Diburu Warga, Pemerintah dan Polisi Awasi Distribusi Minyak Goreng Curah di Lampung
Kenaikan harga minyak kemasan membuat banyak warga beralih membeli minyak goreng curah. Kondisi ini memicu kenaikan harga di pasaran. Pemda gencarkan operasi pasar dan awasi distribusi bersama polisi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harga jual minyak goreng curah di Lampung masih lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu, pasar murah digelar secara rutin guna mengantisipasi gejolak harga. Kepolisian Daerah Lampung turut mengawasi distribusi agar tidak terjadi penyimpangan.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung dan Lampung Selatan, Jumat (8/4/2022), harga jual minyak goreng curah berkisar Rp 18.000-Rp 20.000 per liter. Harga itu lebih tinggi dibandingkan dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter. Meski begitu, harga minyak goreng curah lebih murah dari jenis kemasan berkisar Rp 26.000-Rp 28.000 per liter.
Hayati (50), warga Kecamatan Natar, Lampung Selatan, menuturkan, ia beralih membeli minyak goreng curah sejak harga minyak kemasan melambung tinggi. Dalam sebulan, Hayati mengaku membutuhkan minyak goreng 5-6 liter untuk memasak.
Ia mengaku kesulitan mendapat minyak goreng curah sesuai HET Rp 14.000 per liter. Untuk bisa mendapat minyak goreng curah seharga Rp 18.000 per liter, ia juga harus membeli di toko bahan pokok besar di pasar. ”Minyak goreng curah susah didapat, warung-warung juga tidak ada yang jual,” kata Hayati.
Sementara itu, Tini (45), pedagang bahan pokok di pasar Rajabasa, Bandar Lampung, mengatakan, harga jual minyak goreng curah dari agen sudah di atas HET. Selain itu, pasokan minyak goreng curah juga terbatas. ”Barangnya enggak banyak. Satu minggu ini saya cuma dapat 15 liter,” ucap Tini.
Tini mengakui sejumlah pembeli kini beralih ke minyak goreng curah sejak harga minyak kemasan naik. Kendati lebih mahal dari HET yang ditetapkan pemerintah, minyak goreng curah tetap dicari karena harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis kemasan.
Terkait hal itu, Pemprov Lampung menggelar pasar murah minyak goreng curah. Pasar murah digelar di halaman kantor dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung setiap dua kali dalam sepekan. Pemda bekerja sama dengan produsen minyak goreng curah untuk menjual sekitar 200 liter dalam setiap kegiatan operasi pasar dengan harga Rp 14.000 per liter.
Laksmi (35), warga Kota Bandar Lampung, menuturkan, operasi pasar murah yang digelar pemda sangat membantu masyarakat. Sebagai penjual gorengan, ia mengaku sangat terdampak kenaikan harga minyak kemasan.
Dalam sebulan, ia membutuhkan 15-20 liter minyak goreng untuk menjalankan usaha. Ia berharap, pasar murah minyak goreng ini bisa terus digelar selama harga jual minyak kemasan di pasaran masih tinggi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Elvira Umihanni menuturkan, sudah ada empat produsen yang bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng curah di Lampung. Setiap bulan, sekitar 8.000 liter minyak goreng curah akan didistribusikan ke masyarakat.
Pemda juga telah berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Lampung untuk turut mengawasi distribusi minyak goreng curah. Hal ini penting agar tidak ada penyimpangan dalam rantai distribusi sehingga masyarakat mendapat minyak goreng curah sesuai harga HET.
Pemda juga telah berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Lampung untuk turut mengawasi distribusi minyak goreng curah.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Lampung Inspektur Jenderal Hendro Sugiatno menyampaikan, pihaknya telah meninjau sejumlah perusahaan minyak goreng curah di Lampung. Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan tidak ada kendala dalam produksi minyak goreng curah.
Dari hasil kunjungan ke PT Sinar, salah satu produsen, pihaknya mendapat informasi bahwa distribusi minyak goreng curah dari perusahaan itu sebanyak 4.800 ton. Dari jumlah itu, 2.800 ton minyak goreng curah akan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan warga Lampung. Sementara 2.000 ton sisanya akan didistribusikan ke daerah sekitar Lampung yang membutuhkan pasokan.
Menurut dia, aparat Polda Lampung akan mengawasi distribusi minyak goreng curah agar tidak terjadi penyimpangan. Pihaknya akan menindak tegas oknum yang sengaja melakukan penimbunan atau penyimpangan dengan menjual minyak curah dengan harga tinggi sehingga memberatkan masyarakat.