Papua Belum Nikmati Minyak Goreng Curah Bersubsidi
Distribusi minyak goreng curah bersubsidi ke Papua belum terealisasi hingga awal bulan puasa. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah terdampak dengan tingginya harga minyak goreng nonsubsidi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Distribusi minyak goreng curah bersubsidi ke wilayah Provinsi Papua belum terealisasi hingga memasuki Ramadhan ini. Padahal, masyarakat telah menantikan kebutuhan pokok yang harga eceran tertingginya ditetapkan pemerintah Rp 14.000 per liter ini.
Marthen Tangalele, salah satu pedagang di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, saat dihubungi pada Minggu (3/4/2022), mengungkapkan, harga minyak goreng nonsubsidi di daerahnya saat ini tembus Rp 40.000 per liter. Minyak goreng curah belum tersedia di kabupaten di wilayah pegunungan tersebut.
Ia memaparkan, selain minyak goreng nonsubsidi, sejumlah harga barang kebutuhan pokok lainnya juga melonjak di Yalimo. Ini, misalnya, gula pasir dan tepung terigu yang mencapai Rp 30.000 per kilogram.
Yalimo termasuk salah satu kabupaten di kawasan pegunungan tengah Papua. Yalimo juga merupakan salah satu jalur distribusi barang kebutuhan pokok melalui jalan Trans-Papua Jayapura-Wamena sepanjang 575 kilometer.
”Masyarakat sangat mengeluhkan harga minyak goreng dalam kemasan yang mahal. Seandainya ada minyak goreng curah, pasti sangat membantu masyarakat di tengah kondisi ekonomi saat ini,” ungkap Marthen.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa menuturkan, harga minyak goreng nonsubsidi di daerah pegunungan Papua yang mencapai Rp 40.000 per liter sangat memberatkan masyarakat. ”Mayoritas masyarakat di Tolikara adalah petani dan tidak memiliki penghasilan tetap. Janji pemerintah untuk menyediakan minyak goreng bersubsidi dinantikan masyarakat,” katanya.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Baji Idrus, di Kota Jayapura, mengakui, belum tersedianya minyak goreng curah di Papua. Dari pantauan dinas, harga minyak goreng berkisar Rp 27.000 hingga Rp 32.000 per liter.
”Kami juga masih menantikan realisasi distribusi minyak goreng curah dari Kementerian Perdagangan ke Papua. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang tidak mampu menggunakan minyak goreng nonsubsidi karena harganya yang dinilai mahal,” tutur Baji.
Ia menambahkan, harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Jayapura, ibu kota Papua, juga melonjak pada awal Ramadhan ini. Salah satunya harga gula pasir yang naik dari Rp 13.000 per kilogram menjadi Rp 15.000-Rp 16.000 per kg.
Sementara itu, harga tepung terigu juga naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 13.000 per kg. Adapun harga cabai rawit melonjak dua kali lipat, yakni dari Rp 50.000 per kg menjadi Rp 100.000-105.000 per kg.