Angin kencang kembali melanda Wonosobo. Tidak ada korban jiwa, tapi belasan rumah rusak. Warga diimbau waspada.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
ARSIP BPBD WONOSOBO
Atap kios rusak akibat tertimpa pohon tumbang di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (2/4/2022).
WONOSOBO, KOMPAS - Angin kencang kembali melanda Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (2/4/2022) siang hingga petang. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Namun, kerugian material mencapai Rp 50 juta.
”Banyak rumah rusak terkena angin kencang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Wonosobo Bambang Tri saat dihubungi, Minggu (3/4/2022).
Bambang mengatakan, di Kelurahan Rojoimo, Kecamatan Wonosobo, angin menerbangkan atap seng rumah warga. Total rumah rusak di wilayah ini ada sembilan unit. ”Kejadian pukul 13.00. Saat itu ada hujan lebat disertai angin kencang. Total kerugian mencapai Rp 25 juta,” kata Bambang.
Atap rumah warga rusak akibat angin kencang di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (2/4/2022).
Selain itu, kata Bambang, tujuh rumah dan satu kandang sapi rusak akibat angin kencang di Desa Tumenggungan, Kecamatan Selomerto, pukul 14.00. ”Kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah seng. Total kerugian sekitar Rp 10 juta,” ujarnya.
Angin kencang juga melanda wilayah Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo, sehingga membuat tiga rumah rusak. Sebuah pohon tumbang akibat angin kencang dan menimpa dua kios di Pasar Induk Wonosobo. Pohon tumbang juga terjadi di jalan sekitar Desa Winongsari dan Desa Kadipaten sehingga sempat membuat kemacetan lalu lintas.
”Kami mengimbau masyarakat berhati-hati saat melintas di pohon besar, apalagi saat hujan besar,” kata Bambang.
Akibat angin kencang, pohon tumbang dan menimpa rumah di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019) sore. Potensi angin kencang diprediksi masih terjadi hingga awal Januari 2020. Masyarakat diimbau waspada.
Sebelumnya, pada 30 Maret 2022, angin kencang juga melanda Wonosobo di Dusun Genting di Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar. Saat itu, 15 rumah rusak dengan kerugian mencapai Rp 195 juta. Angin kencang juga menerjang Dusun Bakalan di Desa Bowongso dan menyebabkan dua rumah rusak dengan total kerugian mencapai Rp 5 juta.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan menyebutkan, sebagian Jateng selatan mulai memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Akibatnya, potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang perlu diwaspadai.
Menurut Rendi, di masa transisi itu terdapat pertumbuhan awan kumulonimbus yang dampaknya bisa menyebabkan kondisi cuaca ekstrem saat awan konvektif itu sudah memasuki masa aktif. Hal itu diprediksi akan terjadi hingga memasuki masa musim kemarau.
Di Wonosobo awal musim kemarau diperkirakan pada Juni dasarian tiga. Adapun puncak musim kemarau di Jawa Tengah diprediksi terjadi pada Juli-September.