Kejahatan Jalanan yang Tewaskan Satu Orang di Yogyakarta Berawal dari “Bleyer” Motor
Kejahatan jalanan yang menewaskan satu orang di Yogyakarta, Minggu (3/4/2022), didahului kejar-kejaran kelompok pelaku dan kelompok korban. Kejar-kejaran terjadi seusai kelompok pelaku membleyer gas sepeda motor.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kejahatan jalanan yang menewaskan satu orang di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (3/4/2022) dini hari kemarin, ternyata didahului kejar-kejaran antara kelompok pelaku dengan kelompok korban. Kejar-kejaran terjadi setelah kelompok pelaku membleyer atau memainkan gas sepeda motor di depan kelompok korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi, Senin (4/4/2022), mengatakan, kejahatan jalanan tersebut terjadi di Jalan Gedongkuning, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, pada Minggu sekitar pukul 02.10. Korban yang meninggal dalam peristiwa itu berinisial D dan berusia 17 tahun (sebelumnya ditulis 18 tahun).
Ade memaparkan, kejadian itu berawal saat D bersama enam orang temannya pergi bersama-sama mengendarai lima sepeda motor pada Minggu dini hari. Rombongan itu kemudian berhenti di sebuah warung makan tak jauh dari lokasi kejadian. Pada saat itulah rombongan pelaku yang terdiri dari lima orang dan mengendarai dua sepeda motor lewat di depan warung makan tersebut.
Menurut Ade, rombongan pelaku lalu membleyer atau memainkan gas sepeda motor. ”Mereka membleyer seperti mengejek. Hal inilah yang menjadi pemicu. Karena membleyer itu, kelompok korban berusaha mengejar kelompok pelaku di Jalan Gedongkuning,” ujarnya di Markas Polda DIY, Kabupaten Sleman, DIY.
Ade menambahkan, ada empat sepeda motor dari kelompok korban yang mengejar kelompok pelaku. Salah satu orang yang ikut mengejar itu adalah D. Setelah kelompok korban mengejar, kelompok pelaku justru berhenti dan berputar balik untuk menunggu korban dan teman-temannya. Pada saat itulah terjadi penyerangan dengan gir sepeda motor kepada korban.
”Korban mengalami luka di bagian muka akibat kekerasan dengan benda tajam. Berdasarkan keterangan para saksi, (penyerangan) itu menggunakan gir,” tutur Ade.
Setelah peristiwa tersebut, rombongan pelaku melarikan diri. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Dr Hardjolukito, Kabupaten Bantul, DIY. Namun, dia kemudian meninggal. Jenazah korban telah dimakamkan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Minggu siang.
Ade menyebutkan, setelah kejadian tersebut, polisi telah melakukan tiga kali olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa tersebut. ”Kami masih melakukan pendalaman, olah TKP terus kita lakukan berkali-kali untuk mencari saksi lagi,” katanya.
Ade menyatakan, jajaran Polda DIY terus melakukan patroli di berbagai wilayah DIY untuk mencegah berulangnya peristiwa kejahatan jalanan. Selain itu, Polda DIY juga melakukan proses penegakan hukum terhadap para pelaku kejahatan jalanan untuk menimbulkan efek jera. ”Beberapa kasus kejahatan jalanan yang terjadi dua bulan terakhir sudah kita ungkap semua,” ujarnya.
Ade juga mengimbau para orangtua untuk mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama yang berusia remaja. Hal ini karena kasus kejahatan jalanan yang terjadi di DIY kerap melibatkan para remaja. Oleh karena itu, para orangtua diminta melarang anak-anak mereka untuk keluar rumah pada larut malam atau dini hari.
”Orangtua harus mengingatkan dan menjaga putra-putra kita agar tidak melakukan aktivitas di malam hari atau dini hari karena kejahatan jalanan ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ungkap Ade.
Pelajar SMA
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Slamet Purwo, mengatakan, pemuda berinisial D yang menjadi korban kejahatan jalanan itu merupakan siswa di sekolahnya. Slamet menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, pada Minggu dini hari itu, D dan beberapa temannya pergi naik sepeda motor untuk mencari makan sahur. Namun, dalam perjalanan itu justru terjadi penyerangan terhadap D.
D dan beberapa temannya pergi naik sepeda motor untuk mencari makan sahur. (Slamet Purwo)
Menurut Slamet, D meninggal pada Minggu sekitar pukul 09.30 di RSPAU Dr Hardjolukito dan jenazahnya dimakamkan di Kebumen. Dia menuturkan, D memang berasal dari Kebumen sehingga sehari-hari dia tinggal di tempat kos di Yogyakarta. Sejumlah guru, tenaga pendidikan, serta perwakilan siswa dan orangtua siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta juga ikut mengantar jenazah D ke Kabumen.
Slamet menuturkan, D merupakan siswa kelas XI IPS 3 dan berusia 17 tahun. Sehari-hari, D dikenal sebagai anak yang baik dan aktif di organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Bahkan, beberapa hari sebelumnya, D juga terlibat dalam panitia pentas seni di sekolahnya. ”Sehari-hari, dia anaknya tidak nakal,” katanya.
Setelah kejadian tersebut, Slamet mengatakan, pihak sekolah telah mengimbau para orangtua untuk meningkatkan pendampingan kepada anak-anaknya. Pendampingan dari orangtua ini sangat penting untuk mencegah berulangnya kasus kejahatan jalanan yang melibatkan pelajar.
”Kami berharap, kasus ini tidak terulang lagi. Setelah kejadian ini, kami dari sekolah menyampaikan kepada orangtua untuk lebih meningkatkan pendampingan kepada anak-anak agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang,” ungkap Slamet.