, tidak menyampingkan pekerjaan rohani, mengintrospeksi diri dan berkontemplasi, serta tetap menjaga kejernihan hati dan pikiran.
Bambang Soesatyo juga menyatakan Dharma Santi juga bentuk penerapan Tri Hita Karana dengan menyelenggarakan silaturahmi yang bertujuan membangun kerukunan dan harmoni antarumat.
Ajaran Tat Twam Asi, yang bermakna ”aku adalah kau”, menjadi filosofi kemanusiaan. Dalam konsepsi kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut Bambang Soesatyo, ajaran Tat Twam Asi tecermin dalam sila kedua dari Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. ”Dewasa ini, membangun moderasi dalam kehidupan beragama menjadi isu penting,” kata Bambang Soesatyo.